Mohon tunggu...
Dyah Ayu
Dyah Ayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

14 April 2017   18:19 Diperbarui: 15 April 2017   03:00 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disuatu malam,  

Aku meminta pada bulan

Tolong beritahukan pada hujan, datanglah

Namun....

Nampaknya hujan tak mau datang

Mungkin dia marah kepadaku

Mungkin, ia mengerti apa tujuanku mengharapkan kehadirannya

Mungkin, ia letih menghapuskan air yang terus menetes dari mataku

Mungkin, ia tak mau lagi menutup setiap kesedihanku

Lantas, bagaimana dengan aku?

Aku yang terus membuat lukaku sendiri

Aku yang terus menjadi ekor hidupnya

Aku yang selalu berusaha menjadi penghapus kesedihannya

Aku yang selalu berusaha menjadi keringatnya

Dan benar, 

Kini aku telah menjadi debu dalam hidupnya 

yang akan terus ia hilangkan 

Detik – detik jam terus berjalan

Aku masih terus menggali luka dalam tubuhku sendiri

Tapi apa dayaku...

Bahkan hati ini tak pernah bisa merelakannya untuk pergi,

walau hanya sedetik dalam pikiranku

Hujan, beritahu aku

Kepada siapa aku harus marah, untuk setiap tetes air mata

Kepada siapa aku membalas, untuk setiap luka

Jika hatiku sendiri terus mengijinkan luka itu terus ada

Jika hatiku sendiri tak mau menghapus kesedihan ini

DAF

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun