Perencanaan individual menurut Depdiknas (2008) didefinisikan sebagai sarana membantu siswa dalam merumuskan dan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan mereka sendiri, serta pengetahuan tentang peluang yang tersedia di lingkungan mereka. Perencanaan individual, menurut Gysbers & Henderson (2012), adalah latihan metodis yang bertujuan untuk membantu siswa memahami dan mengambil tindakan dalam mengembangkan rencana masa depan. Layanan ini mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, alternatif penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan yang lebih tepat sekaligus sebagai alat yang dirancang untuk membantu konseli dalam menciptakan dan mengimplementasikan rencana sosial pribadi.
Layanan individual tidak lain bertujuan untuk membantu konseli dalam mengembangkan, memantau, dan mengelola rencana pengembangan sosial pribadinya sendiri. Selain itu, layanan perencanaan individual dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka dan sekitarnya, merumuskan tujuan, merencanakan, atau mengelola pengembangan mereka sendiri dalam aspek pribadi, sosial, akademik, dan karir, serta melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana.
Layanan perencanaan individual ini selalu berkaitan dengan masalah akademik, karir, dan sosial pribadi. Menggunakan keterampilan belajar, memilih pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan menghargai pentingnya pembelajaran seumur hidup adalah beberapa area fokus dalam aspek akademik. Sedangkan fokus aspek karir meliputi, menjelajahi peluang kerja, latihan kerja, dan memahami perlunya kebiasaan kerja yang positif. Pada aspek sosial pribadi, yaitu pengembangan konsep diri yang positif dan keterampilan sosial yang efektif.
Dalam hal ini, agar aspek tujuan layanan perencanaan individual dapat berjalan dengan baik maka diperlukan media penunjang. Media penunjang layanan perencanaan individual adalah alat yang dapat membantu proses pemberian layanan dengan cara membuat makna layanan menjadi lebih jelas dalam mencapai tujuan atau fungsi pemberian layanan perencanaan individual secara lebih efektif dan efisien.
Salah satu media penunjang layanan perencanaan individual adalah mind mapping. Mind mapping (peta pikiran) diciptakan sebagai alat yang berguna untuk mengatur dan mengembangkan pemikiran melalui serangkaian peta. Tony Buzan adalah salah satu pelopor teknik ini. Menurut Buzan, ketika membuat peta pikiran seseorang harus mulai dengan meletakkan ide utama di tengah lembar dan kemudian merentangkannya ke segala arah untuk membentuk diagram yang terdiri dari kata kunci, frasa, pemikiran, fakta, dan gambar. Sehingga, mereka dapat membayangkan dan mengembangkan ide-ide baru sebagai realisasi dari rencana hidupnya. Media peta pikiran adalah metode yang sangat tepat untuk melejitkan 'pikiran' mereka.
Maka dari itu, untuk membantu individu mencapai tujuan, dapat diberikan layanan dengan menggunakan media mind mapping (peta pikiran) sehingga mereka dapat memahami dan mengetahui rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang mereka dalam membuat keputusan tentang langkah masa depan mereka, yang akan membentuk suatu rencana individu yang lengkap. Oleh karena itu dinyatakan terhubung dan dapat diterima bila media mind mapping sebai media penunjang yang digunakan untuk membantu dalam layanan perencanaan individual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H