Dibandingkan dengan metode pencitraan lain seperti USG atau CT scan, MRI adalah prosedur pencitraan yang mahal. Baik pasien maupun fasilitas medis dapat menghadapi tantangan karena biaya yang tinggi.Tergantung pada kompleksitas studi, proses MRI dapat memakan waktu antara tiga puluh hingga enam puluh menit. Bagi pasien yang mengalami kesulitan berbaring diam untuk waktu yang lama, ini dapat menjadi tugas yang sulit. Tidak semua rumah sakit atau klinik memiliki mesin MRI, terutama di negara berkembang atau pedesaan. Ini dapat membatasi ketersediaan pemeriksaan ini untuk beberapa pasien. Karena implan logam seperti pacemaker, klip aneurisma, atau perangkat medis lainnya dapat mengganggu medan magnet yang kuat, pasien dengan implan logam mungkin tidak dapat menjalani MRI.
Meskipun magnetik resonansi magnetik (MRI) adalah alat yang sangat berguna dan canggih untuk pemeriksaan hepatomegali dan kondisi hati lainnya, kelemahan di atas harus dipertimbangkan saat memilih metode pencitraan yang tepat. Untuk menentukan apakah MRI adalah opsi yang paling sesuai, evaluasi klinis dan kebutuhan unik pasien harus dipertimbangkan.
Kedokteran Nuklir
Kedokteran nuklir merupakan prosedur dalam pencitraan medis yang menggunakan zat radioaktif untuk melakukan diagnosis dan juga terapi. Zat radioaktif atau biasa dikenal dengan radioisotop akan dicampur dengan radiofarmaka yang berupa obat tertentu agar pada saat injeksi obat akan berhenti pada organ tertentu tergantung radiofarmaka yang digunakan. Prosedur kedokteran nuklir juga bisa digunakan untuk mendiagnosis area hati manusia.
Pada pemeriksaan kedokteran nuklir untuk indikasi hepatomegali diperlukan persiapan pasien yaitu pasien akan diminta untuk menggunakan pakaian yang tidak mengandung logam karena logam dapat mengganggu citra yang dihasilkan oleh kamera gamma. Pasien juga mungkin perlu menjaga pola makan tertentu atau menghindari minum air sebelum pemeriksaan tergantung pada jenis radiotracer yang digunakan.
Kemudian dilakukan pemasukkan radioisotop dan radiofarmaka atau biasa disebut dengan radiotracer. Pasien diberikan radiotracer intravena. Radiotracer ini telah dimodifikasi untuk menumpuk di organ atau area tubuh tertentu, atau untuk menunjukkan fungsi biologis tertentu. Misalnya 99mTc-sulfur koloid menumpuk di hati. Setelah radiotracer menyebar di dalam tubuh, pasien diletakkan di bawah kamera gamma. Kamera ini mengambil gambaran dari organ atau area tubuh yang ditargetkan selama periode waktu tertentu. Durasi pengambilan gambar dapat bervariasi tergantung pada tujuan pemeriksaan.
Selanjutnya untuk hasil citra pada kedokteran nuklir, gambaran yang dihasilkan kemudian dianalisis oleh teknisi atau dokter radiologi. Mereka mencari pola atau perubahan dalam distribusi radiotracer yang mungkin menunjukkan kondisi patologis. Misalnya penumpukan radiotracer yang tidak normal di hati mungkin menunjukkan adanya tumor atau infeksi. Dan yang terakhir terdapat kekurangan dan kelebihan dari kasus hepatomegali.
Kelebihan:Â
- Teknik ini tidak memerlukan intervensi bedah atau biopsi.
- Dapat memberikan informasi tentang fungsi hati dan distribusi radiotracer.
- Beberapa radiotracer dirancang untuk menunjukkan aktivitas biologis atau fisiologis tertentu yang dapat membantu dalam diagnosis dan evaluasi penyakit hati.
Kekurangan: Â
Dibandingkan dengan metode imaging lainnya seperti CT atau MRI kualitas citra anatomi mungkin kurang tinggi karena hanya berfokus pada patologis yang terkandung dalam suatu organ.