Mohon tunggu...
Dyah Ayu Agustina
Dyah Ayu Agustina Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Perempuan 24 tahun penyuka kopi tapi bukan penikmat senja. Sedang dalam perjalanan menemukan tujuan hidupnya dengan rajin mengutarakan perasaan dan pikiran dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Eril....

4 Juni 2022   10:33 Diperbarui: 4 Juni 2022   11:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali ujung aliran Sungai Aare tidah bermuara di Wohlensee

Tapi di jantung sepasang ayah dan ibu yang jiwanya tak utuh lagi

Derasnya arus Aare tak lebih deras dari rintihan tangis mereka

Syahdunya suasana Aare tak lebih syahdu dari lantunan doa mereka

Lantunan doa yang panjangnya melebihi Bern dan Bandung

Kiranya doa itu sampai pada seorang anak yang kehadirannya melebihi harap seorang hamba pada Tuhannya

Aare tak lagi dingin

Aare tak lagi mengalirkan bongkahan es

Aare telah berubah menjadi aliran doa yang begitu deras dari seorang ibu

Dan airnya telah menguap menjadi harap seorang ayah

Tapi kini semua tanya telah terjawab

Aare menjadi saksi bahwa yang indah tak selalu membuat senyum merekah

Aare menjadi tempat bermain terakhir anak semesta yang hendak hanyut menemui takdirnya

Selamat jalan, Eril

Semoga kami bisa melihatmu untuk terakhir kali walau kini tatapan mata kami tak terbalas olehmu

Meski membiru, walau kaku

Birkan kami mengembalikanmu pada ibu bumi yang mencengkram kemanusiaan

Selamat bertemu dengan kekasihmu, Eril

Semoga aliran air Sungai Aare dapat mengantarmu lebih dulu ke muara segala kehidupan: surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun