Mohon tunggu...
Dyah Fauziah Septiani
Dyah Fauziah Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - WRITTING ENTHUSIAST

Jika ingin pandai menulis maka harus gemar membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa pada Motivasi Belajar Anak Usia Sekolah di Lingkungan Tempat Tinggal saat Melaksanakan KKN (UPI)

4 Agustus 2021   10:29 Diperbarui: 4 Agustus 2021   10:50 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti halnya yang kita ketahui saat ini seluruh dunia sedang mengalami pandemi termasuk Indonesia, di mana terjadi perubahan di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan dan tentu saja kita dituntut harus bisa menyesuaikan bahkan dalam kasus ini waktu penyesuaiannya tergolong singkat. Dalam perspektif sosiologi pendidikan, pendidikan merupakan sebuah proses dalam memanusiakan manusia secara manusiawi, yang perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman. Bila mengacu pada "pendidikan sepanjang hayat" atau life long education, maka dapat dikatakan secara jelas bahwa pendidikan dapat terjadi kapan pun dan di mana pun, oleh siapa pun dan kepada siapa pun.

Dilihat dari penjelasan di atas sudah sangat menggambarkan betapa pentingnya pendidikan, jadi dalam kondisi bagaimanapun pendidikan diharapkan bisa terus berjalan, termasuk dalam kondisi saat ini, yang perlu digaris bawahi yaitu bagaimana cara kita menyesuaikan pendidikan dengan kondisi saat ini termasuk tantangan yang ada di dalamnya. Perspektif aksiologi yang didapatkan terhadap minat belajar anak pada masa pandemi ini adalah menurun, karena pandemi ini menunjukan bahwa terjadinya penurunan nilai-nilai yang terkandung dalam aksiologis, hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor, penurunan ini merupakan nilai keburukan. Tetapi ada juga nilai baik yang dihasilkan, yaitu; meminimalisir penyebaran corona virus pada anak sekolah, mengajar anak untuk memahami internet. Kemalasan dan ketidak-mandirian dalam belajar telah terjadi selama pandemi corona karena proses belajar yang dialihkan di rumah, disadari atau tidak, kondisi buruk sangat mempengaruhi pola hidup anak. (Sulistyawati, T.E., 2020)

Peserta didik maupun tenaga pendidik mengalami berbagai kesulitan dalam bidang pendidikan karena adanya pandemi ini, dan yang paling kasat mata adalah di mana motivasi belajar peserta didik yang mulai menurun mereka bisa terbantu dalam proses belajarnya dan termotivasi untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi karena melihat kita sebagai teladan/contoh nyata tentang seberapa bermanfaat dan betapa pentingnya mengenyam pendidikan, walaupun pada kenyataannya kondisi negara kita saat ini sedang kesulitan di segala bidang termasuk bidang pendidikan karena adanya pandemi yang mau tidak mau memaksa kita untuk melakukan KBM secara tatap maya, dan hal tersebut sedikit menimbulkan masalah baru salah satunya pada peserta didik, mulai dari yang kesulitan mengoperasikan teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran, terbatasnya fasilitas yang dimiliki, belum lagi orangtua yang tidak bisa selalu mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran tersebut karena harus bekerja sampai menurunnya motivasi belajar karena tak sedikit anak yang mengeluhkan rasa bosan terhadap proses pembelajaran jarak jauh yang berlangsung karena tidak bisa bertemu dengan teman sebayanya secara langsung, juga pembelajaran yang tidak efisien karena tidak semua murid patuh, taat dan menyimak proses belajar online. Dan dilihat dari masalah tersebut di sinilah kita sebagai mahasiswa bisa berperan menjadi agent of change atau aktor yang merasa bertanggung jawab untuk membangun kembali semangat belajar mereka sekaligus membantu kesulitan belajar yang mereka hadapi, karena ternyata dari langkah kecil bisa berefek besar untuk mereka atau bahkan lebih luasnya bagi pendidikan di negeri ini. Jadi kita sebagai mahasiswa bisa berperan dalam memajukan pendidikan di negeri ini mulai dari hal kecil salah satunya menjadi teladan bagi anak-anak usia sekolah di sekitar tempat tinggal masing-masing sehingga mereka termotivasi untuk mengenyam pendidikan setidaknya sama seperti kita. Maka dari itu saya tertarik mengangkat judul "Peran Mahasiswa pada Motivasi Belajar Anak Usia Sekolah di Lingkungan Tempat Tinggal saat Melaksanakan KKN (UPI)".

Pada dasarnya perubahan memang tidak dapat kita hindari sejalan dengan pendapat Rogers et.al. yang mengemukakan bahwa perubahan sosial merupakan suatu proses yang melahirkan suatu perubahan-perubahan didalam sebuah struktur dan juga fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan. Sedangkan apabila dilihat dari pandangan Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi mengemukakan bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-peubahan yang terjadi karena kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut. (Rosanna, E. 2011) maka perubahan itu sendiri tidak dapat dihindarkan, karena hal tersebut merupakan suatu cara hidup manusia yang menyesuaikan dengan keadaan.

Seperti halnya saat ini perubahan sedang terjadi pada hampir seluruh sendi kehidupan kita, di aman Pandemic Covid19 sedang melanda, sehingga beberapa bidang yang ada harus disesuaikan dengan keadaan salah satunya adalah bidang pendidikan di mana sistem pendidikan-pun dituntut berubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini, namun hal tersebut tak lepas dari berbagai hambatan dan tantangan sehingga banyak pihak yang juga harus terjun langsung untuk menanggapi kondisi tersebut dengan serius, salah satunya adalah peran orang tua, di mana dalam masa pandemi ini orang tua harus mampu mengontrol anaknya agar tidak sering keluar rumah selama masa pandemi ini, selain itu orang tua berperan dalam mendidik dan membimbing anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak sekolah, orang tua harus bisa menggantikan peran guru disekolah selama program pembelajaran di rumah ini dilaksakan. Orang tua harus mampu menjadi pengawas sekaligus pemberi motivasi ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar dan orang tua juga harus memberikan respon positif ketika menghadapi permasalahan tersebut karena karakter anak akan terbentuk sebagaimana orang tua memperlakukan mereka. (Nasution, I. & Suharian. 2020)

Adapun hambatan yang kita lalui dan rintangan yang dunia pendidikan harus hadapi adalah motivasi belajar siswa yang mulai menurun juga termasuk kurang maksimalnya pengawasan dari orangtua peserta didik saat pembelajaran tatap maya berlangsung, padahal orang tua sangat memiliki peran dalam memberikan fasilitas dan layanan pendidikan kepada anaknya di dalam lingkup keluarga. Kesibukan orang tua bukan menjadi alasan mengabaikan anak, sehingga sesibuk apapun orang tua harus memberikan perhatian yang lebih terhadap pendidikan anak. Temuan penelitian menunjukan bahwa ketika orang tua memberikan respon yang positif maka hal tersebut akan berpengaruh juga kepada minat anak dalam proses pendampingan belajar di rumah selama masa pandemi (Kusuma, M.P.H. dkk. 2020). Selain itu, Kondisi pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini belum dapat dikatakan ideal, karena masih ditemukan banyak hambatan dalam proses pelaksanaannya baik dari sumber daya manusia, kurangnya arahan dari pemerintah daerah mengenai penjelasan PJJ itu sendiri, keterbatasan sarana dan prasarana maupun teknologi dan jaringan yang menjadi hal penting dalam PJJ ini. Kesiapan manusia bukan hanya diarahkan kepada tenaga pengajar saja tetapi berlaku juga untuk peserta didik dan juga orangtua yang ikut memegang peran penting dalam pembelajaran jarak jauh. (Arifa, F.N. 2020)

Salah satu solusinya adalah sangat dibutuhkan peran orang tua sebagai penganti guru di rumah dalam membimbing anaknya selama sistem pembelajaran jarak jauh diberlakukan yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar anak. Ada empat peran orang tua selama pembelajaran jarak jauh yang perlu diketahui yaitu:

1). Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, orang tua dapat membimbing anaknya ketika belajar secara jarak jauh dari rumah.

2). Orang tua sebagai fasilitator, orang tua sebagai sosok yang bisa memberikan sarana dan pra-sarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

3). Orang tua sebagai motivator, orang tua bisa memberikan semangat dan juga sebuah dukungan kepada anaknya dalam kegiatan belajar, agar anak dapat termotivasi dan hal ini bisa mempengaruhi semangat anak dalam belajar.

