Mohon tunggu...
dyah ananda
dyah ananda Mohon Tunggu... -

Farmasi UNHAS 2017 GB6

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan, Farmasis dan Perubahan

16 Januari 2018   01:05 Diperbarui: 16 Januari 2018   01:21 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal yang penting di dalam hidup ini adalah kesehatan. Kesehatan merupakan sesuatu hal yang mahal. Mengapa demikian? Karena untuk menjaga kesehatan itu tidaklah mudah. Namun, hal ini seringkali diabaikan oleh sebagian masyarakat. Ketika seseorang sakit, sudah pasti ia membutuhkan sebuah pengobatan serta membutuhkan sesuatu yang dapat menyembuhkannya. Pengobatan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan ke rumah sakit dan sesuatu yang dapat menyembuhkannya, yaitu obat-obat tertentu sesuai dengan penyakit yang diderita.

Pemeriksaan ke rumah sakit dan obat tersebut sudah pasti memerlukan biaya. Biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Belum lagi ketika penyakit yang diderita merupakan jenis penyakit yang membutuhkan pengobatan dan perawatan secara intensif dan berkala. Sehingga biaya yang dibutuhkan pastinya cukup banyak. Sebagaimana kita ketahui juga bahwa penghasilan atau kondisi ekonomi setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, semahal-mahalnya menjaga kesehatan, lebih mahal lagi ketika kita sakit.

Sebagian masyarakat masih belum memahami dengan baik mengenai pentingnya kesehatan bagi setiap manusia. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor kurangnya kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, yang juga menjadi faktor kurangnya kualitas kesehatan Indonesia adalah dari pihak pelayanan kesehatan itu sendiri. Kualitas dari layanan kesehatan juga dibutuhkan. Semua hal ini perlu dibenahi, sehingga masyarakat dapat memahami dengan baik akan pentingnya menjaga kesehatan dan senantiasa menjaga kesehatannya sejak dini, serta pelayanan kesehatan Indonesia juga menjadi lebih berkualitas dan lebih bermutu.

Dari segi pelayanan kesehatan, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada September tahun 2016, pemerintah melakukan lima upaya guna menguatkan pelayanan kesehatan. Kelima upaya tersebut antara lain, yaitu peningkatan akses, peningkatan mutu, regionalisasi rujukan, penguatan dinas kesehatan, dan dukungan dinas sektor.

Upaya yang pertama yaitu peningkatan akses, hal ini merupakan upaya yang dilakukan melalui pemenuhan tenaga kesehatan, peningkatan sarana pelayanan primer seperti, puskesmas, klinik dan dokter praktek mandiri. Kemudian pemenuhan sarana pendukung seperti, alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Serta inovasi untuk pelayanan di daerah terpencil dengan pendekatan pelayanan kesehatan bergerak.

Upaya pemenuhan tenaga kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dari para tenaga medis (dokter, bidan, dan perawat) serta tenaga kesehatan lainnya seperti apoteker, psikolog, dan tenaga kesehatan masyarakat lainnya. Pada umumnya yang menjadi pemikiran masyarakat awam adalah hanyalah peningkatan kualitas tenaga medis seperti dokter. Namun, tenaga kesehatan yang lainnya juga tak kalah penting dibandingkan dengan dokter untuk ditingkatkan mutu dan kualitasnya, karena semua jenis tenaga kesehatan sejatinya mereka saling membutuhkan satu sama lain.

Salah satunya adalah tenaga kesehatan di bidang kefarmasian. Tenaga kesehatan ini yaitu, seperti apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Seorang apoteker merupakan seseorang yang memiliki keahlian dan kewenangan dalam bidang farmasi, baik di apotek, rumah sakit, sebuah instansi industri, pendidikan dan lainnya yang masih berkaitan dengan bidang farmasi sendiri. Apoteker merupakan sebuah profesi yang dapat ditempuh setelah melewati strata satu pada jurusan farmasi di suatu perguruan tinggi.

Peran dari farmasis atau apoteker sendiri berada pada bidang kesehatan, yaitu ditujukan untuk kepentingan manusia. Kepentingan manusia disini artinya adalah dapat memberikan jaminan bahwa farmais atau apoteker dapat memberikan pelayanan yang baik, dapat memberikan arahan serta bimbingan dalam menggunakan sediaan farmasi dengan baik, dan juga dapat memberikan pengetahuan mengenai obat-obatan terlarang.

Namun, jika dilihat pada kenyataannya sekarang ini banyak apoteker tidaklah menjalankan peran serta tugasnya sebagaimana mestinya. Banyak apoteker yang bisa dikatakan hanya memajang nama di papan apoteknya yang berada di depan apoteknya tersebut, namun di dalam apotek, bukanlah dia sebagai seorang apoteker atau farmasis yang melayani masyarakat secara langsung. Kebanyakan yang melayani masyarakat adalah asisten ataupun penjaga apotek saja.

Padahal sejatinya, apoteker bertanggung jawab atas segala obat yang diperjual belikan di dalam apoteknya. Bukan hanya itu, seorang apoteker juga bertanggung jawab untuk memberikan informasi dan arahan kepada pasien, menerangkan fungsi obat, cara memakai obat, dan apa saja yang menjadi efek samping obat. Serta hal yang penting untuk dijelaskan oleh seorang apoteker adalah cara untuk membuang obat setelah tidak dipakai atau setelah obat kadaluarsa. Sehingga pasien tidak akan menggunakan obat dengan cara yang salah.

Hal ini juga dipengaruhi oleh pasien itu sendiri, dimana pasien atau yang membeli obat tersebut pada umumnya datang hanya meminta obat dan membayarnya saja. Bisa kita lihat bahwa disini kesadaran masyarakat masih kurang untuk mencari apoteker apotek tersebut untuk meminta penjelasan dan arahan mengenai obat yang akan ia beli berdasarkan dengan resep dokter ataupun berdasarkan gejala-gejala penyakit yang ia alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun