"Disuruh mondok ga mau, maunya kerja. Sekarang udah kerja, malah sakit-sakitan. Maunya apa sih?" Â Ujar Bu Desi. Beliau adalah tetangga dekat Dini yang hampir setiap pagi ngerumpi dirumahnya sambil membeli sayuran. Mendengar kata itu, Dini terdiam sambil menahan tangis dan langsung masuk kekamar sambil membanting pintu. Dini merasa sakit hati dengan perkataan Bu Desi tersebut. Karena, menurut Dini Bu Desi hanya seorang tetangga dan tidak berhak mengkritik apalagi mengatur hidupnya.
Banyak permasalahan yang terjadi antara orangtua dan anak pada fase pubertas. Salah satu penyebabnya yaitu tidak adanya saling pengertian antara mereka.Â
Menurut orangtua, sesungguhnya anak remaja itu sering keluar dari rumah, menghabiskan waktunya hanya untuk main-main dan nongkrong Bersama teman-temannya di kafe. Akan tetapi, menurut  anak itu sendiri sesungguhnya orangtua memperlakukan mereka seperti anak kecil, bahkan hanya menyuruh untuk melakukan ini, dan melarang untuk melakukan itu.
Bukan hanya orangtua, lingkungan sekitar juga mempengaruhi daya fikir anak. Bisa kita lihat dalam cuplikan cerita diatas, bahwa omongan orang lain seperti halnya seorang tetangga juga mempengaruhi keputusan Dini. Padahal sesuatu yang dilakukan Dini sudah mendapatkan persetujuan oleh orangtua-nya yang pada saat itu Dini memilih untuk bekerja daripada masuk ke pesantren untuk melanjutkan pendidikannya setelah jenjang SMA usai.Â
Dini merasa kesal dan sakit hati atas perkataan tetangganya tersebut sampai membanting pintu kamarnya. Hal ini merupakan perbuatan yang dilakukan karena timbulnya emosi.Â
Jika saja orang tua Dini mendidiknya agar berpikir secara positif atau positif thinking, maka Dini tidak akan terpengaruh oleh siapapun. Serta dia akan merasa percaya diri dengan keputusan yang telah diambil. Walaupun Dini tetap mengalami emosi, akan tetapi hanya sekadarnya saja.
Sebenarnya ada salah satu solusi untuk permasalahan ini, sebaiknya orangtua merubah model pendidikan serta mengerti bahwa anaknya tersebut sudah beranjak dewasa, oleh karena itu tidak seharusnya bagi orangtua memperlakukan mereka seperti anak kecil.Â
Dan bagi anak remaja juga harus mengerti apa yang bermanfaat bagi mereka serta apa yang berbahaya bagi mereka sendiri. Oleh karena itu, wajib bagi mereka untuk mengetahui tanggung jawab dan harus selektif untuk memilih teman.
Sudah kita ketahui bahwa kepedulian dan kasih sayang orangtua sangatlah penting dan berpengaruh pada perkembangan anak. Sama seperti halnya jika anak yang kurang kasih sayang, maka pada usia remaja dia akan mudah terpengaruh oleh orang lain. Misalnya jika  anak itu perempuan, maka ketika ia berusia remaja dia akan mudah dekat oleh laki-laki dengan rayuannya. Karena dia menganggap kasih sayang laki-laki tersebut lebih banyak daripada kasih sayang yang diberikan oleh orangtua.
Dikatakan juga bahwa pemuda menjadi peran yang besar dalam pembangunan bangsa, karena kemajuan bangsa berada diatas pundak mereka. Sejak zaman nabi dahulu, banyak pemuda muslim yang terkenal karena perannya yang besar.Â
Di antara pemuda-pemuda tersebut yaitu Ali bin Abi Thalib, beliau adalah laki-laki pemberani yang telah tidur ditempat nabi sebagai ganti ketika nabi sedang berhijrah dimalam hari, begitu juga Mu'ad bin Jabal yang diutus nabi menjadi hakim di Yaman yang juga mengajarkan Al-qur'an serta syariat-syariat islam bagi masyarakat, dan Usamah bin Zaid yang diperintahkan nabi untuk menakhlukkan negara Syam pada usia 18 tahun.
Namun, pada saat ini kita sering menjumpai informasi yang mengabarkan bahwa presentase tindakan kriminal semakin meningkat. Sangat disayangkan karena seseorang yang terlibat dalam aksi kejahatan dan anggota tahanan adalah para pemuda.Â
Banyak dari mereka yang tidak mementingkan masa depan, mereka juga meninggalkan pendidikan dan hanya mengutamakan main-main, senda gurau serta menghabiskan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.
Maka dari itu, fungsi pemerintah, orangtua, serta masyarakat untuk mengatasi masalah ini dengan segera, serta memperhatikan hal-hal yang dilakukan oleh mereka, karena kemajuan bangsa terdapat pada tangan pemuda hari ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI