Ya,aku akhirnya berboncegan dengan Mas Nova nanti ketika perjalanan. Bisa di bilang umurnya lebih tua dariku 4 tahun dan aku berumur 20 tahun. Dia berkulit sawo matang, pintar dan sudah sempat bekerja. Alhasil dia baru kuliah, ketika sudah bisa mengumpulkan uang yang banyak lebih dulu. contohnya ya motor yang akan aku naiki ini.
"Sini kamu tu Da. Udah mau berangkat ini." Ucapnya padaku dengan logat daerah jawanya yang kental.
"Hehe, iya Mas Nov. Bentar mau pakai helm dulu."
"Ya sini, aku bantuin." Ucapnya sambil mengulurkan kedua tangannya.
Aku pun refleks langsung berjalan mendekat ke arahnya. Tapi ketika aku melihat ke arah wajahnya, yang ada aku hanya ingin tertawa.
"Kenapa lo kamu ni, apa aku lucu?" Tanyanya sambil mencoba mengaitkan  tali pengaman helm.
"Enggak kok Mas Nov. Tapi emang mukamu lucu lo Mas Nov." Kekehku lagi.
"Yaudah ga papalah. Yang penting kamu senang aja."
AKu pun tertawa pada akhirnya, karena aku benar benar tidak bisa melihat lama wajahnya. Kini kami sudah mulai berjalan sesuai rute yang direncanakan. Tempat yang akan kami kunjungi kali ini, benar benar dingin. Suhu cuacanya pun walau belum minus, sudah membuat badan menggigil karena kedinginan. Tapi itu tidak menurunkan semangat kami untuk tetap berjalan agar segera sampai tujuan. Tapi entah kenapa, tiba tiba Mas Nova memberhentikan motornya. Aku yang heran pun bertanya padanya.
"Kenapa e mas Nov? habis bensin?" kataku mendekat di helmnya agar dia mendengar apa yang aku ucapkan.
"Enggak Da. Ga papa. Cuma mau berenti dulu, capek."kekehnya