Unsur keempat adalah media dakwah, media dakwah yang terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Awalnya, terdapat media dakwah tradisional, kemudian diikuti oleh media konvensional, dan saat ini telah muncul berbagai jenis media baru yang digunakan dalam upaya dakwah.
Unsur kelima dalam dakwah adalah metode dakwah, yang bertujuan untuk memilih cara atau jalan yang tepat agar tujuan dakwah dapat tersampaikan kepada mad'u dengan beragam cara. Beberapa metode dakwah yang terkenal meliputi dakwah bilhikmah, ceramah, dan diskusi. Sedangkan unsur keenam adalah efek atau pengaruh dari dakwah, yang merupakan hasil dari penyampaian dakwah melalui teknik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu.
Dalam ruang lingkup dakwah, terdapat pendekatan, strategi, metode, dan teknik dakwah. Pendekatan dakwah merupakan cara pandang terhadap berbagai permasalahan dalam dakwah, seperti aspek sosial, budaya, dan agama.
Strategi dakwah berkaitan dengan perencanaan dakwah yang dirancang, seperti strategi personal, rasional, dan spiritual. Sementara metode dakwah mencakup pemilihan cara dakwah yang sesuai, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surah an-Nahl ayat 125, yaitu dengan hikmah dan mauidzatul hasanah. Terakhir, teknik dakwah merujuk pada praktik penggunaan metode dakwah dari awal hingga akhir.
Tujuan utama dakwah adalah umat manusia, di mana Nabi Adam, sebagai manusia pertama, telah menjadi teladan sebagai seorang muslim. Seluruh para nabi juga memperjuangkan ajaran yang sejalan, menegaskan bahwa kesatuan agama merupakan fondasi yang sama yang dipegang teguh oleh semua nabi. Nabi bersabda, "Para nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yakni agama Islam, dan ibu-ibu (syariat-syariat) mereka berbeda-beda" (HR. Bukhari dan Muslim). Syariat mereka berbeda, namun agama para nabi sama.
Terdapat banyak faktor keberhasilan dalam dakwah, termasuk pemanfaatan teknologi, keakuratan dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode dakwah. Namun, dalam praktiknya, pengembangan bahasa retorika dakwah juga memiliki peran yang sangat penting. Dalam upaya mengembangkan retorika dakwah baik secara lisan maupun tertulis, penting untuk memperhatikan tiga hal utama, yaitu penggunaan bahasa yang baku, berdasarkan data yang akurat, serta didasarkan pada riset yang mendalam.
Dalam ruang lingkup dakwah, terdapat keterkaitan yang erat antara dakwah dengan berbagai ilmu lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan, seperti sosiologi, antropologi, psikologi, politik, dan tidak terkecuali ilmu retorika. Kerjasama antara dakwah dengan ilmu-ilmu serumpun tersebut memperkaya pemahaman dan pendekatan dakwah dalam konteks sosial, budaya, psikologis, dan politik, serta memperkuat landasan teoritis dan praktis dalam menyampaikan pesan dakwah dengan lebih efektif dan relevan.
Oleh: Syamsul Yakin dan Dwi Putri RianiÂ
(Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H