Mengajarkan Pancasila adalah hal mudah sekaligus rumit pada era millennial ini. Â Saat pertumbuhan informasi seolah meledak tak terkendali. Namun, sulit bukan berarti tak bisa untuk dilakukan. Karena Pancasila adalah Dasar Ideologi bangsa, menjadi hal yang mutlak sejak dini untuk ditanamkan pada pemikiran-pemikiran generasi yang lahir di bumi Nusantara.
Pancasila menempati ruang tertinggi bagi seluruh warga negara Indonesia, bahkan seluruh dunia mengakui kemurnian nilai-nilai Pancasila dapat mengguncang dunia saat di sah-kan menjadi Dasar Negara Indonesia. Pancasila dengan kekuatannya mampu menyatukan semua elemen dari segala perspektif golongan para pendiri bangsa.
Dahsyatnya Pancasila telah terbukti dari masa ke masa, hingga masa yang penuh carut marut tak terjeda yang terjadi saat ini. Tanpa kita sadari generasi yang memegang teguh nilai-nilai Pancasila masih nyata, masih mampu berdiri di antara para angkara, meskipun pergolakan dan penghianatan tatanan nilai juga sedang merajalela tanpa rasa malu dan salah.
Sebagai warga negara kita harus meyakini, bahwa generasi Indonesia tak sehancur kekhawatiran kita, banyak pewaris tahta yang masih mengakar-kan Pancasila pada setiap lakunya. Tuhan tak akan pernah membiarkan takdir kemerdekaan kita terenggut begitu saja, oleh sebab itu kita juga tak boleh memupuk rasa menyerah.Â
Berhenti berpikir pesimis, dan apatis. Mulai yakinkan kembali pewaris Pancasila masih mampu berkuasa di bumi Indonesia tercinta. Kita akan buktikan bersama bahwa Pancasila memang bagian takdir dari kemerdekaan negara kita. Karena keyakinan yang kuat tentu akan mengantarkan energi yang lebih hebat untuk membuktikan bahwa nilai-nilai tiap sila Pancasila masihlah mencengkram hati rakyat Indonesia.
Di segala era dan masa, Pendidikan adalah ujung tombak pembentukan generasi bangsa. Bahkan di tengah diskusi panjang tak berkesudahan tentang berubahnya kurikulum, sejatinya Pancasila masih jadi penopang berjalannya dasar Pendidikan karakter negeri ini.Â
Tak perlu kita debat kusir tentang berbagai istilah yang berubah dari masa ke masa dan dari perubahan kurikulum yang akan terus berubah dari setiap jaman, yang perlu kita pertahankan adalah kemurnian nilai Pancasila, yang telah terbukti tetap menjadi obat penawar di setiap masa.
Hampir semua tulisan, pidato, bahkan lagu jiwa anak negeri ini menginginkan Pancasila jangan hanya sebagai pelengkap hikmatnya upacara bendera, atau hanya menjadi rumusan kalimat yang wajib dihapal oleh setiap warga negara.
Bukankah hal ini menunjukkan betapa banyak cinta yang masih melimpah untuk mempertahankan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, berita indah tentang bagaimana indahnya toleransi perlu kita unggah dan jadikan konsumsi yang paling menakjubkan untuk dijaga.Â
Berhenti meruncingkan perdebatan antar agama, bungkam ego untuk menunjukkan arogansi kefanatikan kita. Karena setiap penganut agama sudah pasti merasa agamanya lah yang paling benar di hati mereka. Kita memang punya rasa yang sama, meskipun keyakinan kita tetaplah berbeda.
Saatnya menumbuhkan keyakinan, bahwa kita sama-sama membutuhkan keadilan dan kesantunan rasa yang diamanatkan Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Kita masih ada dalam Rahim yang sama, masih ada dalam dada gagahnya Garuda Pancasila, dipersatukan oleh lambang Bhineka Tunggal Ika yang erat tak terlepas dari cengkraman kakinya. Pada dasarnya kita memang lahir dari rasa yang sama, meski wajah dan kadang budaya kita berbhineka tapi keragaman ini adalah hal yang harus membuat kita bangga karena tak semua negara memiliki keragaman yang kaya seperti Indonesia kita tercinta.
Budaya yang kaya sudah pasti melatarbelakangi cara berpikir kita yang tentu dapat menumbuhkan percikan dinamika. Namun, Kembali lagi bukankah kita lahir dari rasa yang sama, dengan tujuan yang sama untuk lepas dari segala bentuk penindasan.Â
Kita lahir dari berbagai perspektif dan cara pandang, hanya dengan mengokohkan nilai Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Pancasila, kita kembali pada sejarah, bahwa negara ini berdiri dari banyak pikiran dan tenaga. Pendiri negeri ini bukanlah satu orang atau satu kelompok saja, bahkan ribuan nyawa telah banyak berkorban untuk mengibarkan Merah Putih di seluruh penjuru Nusantara.
Untuk mewujudkan kembalinya nilai-nilai murni Pancasila, rasa Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi kunci rasa bagi kita semua. Karena hanya dengan benar-benar berbuat adil secara fisik dan mental kita bisa meyakinkan, bahwa kita memang mewujudkan nilai murni keutuhan dari Ketuhanan, meninggikan tuntunan adab norma, menumbuhkan kegotongroyongan untuk saling menguatkan persaudaraan, saling mendengar dan menyatukan ide dan gagasan yang bukan lagi menunjukkan keangkuhan kelompok atau golongan semata.
Saatnya kita meyakini, kita masih mampu menjaga kemurnian Pancasila dalam setiap pergantian masa, bukan hanya di lisan dan slogan semata. Pancasila harus hidup dalam pemikiran segenap rakyat Indonesia, dan mengalir dalam setiap kelahiran generasi negeri kita tercinta. Pancasila bukan sekedar rumasan kata tanpa makna, tapi kalimat-kalimat sakti yang menjadi tonggak keutuhan bangsa. dan mengokohkan bahwa kita memang lahir dari gagahnya Pancasila. Jadikan Pancasila jadi satu-satunya ideologi yang menjadi pemenang di pikiran dan jiwa setiap generasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI