Dyah Nuri Wijayanti (Mahasiswi PGSD Universitas Negeri Semarang) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen PGSD Universitas Negeri Semarang)
Seni merupakan ekspresi untuk menyampaikan pandangan, ide seseorang melalui karya. Dalam konteks pendidikan, seni sangat penting untuk diajarkan sedari dini agar kita dapat memahami budaya yang ada dan mengembangkan keterampilan yang kita miliki. Pendidikan seni pada Sekolah Dasar merupakan hal yang memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak khususnya pada saat usia Sekolah Dasar. Dengan seni maka anak akan mampu mengekspresikan dirinya, selain itu anak dapat memiliki kreatifitas yang tinggi dan keterampilan yang beragam dimana tahap perkembangan anak sangat baik. Saat ini pendidikan seni Sekolah Dasar di Indonesia rata-rata hanya berfokus pada seni rupa, padahal yang kita ketahui bahwa tidak hanya seni rupa di dunia ini. Tetapi ada juga seni tari, seni musik, seni sastra, seni teater dan masih banyak lagi. Sebenarnya sudah ada beberapa Sekolah Dasar yang menerapkan beberapa seni selain seni rupa tetapi secara garis besar seni rupa masih dalam kategori mendominasi pendidikan Seni di Sekolah Dasar.
Kenapa?
Perkembangan seni rupa di Sekolah Dasar masih mendominasi karena seni rupa tidak membutuhkan fasilitas yang khusus, seni rupa hanya membutuhkan alat dan bahan yang sederhana seperti kertas, pensil, pewarna. Hal itulah yang membuat pendidikan seni rupa mendominasi Sekolah Dasar. Tidak hanya itu, dengan adanya seni rupa di Sekolah Dasar siswa akan mempunyai ruang besar untuk mengekspresikan perasaan dan imajinasi mereka secara langsung. Dalam kurikulum saat ini, seni rupa mempunyai sifat yang sederhana dibandingkan dengan pendidikan seni musik atau seni tari di Sekolah Dasar.
Alasan lain yang mendominasi pendidikan seni rupa di sekolah dasar yaitu terbatasnya kompetensi guru dimana guru kurang memiliki pendidikan khusus  tentang seni dan kurikulum yang saat ini sudah padat membuat guru terpaksa lebih memprioritaskan mata pelajaran inti sehingga sering kali seni menjadi kegiatan tambahan oleh guru. Yang kita ketahui bahwa pendidikan seni rupa lebih mudah dikelola dalam waktu singkat dibandingkan dengan seni musik atau seni tari, oleh karena itu hal ini membuatnya lebih mudah diintegrasikan dalam jadwal sekolah yang padat.
Untuk pendidikan seni tari dan seni musik sebagian masuk ke dalam ekstrakurikuler atau mata pelajaran yang bisa diikuti atau tidak wajib untuk diikuti. Banyak masyarakat menganggap bahwa seni rupa adalah "seni yang paling mudah untuk dipahami" karena dianggap sesuai dengan harapan sosial tentang pendidikan seni di usia sekolah dasar.
Agar pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat berkembang dan lebih efektif, maka perlu adanya upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memberikan pelatihan tambahan pada guru seperti seni musik dan seni tari serta menyediakan sumber daya yang dapat memadai untuk pembelajaran seni di sekolah dasar. Dengan upaya tersebut, maka akan tercipta perkembangan seni yang dibentuk sedari dasar dan menjadikan anak mengetahui kreatifitasnya apakah lebih condong ke dalam seni rupa, seni tari atau seni musik.
Sebagai calon pengajar di masa depan, mari kita berupaya untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki agar nantinya anak murid kita bisa mendapatkan manfaat yang berguna untuk masa depannya. Selain itu, mereka dapat memetik sebuah pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan disekolah bersama kita dengan belajar berbagai seni.
Beberapa upaya selain yang disebutkan di atas, kita dapat mengkombinasikan seni-seni yang ada agar peserta didik dapat tertarik untuk belajar seni dan melestarikan kreatifitas yang mereka miliki sebagai bagian dari tiga ranah utama dalam pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotorik), pembelajaran dan pengembangan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Lalu bagaimana pendapat kalian tentang seni rupa yang mendominasi Sekolah Dasar? Apakah perlu adanya penerapan seni-seni lain seperti seni musik dan seni tari? Lantas apakah hal tersebut akan memberikan dampak positif atau justru dampak negatif pada peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H