"Dir, besok lu ambil hutang sama si Risma ?" Ujar Topik salah satu orang tetap di Horse Bar
"La, emang napa Pik? Apa udah jatuh tempo?" Jawab Dirga yang masih menghisap setengah putung rokoknya
"Iya, udah jatuh tempo. Udah lewat 3 bulan. Udah di tagih, alasannya ada aja." Kini Topik yang mematikan putung rokoknya dengan menginjak keras di lantai
"Bukannya gaji udah di potong?" Â Asapnya mengepul di atas wajahnya
"iya udah. Tapi masih kurang."
"Ya percuma juga gue tagih. Dia cuma dapet duit dari kita." Ucapnya sambil meminum segelas alcohol. Nanti gue coba."
"Riska, udah masak belum lo nih? gue laper." Tanya Ibu usainya menghabiskan segelas alkoholnya diruang tamu.
"Bentar lagi Bu, istirahat aja dulu dikamar." Ucapku masih menggoreng ayam
"Buruan ya, gue udah laper. Bentar lagi mau kerja."
Sekarang aku sedang memasak sayur dan lauk kesukaan Ibu. Sayur tumis cha kangkung, sambal ayam goreng, yang juga ternyata sama denganku di tambah dengan tempe mendoan dan sambal terasi. Dan sekarang yang belum hanya mengeluk sambalnya lagi.
"tok,tok,tok,Bu Risma, Bu Risma, tolong buka pintanya." Panggil seseorang dari luar sana, membuatku langsung berenti dan segera mengecek siapa yang memanggil.