Bangunan menara ini menghadap ke arah timur, dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan fasilitas lainnya seperti rumah tinggal penjaga serta gudang.
Saat ini mercusuar Pulau Bojo berada dalam pengelolaan Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur, Â Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
Tepat di atas ambang pintu menara di lantai dasar terpasang prasasti marmer yang bertuliskan:Â
ONDER DE REGERING VAN
Z.M.WILLEM III
KONING DER NEDERLANDEN
ENZ.ENZ.ENZ.
OPGERICT VOORDRAAILIGHT
EERSTE GROOTE
1883
Sedangkan prasati yang terpasang di dinding bagian belakang mercusuar bertuliskan :
VERVAARDIGO
DOOR
L.I.ENTHOVEN & Cº
FABRIKANTEN
TE
GRAVENHAGE
1882
Dari inskripsi inilah dapat diketahui sejarah pembangunan mercusuar Pulau Bojo ini.
Salah satu cerita menarik dari Pulau Bojo ini adalah bahwa dahulu pulau ini pernah dipenuhi oleh kerbau (sapi?) liar. Hewan-hewan itu bisa berada di kawasan ini karena penduduk di sekitar Pulau Bojo sengaja melepaskan hewan-hewan itu untuk dikembangbiakkan tanpa perawatan alias dibiarkan liar. Ketersediaan sumber makanan yang cukup menyebabkan hewan-hewan tersebut dapat berkembangbiak dengan baik sehingga lama kelamaan populasinya menjadi banyak.
Cerita itu seringkali diutarakan oleh penduduk Pulau Tanahbala. Namun saat ini jika kita mengunjungi Pulau Bojo, kita tidak dapat menemukan kembali hewan-hewan liar seperti yang diceritakan oleh penduduk itu. Hanya saja, saat memasuki lantai dasar mercusuar, kita akan dapat melihat sebuah pedati diletakkan begitu saja, sepertinya sudah lama tidak digunakan. Pedati seperti ini memiliki fungsi sebagai alat pengangkut.