Mohon tunggu...
dyahmeritha
dyahmeritha Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Gak tau kenapa aku merasa hanya lewat tulisan aku bisa menggambarkan semua perasaan, pikiran yang aku pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film Adegan Dewasa Kok Lolos? Kemana Peran Lembaga Sensor Film?

5 Desember 2024   08:26 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digitalisasi dan kemajuan teknologi informasi, tanggung jawab lembaga penyiaran dan lembaga sensor semakin besar untuk memastikan konten yang ditayangkan di televisi atau media streaming tetap sesuai dengan norma sosial, budaya, dan hukum di Indonesia. Kasus lolosnya film atau adegan dewasa tanpa penyensoran menjadi sorotan publik, mencerminkan perlunya perbaikan dalam sistem penyaringan konten.

Peran dan Tanggung Jawab Lembaga Penyiaran

Lembaga penyiaran bertugas sebagai penyedia informasi, hiburan, dan edukasi kepada masyarakat. Namun, mereka juga memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menyaring konten yang disiarkan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, lembaga penyiaran diwajibkan memastikan bahwa semua konten yang ditayangkan tidak melanggar nilai-nilai kesusilaan, tidak merugikan anak-anak, dan sesuai dengan peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Sayangnya, kasus lolosnya adegan dewasa yang tidak sesuai dengan standar penyensoran menunjukkan adanya kelemahan dalam pengawasan internal atau kolaborasi dengan lembaga sensor.

Tanggung Jawab Lembaga Sensor Film (LSF)

Lembaga Sensor Film (LSF) memiliki kewenangan untuk menyaring film dan tayangan sebelum dirilis ke publik, baik untuk bioskop, televisi, maupun platform digital. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2014, LSF bertugas menyunting adegan yang dianggap tidak sesuai untuk ditayangkan kepada khalayak umum, khususnya yang bersifat vulgar atau eksplisit.

Namun, beberapa celah sering kali muncul:

  1. Keterbatasan Tenaga dan Teknologi: Proses sensor masih sering dilakukan secara manual, sementara jumlah konten yang harus disaring terus meningkat.
  2. Peningkatan Distribusi Digital: Banyak platform daring yang tidak terjangkau oleh pengawasan LSF.
  3. Ketidaksesuaian Klasifikasi: Kadang, film dengan rating tertentu tetap menampilkan adegan yang tidak pantas untuk kategori audiens tersebut.

Dampak Lolosnya Film Beradegan Dewasa

Lolosnya film dengan adegan dewasa memiliki dampak serius, terutama bagi anak-anak dan remaja. Konten semacam itu dapat memengaruhi perkembangan psikologis mereka, meningkatkan risiko perilaku negatif, dan merusak norma sosial yang berlaku. Selain itu, lembaga penyiaran atau platform streaming yang menayangkan konten tersebut berpotensi kehilangan kepercayaan masyarakat.

Evaluasi dan Solusi

  1. Penguatan Pengawasan: KPI dan LSF perlu meningkatkan pengawasan secara sistematis, termasuk memanfaatkan teknologi AI untuk mendeteksi konten sensitif.
  2. Kerja Sama dengan Platform Digital: Lembaga penyiaran harus memperketat kontrol terhadap konten dari mitra atau pihak ketiga, termasuk platform streaming.
  3. Peningkatan Sanksi: Lembaga yang terbukti melanggar regulasi harus mendapatkan sanksi tegas, baik berupa denda finansial maupun penghentian izin siar.
  4. Edukasi Publik: Masyarakat perlu dilibatkan dalam melaporkan konten yang tidak pantas melalui mekanisme pengaduan yang lebih mudah dan responsif.
  5. Revisi Regulasi: Peraturan terkait penyensoran konten perlu diperbarui untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan pola konsumsi media.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun