Disuatu malam, Â
Aku meminta pada bulan
Tolong beritahukan pada hujan, datanglah
Namun....
Nampaknya hujan tak mau datang
Mungkin dia marah kepadaku
Mungkin, ia mengerti apa tujuanku mengharapkan kehadirannya
Mungkin, ia letih menghapuskan air yang terus menetes dari mataku
Mungkin, ia tak mau lagi menutup setiap kesedihanku
Lantas, bagaimana dengan aku?
Aku yang terus membuat lukaku sendiri
Aku yang terus menjadi ekor hidupnya
Aku yang selalu berusaha menjadi penghapus kesedihannya
Aku yang selalu berusaha menjadi keringatnya
Dan benar,Â
Kini aku telah menjadi debu dalam hidupnyaÂ
yang akan terus ia hilangkanÂ
Detik – detik jam terus berjalan
Aku masih terus menggali luka dalam tubuhku sendiri
Tapi apa dayaku...
Bahkan hati ini tak pernah bisa merelakannya untuk pergi,
walau hanya sedetik dalam pikiranku
Hujan, beritahu aku
Kepada siapa aku harus marah, untuk setiap tetes air mata
Kepada siapa aku membalas, untuk setiap luka
Jika hatiku sendiri terus mengijinkan luka itu terus ada
Jika hatiku sendiri tak mau menghapus kesedihan ini
DAF
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H