Mohon tunggu...
Dyah Puranti
Dyah Puranti Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 2 Purbalingga Lor

Saya adalah guru yang berkecimpung dalam pendidikan dasar, terutama SD.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompetensi Sosial Emosional

16 Agustus 2023   21:38 Diperbarui: 16 Agustus 2023   21:57 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Hadjar Dewantara dalam Filosofi Pendidikan Nasional, membedakan istilah  pengajaran dan Pendidikan. Pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Pendidikan (opvoeding) memberi tuntutan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia atau anggota masyarakat.

Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya. Pendidikan merupakan proses menuntun anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong dalam memberi tuntutan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Murid akan diberikan Pendidikan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, memiliki budi pekerti, dan memiliki nilai-nilai keberagaman serta nilai-nilai kemanusiaan.

            Pendidikan di sekolah, selain proses pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum, di sekolah, juga perlu menerapkan pembelajaran sosial dan emosional. Pembelajaran ini dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. 

Proses kolaboratif ini memungkinkan anak dan pendidik serta tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat (1) memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri), (2) menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri), (3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), (4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi), dan (5) membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

            Tujuan dari pelaksanaan pembelajaran sosial emosional adalah supaya murid memiliki rasa well-being atau kesejahteraan psikologis; sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. 

Murid juga diharapkan dapat memiliki rasa mindfulness atau Kesadaran penuh, yaitu kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan.

            Proses pembelajaran sosial emosional di sekolah dapat dilaksanakan dengan cara (1) pengajaran secara eksplisit - murid secara khusus memiliki kesempatan untuk menumbuhkan, melatih, dan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan selaras dengan perkembangan budaya.

(2) integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik - tujuan Kompetensi Sosial Emosional diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, musik, seni, dan pendidikan jasmani. dan (3) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah - lingkungan belajar di seluruh sekolah dan kelas mendukung pengembangan kompetensi sosial dan emosional, responsif secara budaya, dan berfokus pada upaya membangun hubungan dan komunitas.

Ada 5 kompetensi pembelajaran sosial dan emosional yaitu :

Kesadaran Diri : kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Manajemen Diri : kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun