Mohon tunggu...
Dyahayu Phitaloka Putri
Dyahayu Phitaloka Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology students

Still learning

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Anxiety Attack pada Mahasiswa

3 Juli 2021   19:47 Diperbarui: 3 Juli 2021   20:02 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu ini sesuatu bernama "Anxiety" kerap menjadi bahan perbincangan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan sedang naiknya tren isu tentang kesehatan mental. Anxiety sendiri merupakan perasaan yang tidak menentu yang berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa mendatang (Chaplin & Chaplin, 2000). 

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman & Rohmad, 2010). Kecemasan ringan merupakan hal yang normal, tetapi kecemasan berat dapat menjadi masalah serius

Gejala-gejala anxiety yang bersifat fisik diantaranya adalah jari tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Sundari, 2005). Anxiety juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang (Kaplan, Sadock, & Grebb, 1998).

Anxiety atau biasanya berkembang selama periode waktu tertentu, beberapa tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa atau keadaan khusus dapat mempercepat serangan anxiety. Berikut merupakan faktor-faktor pemicu serangan kecemasan antara lain:

  • Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran
  • Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
  • Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Salah satu faktor penyebab mahasiswa mengalami adanya anxiety attack pada masa pandemi sekarang adalah sistem pembelajaran secara daring yang dianjurkan oleh pemerintah dan diberlakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia dalam rangka untuk mencegah penyebaran dan penularan wabah virus COVID-19. 

Wabah Virus COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) yang dimana kasus pertama kali ditemukan pada akhir tahun 2019, kini telah hampir memasuki tahun kedua dalam penyebarannya yang melanda 215 negara di dunia. Penyebaran virus COVID-19 memberikan dampak yang hampir mempengaruhi seluruh aspek kehidupan yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia di dunia. Salah satunya adalah, aspek pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi.

Dalam upaya pencegahan penularan dan penyebaran virus ini, Pemerintah Indonesia telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka dan menggantinya dengan perguruan tinggi menyelenggarakan pembelajaran secara daring melalui Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 Tahun 2020. Dalam surat edaran yang disebarkan, memuat 10 poin yang salah satunya ialah perintah untuk menerapkan pembelajaran daring (Yandwiputra, 2020).

Pembelajaran daring adalah suatu metode belajar mengajar yang menggunakan teknologi digital yang dilengkapi dengan jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, serta kemampuan untuk mendorong interaksi pembelajaran (Moore, Dickson-Deane, & Galyen, 2011). 

Selain membutukan koneksi internet, pembelajaran daring juga membutuhkan perangkat seperti smartphone Android, iPhone, laptop, komputer, tablet, dan perangkat lainnya yang dapat mendukung platform yang dapat membantu proses belajar mengajar dalam jarak jauh. Beberapa platform yang dapat menunjang pembelajaran secara daring ini antara lain adalah WhatsApp, Zoom, Google Meet, Google Classroom, Edmodo, Microsoft Office 365, Quipper School, Ruang Guru, Zenius, dan masih banyak lagi.

Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020) mengungkapkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran secara daring memiliki kelebihan, tantangan, serta hambatan tersendiri. 

Kelebihan dari pembelajaran daring menurut Sadikin, A., & Hakim, N. (2020) antara lain adalah menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam kemandirian belajar. Dengan menggunakan aplikasi dan platform yang mendukung pembelajaran online ini, memunculkan sifat tanggung jawab mahasiswa karena aplikasi tersebut menuntut mahasiswa untuk mempersiapkan pembelajarannya secara manual dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun