Mohon tunggu...
Dwya Aprilyanto
Dwya Aprilyanto Mohon Tunggu... Editor - Depok, Jawa Barat Indonesia.

🙋

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hunting Photography Sekaligus Berjelajah di Kota Semarang

15 Juni 2016   12:51 Diperbarui: 15 Juni 2016   19:34 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang adalah Ibu Kota Jawa Tengah dan juga sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, Semarang juga merupakan sebagai Kota Metropolitan terbesar kelima setelah Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Selain itu, Semarang juga memiliki beberapa tempat wisata yang kaya akan keindahannya dan juga tempat peninggalan bersejarahnya.Setiap tahun Mahasiswa ATVI (Akademi Televisi Indonesia) selalu mengadakan Hunting Photography pada saat semester dua.

Mahasiswa ATVI (Akademi Televisi Indonesia) wajib mengikuti Hunting Photography tersebut karena sebagai nilai ujian akhir semester di semester dua pada mata kuliah Photography. Pada tahun ajaran 2015/2016 ini Mahasiswa ATVI (Akademi Televisi Indonesia) dituntun oleh dosen mata kuliah Photography untuk menjelajah Kota Semarang.

Siang itu pada kamis 26 Mei 2016 saya berangkat menuju Kota Semarang menggunakan bus bersama rombongan dari enam kelas, yang terdiri dari lima kelas jurusan produksi dan satu kelas jurusan jurnalistik. Dari tiap-tiap kelas tersebut dipisah dan tidak menaiki bus yang sama, termasuk juga saya yang menjadi siswa di jurusan jurnalistik tidak satu bus dengan teman-teman kelas saya.

Keberangkatan menuju Kota Semarang pukul 15:00 wib dari studio 5 Indosiar, Jakarta. Untuk mencapai Kota Semarang membutuhkan waktu yang sangat lama. Selama perjalanan saya dan teman-teman saya yang berada di bus empat yang di pandu oleh seorang pemandu wisata, mereka selalu mengingatkan untuk saling menjaga dan mereka juga memberikan perhatian yang sangat baik kepada teman-teman.

Sebelum sampai di Kota Semarang semua rombongan beristirahat sejenak pada malam hari untuk makan malam dan sholat. Setelah selesai makan malam bus pun kembali melanjutkan perjalanan untuk sampai di Kota Semarang. Setelah sampai di Kota Semarang tujuan pertama untuk pengambilan gambar adalah Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid Agung Jawa Tengah adalah sebagai “tetenger” kembalinya tanah wakaf bondo masjid besar kauman Semarang yang dibangun pada 6 September 2002 dan selesai pembagunan pada 14 November 2006.

Setelah sampai di Masjid Agung Jawa Tengah pada pukul 05:30 wib bus saya pun datang paling awal, saya langsung segera bergegas mempersiapkan kamera dan juga tripod. Setelah turun dari bus saya tidak langsung mengambil gambar tetapi saya sholat subuh terlebih dahulu. Saya merasa senang sekali bisa sholat di Masjid Agung Jawa Tengah yang terlihat besar dan megah tersebut karena baru pertama kali saya dapat menginjakan kaki di Masjid Agung Jawa Tengah.

Setelah selesai sholat saya segera bergegas mencari gambar, pertama kali yang saya ambil adalah objek bagian dalam arsitektur masjid dan ternyata di dalam Masjid Agung Jawa Tengah tersebut juga terdapat sebuah Al-Qur’an besar yang ditulis oleh Drs. Hayat dari Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo-Jawa Tengah beliau menulis Al-Qur’an tersebut selama dua tahun tiga bulan, dan Al-Qur’an tersebut juga memiliki ukuran 145 cm x 95 cm.

Selain ada Al-Qur’an besar di dalam Masjid Agung Jawa Tengah juga terdapat sebuah bedug berwarna hijau yang berukuran besar, bedug tersebut dinamakan Bedug Ijo Mangunsari yang dibuat pada tanggal 20 sya’ban 1424 H. Bedug tersebut memiliki ukuran panjang 310 cm, garis tengah depan dan belakang 186 cm, garis tengah bagian tengah 220 cm, keliling depan dan belakang 588 cm, keliling tengah 683 cm dan bedug tersebut juga memiliki jumlah paku sebanyak 156 buah.

kompres-2-5760e6068523bdae0454aee0.jpg
kompres-2-5760e6068523bdae0454aee0.jpg
kompres-5760e61ccd9273af30324ea0.jpg
kompres-5760e61ccd9273af30324ea0.jpg
Setelah selesai mendapatkan banyak gambar di Masjid Agung Jawa Tengah saya bersama rombongan pun melanjutkan kembali perjalanan menuju Museum Kereta Api Uap di Ambarawa. Museum Kereta Api Uap Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api uap yang sekarang dialih fungsikan dan dimanfaatkan menjadi sebuah Museum di Ambarawa, Jawa Tengah. Museum ini memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berfungsi pada zamannya. Salah satunya yaitu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG yang sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitasnya sebagai kereta api wisata.

Perjalanan dari Masjid Agung Jawa Tengah menuju Museum Kereta Api Uap tidak terlalu lama hanya menempuh sekitar waktu dua jam. Akhirnya saya bersama rombongan pun tiba di Museum Kereta Api Uap, yang pertama kali saya lihat setelah sampai di Museum Kereta Api Uap Ambarawa adalah banyaknya sebuah kereta tua yang masih terawat dengan baik dan juga banyak anak-anak kecil yang sedang berkunjung di Museum tersebut.

Saya pun segara mengeluarkan kamera untuk segera mencari gambar, pertama yang saya ambil adalah sebuah objek anak-anak kecil yang sedang bermain di kereta-kereta tua tersebut sebagai foto human interest. Tak hanya mencari gambar di museum saja ternyata saya bersama rombongan pun juga diperkenankan untuk menaiki kereta api uap. Saya beserta rombongan menaiki kereta api uap dengan nomor B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG, selama perjalan dari stasiun Ambarawa menuju stasiun Tuntang sangat lah menyenangkan disitu lah saya banyak mendapatkan banyak gambar human interest karena di sepanjang perjalanan tersebut adalah sebuah sawah-sawah dan banyak sekali para petani yang sedang memanen padi tidak hanya pemandangan persawahan saja gunung gunung yang menjulang tinggi juga menjadi sebuah keindahan yang tak terhingga untuk saya.

img-2799-jpg-5760e833b27e613e0b563102.jpg
img-2799-jpg-5760e833b27e613e0b563102.jpg
kompres-4-5760e8811a7b617404cf807d.jpg
kompres-4-5760e8811a7b617404cf807d.jpg
img-2749-5760e8aa62afbddd0aad3935.jpg
img-2749-5760e8aa62afbddd0aad3935.jpg
Setelah selesai mendapatkan gambar di Museum Kereta Api Uap Ambarawa saya bersama rombongan melanjutkan kembali perjalanaan menju Candi Gedong Songo. Candi Gedong Songo merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Semarang. Untuk mencapai Candi dari tempat pemberhentian bus, harus menaiki kembali sebuah mobil kecil seperti angkot yang mampu membawa orang sebanyak dua puluh orang. Disamping itu Candi Gedong Songo merupakan tempat wisata alam juga menjadi salah satu tempat wisata bersejarah di Kabupaten Semarang.

Lokasi antara candi satu dengan candi yang lainnya tidak berdekatan sehingga dibutuhkan tenaga yang sangat banyak untuk menempuh jarak ratusan meter agar bisa melihat kesuluruhan candi. Namun tidak perlu khawatir jika anda memiliki fisik yang lemah bisa juga menyewa sebuah kuda untuk bisa melihat keseluruhan candi tanpa mengeluarkan tenaga yang banyak. Yang paling saya senangi dari Candi Gedong Songo ini adalah udaranya yang sangat begitu dingin dan juga pemandangannya yang sangat bagus.

kompres-3-5760e928557b613d06bf8e54.jpg
kompres-3-5760e928557b613d06bf8e54.jpg
img-3079-5760e94ccf92734d06176655.jpg
img-3079-5760e94ccf92734d06176655.jpg
kompres-5-5760e978cf9273da0617663b.jpg
kompres-5-5760e978cf9273da0617663b.jpg
Setelah selesai dari Candi Gedong Songo saya bersama rombongan menuju hotel untuk beristirahat malam. Hari sudah berganti menjadi pagi dan saya bersama rombongan pun melanjutkan perjalanan kembali menuju Kota Lama Semarang. Kota Lama Semarang ini adalah sebagai potongan tempat bersejarah, karena dari sinilah Ibu Kota Jawa Tengah ini berasal. Semarang dan Kota Lama tidak dapat dipisahkan begitu saja. Pada dasarnya area Kota Lama ini adalah daerah yang mencakup dimana gedung-gedung yang di bangun sejak zaman Belanda. Salah satunya yang saya lihat adalah sebuah bangunan gereja yang di bangun pada zaman Belanda yaitu Gereja Blenduk. Gereja Blenduk ini merupakan salah satu landmarkdi Kota Lama yang dibangun pada tahun 1753. Pada umumnya bangunan Gereja ini berbeda dari bangunan lain di Kota Lama, gedung yang Neo-Klasik ini justru tampil kontras. 

kompres-6-5760e9f68523bd2a0654ae94.jpg
kompres-6-5760e9f68523bd2a0654ae94.jpg
img-3306-jpg-5760ea38717e61f307f0b615.jpg
img-3306-jpg-5760ea38717e61f307f0b615.jpg
Setelah dari Kota Lama Semarang saya melanjutkan kembali perjalanan saya menuju Klenteng Sam Poo Kong yang terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Klenteng Sam Poo Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksaman Tiongkok beragama Islam yang bernama Zhen He/ Cheng Ho. Hampir keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta untuk berziarah untuk orang Kong Hu Cu. Padahal Laksama Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka dianggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

kompres-7-5760eaa0c423bd501b6cbe9e.jpg
kompres-7-5760eaa0c423bd501b6cbe9e.jpg
img-3452-5760eaef81afbdba05b01cbc.jpg
img-3452-5760eaef81afbdba05b01cbc.jpg
Lanjut kembali perjalanan saya sekaligus mengakhiri perjalanan di Kota Semarang, yaitu menuju Lawang Sewu. Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesia Pintu Seribu adalah sebuah Gedung megah yang di bangun Era penjajahan Belanda, yang sekarang ini menjadi objek wisata di Kota Semarang. Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada tahun 1904, awal mula gedung ini tempat untuk kantor pusat Perusahaan Kereta Api penjajah Belanda. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau disudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Pintu Seribu) ini karena banyaknya pintu pada bangunan ini, pada kenyataannya pintu bangunan tersebut tidak mencapai seribu, Sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai Pintu Seribu.

img-3473-jpg-5760eb44cf7a614f0599c45a.jpg
img-3473-jpg-5760eb44cf7a614f0599c45a.jpg
Hari mulai senja dan saya bersama rombongan harus meninggalkan Kota Semarang untuk kembali ke Jakarta. Sungguh perjalanan Hunting Photography yang luar biasa, sehingga banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang saya dapat di Kota Semarang terlebih juga  adalah menambah wawasan saya tentang sejarah yang ada di Kota Semarang Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun