"berharap?" ucap alex dengan menaikan sebelah alisnya
"Apa yang membuatmu ragu raihan, bukankah kau pria yang tampan dan sukses. wanita mana yang mampu menolakmu"
"Bukan karena itu pak, ada satu hal yang membuatku ragu, meski aku belum mengatakan perasaanku kepadanya namun ini membuatku berfikir lebih keras daripada sebelumnya" ucap raihan menjelaskan
"lalu apa yang membuatmu ragu?" tanya alex seakan meminta penjelasan
"Jarak kami yang terlalu jauh pak alex, aku di newyork sedangkan ia ada di indonesia, tidak memungkinkan apabila aku selalu meninggalkanya dalam pekerjaan apabila ada kendala tentu aku harus ke kantor pusat yang di newyork untuk menyelesaikan akar permasalahanya. Bukankah wanita selalu menjadi pencemburu apabila dalam hubungan jarak jauh? dan selalu merasa curiga berlebihan?" jelas raihan dengan menatap alex
"kamu terlalu khawatir raihan" ujar alex dengan tawa yang menggelegar
"Sewaktu aku muda dulu, aku memberanikan diri untuk meminang perempuan yang saat ini menjadi istriku dengan yakin, jarak bukan selalu menjadi permasalahannya raihan. kamu hanya perlu menjelaskan kondisimu dengan jujur, sebagai perempuan jika ia benar benar mencintaimu ia akan faham tentang pekerjaanmu. wanita selalu mampu menerima asal bersama orang yang dicintainya"
"Hmm" ucap raihan dengan bola mata yang ke atas seakan sedang bergulat dengan pikiranya
"Baiklah pak aku akan mecobanya apabila aku sudah tiba di indonesia"
tok-tok
Suara pintu terdengar dari luar ruangan, tanpa menunggu lama Marquis masuk dengan menuduk sopan kepada atasanya dan juga kolega atasanya tersebut