Buat kamu yang suka eksplorasi budaya lokal, acara Fullmoon Discuss kali ini seru banget! Pada Minggu, 15 Desember kemarin, Gedung Prabangkara ISI Solo jadi saksi dari bedah buku Kitab Batik Weton karya Nurohmad, seniman batik inovatif asal Yogyakarta. Nggak cuma bedah buku, ada juga pameran karya Batik Weton yang penuh warna dan filosofi.
Ngomongin Weton dan Filosofi Jawa
Batik Weton yang dipresentasikan ini unik banget! Motif-motifnya terinspirasi dari hari dan pasaran Jawa, seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Setiap pasaran punya simbol, arah, elemen, dan warna tertentu. Misalnya:
- Legi: Timur, udara, putih
- Pahing: Selatan, api, merah
- Pon: Barat, air, kuning
- Wage: Utara, tanah, hitam
- Kliwon: Pusat, jiwa, abu-abu
Nggak cuma indah, tapi batik ini juga punya makna mendalam yang menyatukan filosofi Jawa tentang jagat ageng (makrokosmos) dan jagat alit (mikrokosmos).
Kolaborasi Seru Para Ahli
Diskusi ini makin seru dengan kehadiran Dr. Arif Jati Purnomo dari ISI Surakarta dan Berryl Ilham dari Radio Buku Jogja. Mereka bahas gimana Batik Weton jadi perpaduan antara seni, ilmu pengetahuan, dan budaya. Dr. Arif bilang, proses mendesain Batik Weton itu seperti membuat algoritma seni. Sementara Berryl mengaitkan weton dengan konsep statistika dan pengamatan selama ratusan tahun.
Kenapa Penting?
Nggak cuma estetis, Batik Weton adalah upaya melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya filosofi. Dari seni, pengetahuan, sampai spirit lokal, semuanya terangkum dalam satu karya. Jadi, siapa bilang budaya tradisional nggak bisa relevan buat anak muda zaman sekarang?
Kalau ada acara kayak gini lagi, jangan lupa ikutan, ya! Siapa tahu kamu bisa dapat inspirasi baru dari budaya lokal kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H