"Ka, tolong lo cek siapa tu."
"Iya Bu ini mau kedepan." Ucapku segera mengambil hijab dan segera kesana
"Siapa ya diluar?" tanyaku sambil membuka kunci pintu
"Bu Risma mana? Ada dirumah kan?" Tanya laki laki muda itu mematikan putung rokoknya dengan asap rokok yang mengepul di depan wajahnya, membuat Riska harus mengibas ngibaskan asapnya ke arah lain.
"Ibu aku? Kamu siapa?"
"Lo anaknya ya?" segera Dirga mematikan rokoknya yang sudah tanggung itu
Belum sempatku untuk memanggilnya, Â aku mengernyit heran karena melihat ibu yang hanya mengintip dibalik hordeng kamarnya. Lalu memberikan isyarat menggeleng geleng kepadaku. Aku yang langsung paham pun, memberikan alasan lain supaya laki laki di depanku ini segera pergi.
"Ibu ga tahu kemana. Dia ga pamit sama aku, soalnya. Kalau boleh tau, ada pesan apa ya? Â Kamu siapanya Ibu aku?"
"Ntar malam gue kesini lagi. Gue mau cabut dulu. Salam buat nyokab  lo, dari Dirga."
Seperginya laki laki yang bernama Dirga itu, segera ku tutup pintu dan masuk ke kamar Ibu untuk bertanya. Tapi yang ada aku hanya mendapat omelan, untuk tidak usah ikut campur urusan ibu. Malam pun tiba, yang harusnya ibu sudah keluar tadi siang tapi memilih pergi sekarang dengan melewati pintu belakang. Dan yang aku harapkan, semoga ibu tidak bertemu lagi dengan si Dirga itu.
Waktu terus berjalan, tapi sudah lebih dari 24 jam ibu belum juga pulang. Tidak seperti biasanya, hingga membuatku harus menghubunginya karena takut terjadi apa apa.