KARANGANYAR. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia, implementasi dari tri darma perguruan tinggi tersebut tetap harus dilaksanakan. Begitu juga Universitas Sebelas Maret (UNS) yang merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia pada Jumat, 15 Mei 2020 menerjunkan lebih dari 2000 mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tempat tinggal masing-masing. Pembekalan serta penerjunan Mahasiswa KKN oleh Rektor UNS dilaksanakan secara virtual melalui ZOOM meeting.
Dyah Pramesti, salah satu mahasiswa Pendidikan IPA FKIP UNS, melaksanakan KKN UNS COVID-19 Batch 2 selama kurang lebih 45 hari yang terhitung sejak 15 Mei hingga 30 Juni lalu. Lokasi pelaksanaan KKN COVID-19 berada di Dusun Mojorejo RT 01/06, Desa Jeruksawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar dengan tema pendidikan selama COVID-19 dibawah bimbingan Bapak Drs. Harjana, M.Si., M.Sc., Ph.D.
Program yang dilaksanakan antara lain sosialisasi online dan pembuatan poster mengenai COVID-19, pelatihan pembuatan instalasi budidaya ikan lele dalam ember (budikdamber), tutorial pembuatan handsanitizer, pelatihan pembuatan masker kain, edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Â dan pendampingan belajar bagi siswa.
Kurangnya pemahaman masyarakat terkait COVID-19 mendorong Dyah untuk melakukan sosialisasi apa yang berkaitan dengan COVID-19, baik pengertian, cara pencegahan, cara penularan dan fakta maupun mitos COVID-19. "Sosialisasi dilakukan melalui whatsapp group yang dibuat khusus untuk Kegiatan KKN COVID-19 ini, melalui whatsapp group tersebut saya membagikan informasi terkait COVID-19. Selain online, Saya juga mencetak poster untuk dibagikan dan di sosialisasikan kepada warga.", ujar Dyah Pramesti. Adanya sosialisasi ini mampu meningkatkan pemahaman warga Dusun Mojorejo tentang COVID-19 dan  tetap menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia juga berdampak pada bidang pendidikan, selama masa pandemic siswa diharuskan untuk belajar di rumah. Pembelajaran secara daring dilakukan di semua jenjang pendidikan, hal itulah yang menjadi kendala bagi siswa dan guru karena sebagian dari mereka belum paham terhadap teknologi yang ada. Apalagi bagi siswa yang masih duduk di kelas 1 SD maupun TK, pembelajaran daring tidak dapat terlaksana dengan baik. "Anak saya sebenarnya sudah bisa membaca namun setelah adanya kebijakan belajar di rumah selama kurang lebih 3 bulan ini, dia jadi lupa huruf-hurufnya.", ujar salah satu orang tua siswa. Untuk itu program pendampingan belajar bagi siswa sangat diperlukan agar siswa paham terhadap materi walaupun pembelajaran dilakukan secara daring. Dyah mengatakan bahwa anak-anak sangat antusias selama program pendampingan belajar ini, karena sebelumnya hanya orang tua saja yang mendampingi belajar dan terkadang orangtua siswa juga tidak paham terhadap materi serta tugas yang diberikan oleh guru.
Selain pendampingan belajar materi sekolah, Dyah juga melakukan edukasi kepada anak-anak Dusun Mojorejo mengenai cara cuci tangan yang baik dan benar, edukasi tentang COVID-19 melalui gambar, dan mengajak anak untuk menanam sayur di polybag. Tujuan dari program ini agar anak memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar, tidak hanya bermain saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H