Mohon tunggu...
Bunga Pramesuari dan Dyah Ayu
Bunga Pramesuari dan Dyah Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fenomena Remaja Jompo: Apa sih Penyebabnya?

8 November 2023   10:20 Diperbarui: 8 November 2023   10:43 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana rasanya merasa tua dan muda di waktu yang bersamaan? Merasa pegal, mudah lelah, dan sakit punggung padahal masih di usia remaja. Apakah kamu merupakan salah satunya?

Istilah “remaja jompo” mulai booming di media sosial masyarakat sejak tahun 2021 dan masih terus diperbincangkan banyak orang hingga saat ini. Menjadi konten media sosial yang menjanjikan dan menarik perhatian banyak netizen, apakah fenomena tersebut benar-benar terjadi di kehidupan nyata? 

Kata jompo identik dengan arti tua, renta, atau uzur sedangkan remaja identik dengan masa-masa pertumbuhan yang aktif dan energik. Fenomena remaja jompo merupakan istilah yang merujuk pada remaja yang mudah mengalami kelelahan, pegal, sakit punggung dan pinggang, badan lemas, serta sering pusing. 

Karena sering mengalami hal tersebut, remaja cenderung menggunakan starter pack produk kesehatan seperti koyo, freshcare, tolak angin dan berbagai produk lainnya untuk mengurangi rasa sakit fisiknya. 

Nah, masa-masa remaja yang seharusnya menjadi masa yang indah dan produktif karena adanya rasa jompo ini membuat aktivitas remaja menjadi terhambat dan terkadang menjadi sulit untuk berkonsentrasi karena sibuk menahan rasa sakit di pinggang dan pegal-pegal. 

Lalu, bagaimana sih caranya untuk mengurangi rasa jompo ini? Yuk, cari tahu penyebab kejompoan serta tips untuk mengatasi penyebabnya!

Pandemi COVID-19 memaksa remaja terus berdiam diri di rumah sehingga kurang bergerak dan memunculkan kebiasaan mager (malas gerak). Walaupun pandemi sudah berakhir, hal tersebut tetap menjadi kebiasaan sehingga aktivitas fisik tidak lagi menjadi sesuatu yang biasa mereka lakukan. 

Menurut WHO dalam Global Status Report on Physical Activity 2022, sekitar 81% remaja dan 27,5% orang dewasa saat ini tidak memenuhi rekomendasi aktivitas fisik minimal untuk mencapai kesehatan optimal. 

Selain itu, pandemi COVID-19 menyebabkan dunia pendidikan untuk siap belajar secara daring serta mengubah sarana rekreasi yang sebelumnya dilakukan secara offline berkembang menjadi sesuatu yang baru, seperti game online, layanan streaming media (seperti Netflix), dan Zoom. Dalam situasi tersebut remaja mengalami banyak keluhan seperti stres, bagian tubuh tertentu sakit, tidak fokus, dan sebagainya.

Posisi duduk yang tidak benar dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang. Tekanan bisa naik hingga 140% saat duduk tegang dan bahkan mencapai 190% bila membungkuk ke depan. 

Kebiasaan duduk yang buruk dapat menyebabkan nyeri pada pinggang atau punggung, serta ketidakseimbangan postur tubuh. Hal ini bisa mengakibatkan berbagai masalah seperti pegal, keterbatasan gerak, dan masalah pada sistem saraf, pencernaan, atau kardiovaskular. 

Skoliosis, atau punggung bengkok, adalah salah satu masalah yang bisa muncul akibat posisi duduk yang tidak benar. Penting untuk memperhatikan postur tubuh saat duduk untuk mencegah berbagai masalah pada tulang belakang.

World Health Organization (WHO), melaporkan bahwa sekitar 80% orang menderita NPB (Nyeri Punggung Bawah). Posisi duduk yang salah dapat menyebabkan Nyeri Punggung Bawah (NPB), yang sering terjadi pada mahasiswa karena jam belajar yang panjang. 

Duduk dalam waktu lama dikaitkan dengan ketidaknyamanan muskuloskeletal. Studi menunjukkan bahwa perilaku menetap adalah faktor risiko untuk NPB. Survei menunjukkan bahwa pekerja kantor memiliki prevalensi tahunan NPB sebesar 34%, sementara pengemudi profesional bisa mencapai 50%. NPB yang terkait dengan duduk menjadi beban sosial-ekonomi yang signifikan.

Melihat berbagai dampak di atas, pastinya kamu tidak mau menjadi bagian dari remaja jompo lagi kan? Nah, kamu bisa mulai melakukan perubahan dengan memperbaiki posisi duduk dan memperhatikan komponen sekitar. 

Pertama, pastikan kalau kita sudah duduk di tempat yang nyaman. Kemudian pastikan cahaya di kamar atau ruangan cukup serta jarak mata dengan layar komputer sebaiknya 40-75 cm dengan kemiringan antara layar komputer dan mata maksimal 20 derajat. 

Selain itu, penting untuk mengedipkan mata secara berkala untuk mencegah iritasi mata dan melakukan istirahat secara teratur setiap 20 menit di sela-sela kegiatan. 

Untuk mencegah otot menjadi kaku, kamu dapat melakukan peregangan di waktu istirahat. Peregangan dapat dilakukan dengan menahan gerakan selama 8 - 10 detik dan untuk gerakan pada sisi kanan dan kiri dilakukan secara bergantian (dapat diulangi 2 - 3 kali). 

Sumber gambar: P2PTM Kemenkes RI (www.p2ptm.kemkes.go.id)
Sumber gambar: P2PTM Kemenkes RI (www.p2ptm.kemkes.go.id)

Selain peregangan, kamu juga dapat melakukan gerakan senam B-Fit di sekitar area kerja. Lakukan gerakan selama 30 detik dan lakukan repetisi/gerakan ulang paling sedikit 10 kali seperti gambar di bawah ini.

Sumber gambar: P2PTM Kemenkes RI (www.p2ptm.kemkes.go.id)
Sumber gambar: P2PTM Kemenkes RI (www.p2ptm.kemkes.go.id)

Sumber gambar: P2PTM Kemenkes RI (www.p2ptm.kemkes.go.id)
Sumber gambar: P2PTM Kemenkes RI (www.p2ptm.kemkes.go.id)

Walaupun stretching terbilang sebentar, apabila dilakukan secara rutin akan terlihat progres dan dampak yang dapat dirasakan secara jangka panjang loh! Apabila sudah terbiasa, kamu dapat menambah intensitas olahraga sedikit demi sedikit hingga olahraga menjadi kebiasaan rutin yang kamu lakukan. 

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan remaja jompo itu apa? Sudah tahu juga dong dampaknya yang dapat mengganggu produktivitas sehari-hari? Untuk menghindari hal tersebut, yuk mulai perbaiki posisi duduk dan lakukan aktivitas fisik secara teratur agar tetap merasa muda diusia yang masih belia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun