Mohon tunggu...
Dyaalaya Alya
Dyaalaya Alya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan sesali apa yang sudah menjadi takdirmu, jalani sebagaima alur yang telah di tetapkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Dampak dari Perilaku Agresif yang Dimiliki oleh Anak Usia Dini

8 November 2022   23:51 Diperbarui: 8 November 2022   23:59 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Prilaku Agresif yang di miliki anak akan membawa dampak negatif lo?

Anak usai dini merupakan anak yang masih dalam tahap perkembangan yang dimana setiap anak memiliki perbedaan antara satu dengan yg lain. Pada anak usia usia 0-8 masih terbilang dalam penyesuaian karakter dan perkembangan prilaku, maka tentunya di masa ini anak masih dibilang masih labil terkadang anak sering mudah marah,cemburu,nangis,takut .

Nah Pernahkah kalian melihat anak yang marah-marah terkadang kejadian itu terjadi pada anak usia dini apabila mereka ingin sesuatu tapi orang tua tidak menuruti apa yg mau oleh sang anak dan juga terkadang juga kerap kali orang tua melarang anaknya terhadap sesuatu yang ia suka.

 contohnya; anak bermain dengan temannya dengan asik lari"an tapi orang tua malah menegurnya jangan lari" nanti jatuh,sudah jangan bermain seperti itu maen yang lain. Nah dengan begitu anak terkadang mudah muncul kemarahan yang berlebihan dan munculnya sikap atau prilaku . 

Prilaku agresif ini sering kita jumpai pada anak usia dini, adapun ciri-ciri ekpresi dari prilaku agresif yang biasanya kita jumpai yaitu;
 - Marah-marah
 - Melukai
 - Anak akan menjadi musuh (bermusuhan)
 - Mengancurkan mainan
 - Menendang-nendang dan lain-lain.

 
Ada 3 jenis bentuk prilaku agresi antara lain adalah;
1. Perilaku agresi fisik.
2. Perilaku agresi verbal.
3. Perilaku agresi relasional.

Nah dari prilaku-prilaku argesif di atas ada beberapa faktor yang memunculkan tindakan tersebut maka faktor-faktor penyebab harus perlu diketahui karena dari faktor itulah sumber dari  terjadinya  permaslahan tindakan argresif, sehingga jika mengetahui faktor penyebabnya akan lebih mendalam untuk mengetahui apa yang menyebabkan anak menjadi argresif. 

Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2006:342), faktor-faktor penyebab perilaku agresif ada dua, yakni faktor internal dan eksternal. Lalu apa saja contoh dari faktor dari kedua tersebut? 

faktor internal dari prilaku agresif ialah:

1. Faktor genetik

2. Faktor hormon

4. Faktor stres berlebihan

5. Kondisi emosi yang sedang membludak (tidak terkontrol)

6. Salah dalam pemahaman diri

Faktor eksternalnya yaitu antara lain:

1.Faktor dari keluarga itu sendiri  

2.Faktor dari lingkungan sekitar

3. Faktor masyarakat (sosial). 

Dari berbagai faktor-faktor tersebut dampak dari prilaku agresif itu sendiri sangat berbahaya jika anak di biarkan terus menerus dan diabaikan tidak ditangani secara baik mungkin bisa jadi jika anak itu terus berbuat seperti itu anak akan mengalami perkembangan karakter pribadinya dengan anti sosial.

Akan tetapi terkadang prilaku agresif tersebut biasanya anak itu mencari celah bagaimana agar dia di perhatikan di kenal dan kadang juga dia merasa bangga apa yang telah ia perbuat seperti yang dikatakan oleh Netrasari (2015;5-6).

Begitu juga dengan kekerasan yang di alami pada anak usia dini yang dimana anak seharusnya dibiarkan untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya akan tetapi orang tua kerap kali menekankan kepada anaknya bahwasannya dia harus bisa menjadi apa yang diinginkan kedua orangtuanya, nah dari sinilah bentuk-bentuk prilaku agresif bisa muncul jika anak mendapat tekanan secara terus menerus.

Karena yang dia rasakan bukan kebebasan tapi kekerasan dengan bentuk penekanan setiap harinya dan anak akan menjadi setres serta meluapkan bentuk kemarahannya dengan berbagai hal yang pastinya berdampak negatif dan merugikan. 

Sebab itu pendidikan kepada anak dan arahan perlu agar dampak yang tidak di inginkan pada anak itu tidak muncul dan tidak berkelanjutan sampai dia tumbuh dewasa, semakin dia tumbuh dewasa jika prilaku agresif itu belum anak hilangkan atau belum ia fahami akan dampaknya maka dia memungkinkan tumbuh dewasa dengan karakter yang memiliki jiwa emosi secara frontal dan sulit untuk di tenangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun