Tim pengabdian berbasis pengembangan Desa Binaan Universitas Jember melakukan kegiatan edukasi sortasi kopi robusta untuk menghasilkan biji kopi yang berkualitas di Desa Curahpoh, Bondowoso, Jawa Timur. Sasaran kegiatan pengabdian adalah Kelompok Tani LMDH Agro Santoso, Desa Curahpoh, Bondowoso. Â Jumat (9/6/2023).Â
Desa Curahpoh berlokasi di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Desa ini merupakan salah satu penghasil kopi Robusta yang potensial di Kabupaten Bondowoso. Sebagian besar petani kopi Desa Curahpoh adalah anggota LMDH Agro Santoso. Petani membudidayakan kopi pada lahan perhutani dengan perjanjian bagi hasil panen 10% untuk Perhutani. "Produksi kopi Desa Curahpoh berkisar 300 kw/ha, dengan potensi produksi kopi arabika unggul sebesar 1000 kw/ha menjadikan Desa Curahpoh perlu didukung lebih lanjut untuk peningkatan produktivitasnya", terang Ir. Setiyono, MP.Â
Petani kopi Desa Curahpoh telah menerapkan proses pemetikan dengan baik yakni dengan memilih cherry kopi yang telah matang maksimal (berwarna merah). Kemudian cherry kopi dijemur untuk memperoleh green bean sebagai hasil olahan natural. "Permintaan dan harga kopi tentu sangat dipengaruhi oleh kualitas kopi. Untuk memenuhi standar pasar regional dan internasional perlu mutu biji kopi yang baik. Biji kopi yang baik  berasal dari buah kopi yang baik, sehingga diperlukan tahapan sortasi buah kopi. Pada proses sortasi buah kopi, dipisahkan antara buah kopi yang superior dan inferior. Buah kopi yang superior adalah buah kopi yang bernas dan masak (umumnya berwarna merah) sedangkan buah yang inferior adalah buah yang cacat, terserang hama penyakit", lanjut Susan Barbara Patricia SM, S.Hut., M.Sc.
Sortasi buah juga bertujuan untuk memisahkan kotoran seperti ranting, daun, tanah, kerikil, dan lainnya. Sortasi buah kopi dapat dilakukan dengan cara manual dan semi mekanis. Secara manual dilakukan dengan cara perambangan sedangkan secara semi mekanis dilakukan dengan tangki yang dilengkapi air yang akan memisahkan buah terendam dan mengambang. Namun pada prakteknya petani kopi Curahpoh belum melakukan sortasi setelah pemanenan maupun sebelum pengolahan. Petani umumnya masih beranggapan tahapan sortasi buah tidak penting dalam mempengaruhi kualitas kopi.
"Pada kegiatan ini dilakukan edukasi proses sortasi buah kopi dan dilanjutkan dengan sosialisasi pengolahan kopi menggunakan metode honey untuk mendapatkan kopi yellow honey, red honey dan black honey.  Tiap jenis kopi tersebut memiliki perbedaan lama pencucian dan periode pengeringan sehingga menghasilkan karakter yang khas. Petani Desa Curahpoh telah menguasai dengan baik teknik pengolahan kopi secara natural. Namun pengolahan kopi dengan metode lainnya salah satunya yaitu metode pengolahan honey juga memiliki ciri khas tersendiri yang diminati oleh konsumen", jelas Ayu Puspita Arum, S.TP., M.Sc.
Pada honey process, buah kopi dikupas dan dikeringkan dengan lapisan mucilage yang masih menyelimuti biji kopi. Kopi proses honey menghasilkan rasa yang lebih manis dan fruity, sedangkan kopi proses natural menghasilkan rasa yang lebih bold dan lebih fruity. Selama proses penjemuran, biji kopi menyerap sejumlah kadar gula dan keasaman yang terkandung didalam lapisan mucilage sehingga hal ini berpengaruh pada karakter rasa manis yang dominan dengan tingkat keasaman yang seimbang pada kopi honey process.Â
Buah kopi robusta sebanyak yang telah di sortasi untuk mendapatkan ceri merah kemudian disortasi rambang dengan cara memasukkan buah kopi ke dalam tong berisi air untuk memisahkan buah kopi cacat yang mengambang di permukaan. Kemudian buah kopi dikupas menggunakan mesin pulper  untuk diperoleh biji kopi HS basah (mucilage, kulit tanduk, dan kulit ari).Â