4). Orang tua sebagai pengaruh atau director, Orang tua harus bisa membimbing anaknya agar dapat meraih keberhasilan. (Laana, D.L. 2021) Namun hal tersebut belum sepenuhnya bisa menjadi solusi yang efektif dan efisien, mengapa begitu? Karena tidak semua orangtua bersedia dan siap juga memiliki waktu luang untuk mendampingi proses belajar anaknya, karena kesibukan yang mereka miliki, seperti pekerjaan atau urusan lain yang tidak bisa ditinggalkan, dan hal tersebut-pun memunculkan permasalahan baru, yaitu hasil dari penelitian menunjukan bahwa pada masa pandemi ini anak-anak sangat memerlukan bimbingan dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh sekolah karena banyak anak-anak yang kesulitan dalam memahami materi terlebih ketika masa pandemic covid-19 yang mengharuskan anak-anak untuk belajar di rumah. Mereka akan lebih mudah merasa malas dan bosan ketika kesulitan dalam memahami pembelajaran terlebih adanya kendala mengenai akses internet. Maka bimbingan sangat diperlukan untuk membantu mereka dalam melaksanakan pembelajaran di rumah. (Palestina, S. & Yuliati. 2020)

Selain itu tidak semua peserta didik memiliki fasilitas yang memadai, atau mungkin mereka memiliki fasilitas yang cukup memadai tapi malah tidak mampu mengoperasikannya, maka dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa dibutuhkan aktor yang berkemampuan untuk memotivasi sekaligus membantu terlaksananya proses pendidikan, salah satu aktor yang tepat adalah mahasiswa, di mana mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change dapat mengambil peran dalam problematika ini, berangkat dari pengalaman penulis yang terjun ke masyarakat untuk melakukan sebuah mini project yang bertema pendidikan, penulis tertarik untuk mengangkat topik tersebut, mengapa demikian? Karena setelah turun ke lapangan ternyata apa yang penulis lakukan dengan latar belakang mahasiswa yang sedang menunaikan tugas yang berupa project tesebut ternyata sedikit banyaknya project tersebut dapat membantu dan bermanfaat bagi anak-anak yang terlibat/berpartisipasi dalam project saya, di mana dengan project ini mereka bisa terbantu dalam proses belajarnya dan termotivasi untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi karena melihat kita sebagai teladan/contoh nyata tentang seberapa bermanfaat dan betapa pentingnya mengenyam pendidikan, walaupun pada kenyataannya kondisi negara kita saat ini sedang kesulitan di segala bidang termasuk bidang pendidikan karena adanya pandemi yang mau tidak mau memaksa kita untuk melakukan KBM secara tatap maya, dan hal tersebut sedikit menimbulkan masalah baru salah satunya pada peserta didik, mulai dari yang kesulitan mengoperasikan teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran, terbatasnya fasilitas yang dimiliki, belum lagi orangtua yang tidak bisa selalu mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran tersebut karena harus bekerja sampai menurunnya motivasi belajar karena tak sedikit anak yang mengeluhkan rasa bosan terhadap proses pembelajaran jarak jauh yang berlangsung karena tidak bisa bertemu dengan teman sebayanya secara langsung, juga pembelajaran yang tidak efisien karena tidak semua murid patuh, taat dan menyimak proses belajar online.

Dan dilihat dari masalah tersebut di sinilah penulis sebagai mahasiswa bisa berperan menjadi agent of change atau aktor yang merasa bertanggung jawab untuk membangun kembali semangat belajar mereka sekaligus membantu kesulitan belajar yang mereka hadapi, karena ternyata dari langkah kecil bisa berefek besar untuk mereka atau bahkan lebih luasnya bagi pendidikan di negeri ini. Jadi kita sebagai mahasiswa bisa berperan dalam memajukan pendidikan di negeri ini mulai dari hal kecil salah satunya menjadi teladan bagi anak-anak usia sekolah di sekitar tempat tinggal masing-masing sehingga mereka termotivasi untuk mengenyam pendidikan setidaknya sama seperti kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun