Mohon tunggu...
dyahmeritha
dyahmeritha Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Gak tau kenapa aku merasa hanya lewat tulisan aku bisa menggambarkan semua perasaan, pikiran yang aku pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari "Lucy" Hingga "Hobbit": Fosil Kerabat Manusia yang Paling Terkenal

27 November 2024   16:36 Diperbarui: 27 November 2024   16:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek moyang kita yang terkenal, * Lucy*, seekor *Australopithecus afarensis* muda dewasa, menarik perhatian dunia ketika kerangka lengkapnya ditemukan oleh Donald Johanson dan timnya di Ethiopia hampir 50 tahun lalu. Hidup sekitar 3,2 juta tahun yang lalu, Lucy menjadi salah satu penemuan paling penting dalam studi evolusi manusia, berada di posisi evolusi antara nenek moyang kera dan manusia modern

 Australopithecus  

Fosil pertama dari *Australopithecus* yang diidentifikasi sebagai hominin bipedal adalah *Taung Child*, ditemukan oleh Raymond Dart di Afrika Selatan pada tahun 1924. Dart menamakan fosil ini *Australopithecus africanus*, yang berarti "kera dari selatan Afrika." Penemuan ini sempat ditolak komunitas ilmiah selama hampir 20 tahun karena banyak yang meyakini "mata rantai yang hilang" antara manusia dan kera seharusnya ditemukan di Asia atau Eropa, bukan Afrika. Kini, **Taung Child** diakui sebagai salah satu fosil terpenting abad ke-20 karena membuktikan bahwa berjalan tegak (bipedalisme) berevolusi lebih dulu sebelum otak besar berkembang.

Kerangka penting lainnya dari *A. africanus* adalah *Nyonya Ples*, tengkorak individu dewasa yang ditemukan pada tahun 1947 oleh ahli paleontologi Robert Broom di *Cradle of Humankind*, Afrika Selatan. Penemuan Nyonya Ples terjadi secara tidak sengaja ketika Broom menggunakan dinamit untuk menggali fosil. Meski sempat rusak akibat ledakan, tengkoraknya berhasil dirangkai kembali dan menjadi salah satu tengkorak Australopithecus terlengkap, berusia sekitar 2,35 juta tahun.

Pada tahun 1959, Mary Leakey menemukan fosil Australopithecus lainnya di Ngarai Olduvai, Tanzania. Fosil ini, yang dikenal sebagai **Dear Boy**, awalnya dinamai *Zinjanthropus boisei*. Dengan rahang besar dan gigi yang empat kali lebih besar dari gigi manusia modern, fosil ini mendapat julukan "Manusia Pemecah Kacang" dari media.

Penemuan-penemuan ini, bersama dengan Lucy, terus memperkaya pengetahuan kita tentang evolusi manusia dan perjalanan panjang nenek moyang kita.

Setengah abad yang lalu, kerangka hampir lengkap milik *Lucy*, seekor *Australopithecus afarensis* muda, ditemukan oleh Donald Johanson dan timnya di Ethiopia. Temuan ini membuat *Lucy* dikenal luas sebagai salah satu tonggak penting dalam studi evolusi manusia. Hidup sekitar 3,2 juta tahun yang lalu, *Lucy* menempati posisi evolusi antara nenek moyang kera dan manusia modern, menjadikannya simbol penting dalam sejarah manusia.  

*. Fosil ini ditemukan oleh Raymond Dart di Afrika Selatan pada tahun 1924 dan diberi nama *Australopithecus africanus*, yang berarti "kera selatan dari Afrika." Namun, komunitas ilmiah membutuhkan hampir dua dekade untuk menerima temuan ini karena saat itu mereka beranggapan bahwa "mata rantai yang hilang" antara kera dan manusia kemungkinan besar ditemukan di Asia atau Eropa, bukan Afrika. Kini, *Taung Child* dianggap sebagai salah satu fosil paling penting abad ke-20, karena membantu membuktikan bahwa kemampuan berjalan tegak (bipedalisme) muncul sebelum perkembangan otak besar.  

Fosil terkenal lainnya adalah tengkorak seorang dewasa *Australopithecus africanus* yang dijuluki "Nyonya Ples." Tengkorak ini ditemukan pada tahun 1947 oleh ahli paleontologi Robert Broom di kawasan *Cradle of Humankind*, Afrika Selatan. Sayangnya, penemuan ini tidak sepenuhnya mulus. Saat menggunakan dinamit untuk penggalian, Broom secara tidak sengaja merusak tengkorak tersebut. Namun, setelah direkonstruksi, "Nyonya Ples" diakui sebagai salah satu fosil *Australopithecus* terlengkap, berusia sekitar 2,35 juta tahun.  

Pada tahun 1959, Mary Leakey menemukan fosil *Australopithecus* yang memiliki rahang dan gigi yang luar biasa besar di Ngarai Olduvai, Tanzania. Fosil ini awalnya dinamai *Zinjanthropus boisei*---dengan "Zinj" merujuk pada nama kuno Afrika Timur. Fosil ini juga dijuluki "Dear Boy" oleh Leakey. Namun, media populer lebih suka menyebutnya "Manusia Pemecah Kacang" karena giginya yang empat kali lebih besar dari gigi manusia modern, menandakan adaptasi untuk mengunyah makanan keras.  

Setiap fosil ini, dengan kisah dan karakteristik uniknya, telah memberikan kontribusi besar untuk memahami evolusi manusia, memperkaya wawasan kita tentang perjalanan panjang menuju manusia modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun