Mohon tunggu...
Dyah Puspa Maharani
Dyah Puspa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kartu As Rusia yang Menjamin Hubungannya dengan China

9 Oktober 2022   22:29 Diperbarui: 10 Oktober 2022   00:07 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: asia.nikkei.com

Dunia internasional saat ini tidak henti-hentinya menghujat Rusia atas invasinya terhadap Ukraina. Kita bahkan sempat disuguhkan dengan drama Amerika Serikat yang berwacana hendak memboikot G20 Bali bila Rusia tetap diundang dalam acara, serta Australia yang menyeru pemboikotan terhadap Putin pada rangkaian acara yang sama. Di sisi lain, China terhadap isu yang sama, malah mendukung dengan tegas mengenai keikutsertaan Rusia dalam G20.

Dukungan China kepada Rusia

Dukungan China kepada Rusia tidak hanya terbatas pada isu ekonomi dalam rangkaian G20 saja, tetapi juga dalam isu militer yang menyangkut langsung dengan invasi Rusia terhadap Ukraina. Dikutip dari Fox News Digital, Gordong Change, penulis dari "The Coming Collapse of China" bahwa dukungan China terhadap Rusia meningkat dua kali lipat dilihat dari kedatangan Pemimpin urutan ketiga dari China ke Moscow dan menyatakan dukungan Beijing terhadap Rusia pada September 2022. Chang juga menyatakan fakta bahwa Xi Jinping yang mengkonfirmasi langsung dukungan tersebut ketika ia berada di Uzbekistan pada KTT Organisasi Kerja sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization Summit) dapat dijadikan kesimpulan bahwa Beijing tidak akan meninggalkan Rusia.

Berdasarkan situs Fox News Digital, dikatakan bahwa dinamisme antara China dengan Rusia telah merepotkan Amerika Serikat bahkan sejak sebelum invasi Rusia terhadap Ukraina dimulai pada akhir Februari 2022. Sebab sebelum waktu tersebut, Beijing tercatat membeli sekitar 10 ton metrik batu bara Rusia sekaligus mengendurkan impor gandum dari Rusia yang mana membantu dalam menyediakan dana yang sangat dibutuhkan Rusia semasa derasnya sanksi yang diberikan oleh negara-negara barat.

Meski demikian, dukungan yang diberikan China kepada Rusia bukanlah dukungan sepenuhnya atau bisa dibilang, China di sini masih "bermain aman" dengan menjalin hubungan menguntungkan dengan bayaran/risiko minimum.

Mengapa China Mendukung Rusia?

Dukungan yang diberikan China kepada Rusia tentu saja berdampak negatif terhadap reputasi China yang sudah tercoreng karena isu dengan etnis Uighur. Namun, China masih berusaha untuk menarik ulur agar tidak terlalu jauh mendapat kerugian. China sebisa mungkin mempertahankan hubungan bilateralnya dengan Rusia tanpa membuka ruang terlalu banyak bagi negara barat untuk menjeratnya ke dalam konflik yang sama. Lantas mengapa China masih sebisa mengkin menjaga hubungan bilateralnya dengan Rusia? Apakah yang dimiliki Rusia sehingga China enggan melepas Rusia sebagai mitra politiknya?

Salah satu alasannya ialah, dari hubungannya dengan Rusia, China mendapatkan akses atas desain kendaraan dan desain senjata dengan membelinya langsung dari Rusia atau bahkan dalam beberapa kasus menuju ke Ukraina untuk membeli model lama dan diteliti bagaimana cara membuatnya sendiri, demi memperkuat militer China.

Dikutip dari Nikkei Asia, ada dua lagi alasan besar mengapa China masih mempertahankan hubungannya dengan Rusia. Pertama, kedekatan geografis Rusia dengan China. Meskipun saat ini Rusia memiliki kedekatan dengan China, nyatanya kedua negara tersebut pernah terlibat konflik perbatasan pada 1969. Bila China meninggalkan Rusia atas isu Ukraina, Moskow akan menyimpan dendam kepada China, menciptakan mimpi buruk penuh strategi untuk China, yang akan mendapati negaranya berkonfrontasi dengan Amerika Serikat di area Pasifik dan Rusia di sisi utara negara.

Bahkan pada pertengahan tahun 1990, ketika China dan Rusia mulai mempererat hubungannya, beberapa pejabat China masih menaruh kecurigaan. Dalam sebuah wawancara resmi, pejabat senior China mengatakan bahwa, tidak seperti AS yang terpisah oleh samudera Pasifik dengan China, Rusia merupakan tetangga dengan daratan yang sama dan terpisah dengan perbatasan yang panjang. Pejabat tersebut beranggapan bahwa Rusia bisa saja memperluas cakupan pengaruhnya di masa mendatang, yang kemudian dapat meningkatkan ketegangan dengan China, sehingga negara tersebut akan terus menjadi perhatian utama bagi China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun