Mohon tunggu...
Dyah
Dyah Mohon Tunggu... Lainnya - Masih bisa beraktivitas

Suka foto dan ada keluarga kucing dirumah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Home 1

27 Januari 2023   20:01 Diperbarui: 27 Januari 2023   20:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya Bu, barusan udah berangkat. Kenapa ya bu?"

"Ga, ga papa. Kamu nanti kalau bisa cari kerjanya yang lain aja. Ga usah kaya ibu kamu tuh."

Aku hanya tersenyum mengiyakan atas apa yang dia ucapkan kepadaku. Karena itu sudah seperti makanan sehari hari, yang selalu diucapkan oleh warga warga di sekitar ketika bertemu denganku. Aku hanya Diam tanpa menjawab apa apa, karena memang pada nyatanya Ibu memang bekerja seperti itu. Ketika aku minta berhenti pun dia tidak mau dan keesokkan harinya tetap bekerja sampai sampai pernah di suatu malam dia membawa pelanggannya itu pulang kerumah dan dimasukkannya ke dalam kamarnya.

Malam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan sepertinya ibu akan pulang terlambat lagi kali ini. Kini di ruang tamu yang berukuran tiga kali empat meter aku duduk di atas lantai yang beralaskan tikar. Sibuk membaca loker kerja Koran yang aku dapatkan ketika meminta kepada sang pemilik warung. Siapa tau, kali ini aku mendapatkan keberuntungan dan bisa menggantikan ibuku bekerja.  Selang tak lama dari jam sepuluh itu, suara kedoran pintu tak asing menyadarkanku. Aku tahu dia pulang dan dalam hati pun aku merasa senang dia pulang dengan keadaan selamat. Tapi ketika dia masuk ke dalam rumah, dia tidak terlihat baik baik saja.

"Buk, ibuk kenapa mukanya kaya gitu?" ucapku yang khawatir langsung mengecek anggota tubuhnya yang lain.

"Udah gue ga papa. Bikin minum sana buat tamu."

Tamu ucapku bingung pada diriku sendiri dan seketika itu juga orang yang dimaksudkan sudah berada di ambang pintu sambil tersenyum smirk. Aku buru buru masuk kedalam karena takut di apa apakan seperti yang ibu dapatkan. Tapi ketika ingin masuk ke kamar, aku hampir lupa bahwa aku harus membuatkan minuman untuk orang itu.

"Maria, lo ngapain sih lama banget!" teriak laki laki paruh baya yang sudah berumuran sekitar lima puluhan tahun itu sambil menghisap rokok.

"Bentar sayang, aku lagi ganti baju lagi nih." Ucap Ibu dengan nada lembutnya dan itu benar benar membuatku jengkel.

"Aku masuk ya Maria."

Aku yang mendengar jawaban pria paruh baya itu pun langsung naik pitam dan menghalanginya sebelum masuk ke kamar Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun