Bantul, 21 Oktober 2024 -- Desa Wisata Pasar Blumbang Mataram, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, menjadi salah satu mitra untuk memulai program Wirausaha Merdeka (WMK) oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Program ini merupakan inisiatif Kemendikbudristek RI untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan generasi muda. Dalam kegiatan ini, dua kelompok mahasiswa, yakni kelompok 72 dan 73, diterjunkan langsung ke lapangan untuk mendalami berbagai aspek pengelolaan usaha dan pariwisata desa.
Acara yang berlangsung pada Minggu, 21 Oktober 2024, pukul 10.00 hingga 12.00 WIB ini, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Lurah Wirokerten Rakhmawati Wijayaningrum, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Galih Dewanti, Ketua Pokdarwis Wira Jaya Kalurahan Wirokerten Rivaldi Alan Saputra, serta mahasiswa dari dua kelompok tersebut. Penerjunan mahasiswa dilakukan oleh Galih Dewanti, disambut dengan antusias oleh Pemerintah Kalurahan Wirokerten dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Rakhmawati Wijayaningrum mengapresiasi program ini sebagai langkah nyata dalam pemberdayaan desa. "Kami sangat berterima kasih kepada UNY dan Kemendikbudristek atas kepercayaannya kepada Wirokerten. Ini adalah peluang besar untuk mengembangkan potensi desa, baik dari sisi ekonomi maupun pariwisata," ujarnya.
Kelompok 72 akan fokus pada pengelolaan UMKM, khususnya produksi SIBOGA (keripik dari ampas tahu) sebagai produk unggulan desa. Sementara itu, kelompok 73 akan mempelajari pengelolaan pariwisata di Desa Wisata Wirokerten, dengan target mengoptimalkan daya tarik dan layanan wisata bagi pengunjung.
Ketua Pokdarwis Wira Jaya, Rivaldi Alan Saputra, juga menyampaikan harapannya terhadap program ini. "Kami berharap mahasiswa dapat membawa inovasi dan semangat baru ke dalam pengelolaan UMKM dan pariwisata kami. Selain itu, pameran yang direncanakan di akhir program menjadi momentum untuk memperkenalkan hasil kerja mereka kepada masyarakat luas," ungkapnya.
Selama satu bulan ke depan, mahasiswa akan menjalani magang intensif, mengintegrasikan teori yang telah dipelajari di kampus dengan praktik nyata di lapangan. Sebagai bagian dari evaluasi, mereka juga akan memamerkan hasil kerja dan prototipe produk dalam pameran khusus yang diadakan setelah masa magang.
"Ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari masyarakat dan memberikan kontribusi nyata. Semoga program ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat Wirokerten," tutup Galih Dewanti.
Program ini menjadi salah satu upaya mewujudkan kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam menciptakan desa mandiri dan inovatif.
Penulis: Dyah Ayu Puspitasari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H