Tarian adalah salah satu kebudayaan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal ataupun manca negara. Tarian biasanya akan dipentaskan pada acara-acara tertentu untuk menyambut, memperingati hingga ajang perlombaan. Namun tidak semua wilayah memiliki tarian khas, hal ini dikarenakan banyak faktor.
Permasalahan inilah yang dilihat, diamati dan dianalisa oleh Makasiswa KKN Universitas Negeri Malang.  Menurut  Kepala Desa Talok, bahwa di Desa Talok ini tidak memiliki tarian khas sehingga saat acara-acara besar yang akan dipentaskan hanya tarian-tarian dari daerah lain. Sebenarnya hal ini bukanlah sebuah pelanggaran, namun ada sedikit kecemburuan karena tidak bisa membanggakan kebudayaan sendiri.
Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang bergerak cepat untuk membuat naskah tari yang diharapkan dapat terealisasikan pada KKN berikutnya. Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang hanya bisa memberikan kontribusi berupa naskah karena mempertimbangkan banyak hal antara lain karena di dalam tim tidak ada anggota yang memiliki basic tari (mahasiswa tari) sehingga kami memiliki pengetahuan yang sangat minim pada dunia pertarian dan di dalam tim terdapat seorang mahasiswa sastra Indonesia yang kurang lebih mengerti dunia persaatraan ditambah waktu yang sangat singkat yang membuat pertimbangan besar dalam mengambil program kerja ini. Kaeena di dalam pembuatan tari kreasi tidak hanya soal naskah dan gerak, dibutuhkan acuan untuk gendhing (lagu), baju, aksesoris danl ain sebagainya yang mana semua komponen tidak boleh asal pasang tetapi harus memiliki history di dalamnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H