Benang Merah Retorika dan KomunikasiÂ
Retorika berasal dari bahasa Inggris dan bahasa latin (Yunani Kuno) yaitu "rhetorica" yang berarti linguistik, berbicara efektif dan seni komunikasi.
Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan (message) dari pengirim atau komunikator kepada penerima atau komunikator melalui media (channel) tertentu.
Kesamaan (benang merah) antara retorika dan komunikasi terletak pada ilmu, seni, dan keterampilan komunikasi dari penyampai hingga yang dikomunikasikan melalui media konvergen.
Saat ini media konvergensi hadir dalam bentuk media lama (old media) seperti radio, televisi, panggung. Serta media baru (new media) seperti facebook, youtube, instagram, twitter dan lain-lain.
Seperti  komunikasi, retorika sebagai ilmu bersifat rasional, empiris, logis, dan dapat diuji. Sebagai suatu teknik berbicara, retorika mempunyai komponen estetika.
Retorika dapat dipelajari sebagai suatu keterampilan dengan mendemonstrasikan, mengulangi, dan membiasakan  latihan dalam jangka waktu tertentu dengan disiplin yang cukup.
Oleh karena itu, retorika tidak hanya berkaitan dengan seni pengelolaan pesan, tetapi juga titik kontak dengan komunikator, yang harus memiliki pengetahuan, teknik, dan keterampilan untuk membujuknya.
Ada beberapa indikator seorang komunikator dengan pengetahuan, seni, dan keterampilan berbicara.
Pertama, pesan yang disampaikan efektif dan menarik agar dapat menarik perhatian khalayak.
Kedua, pesan yang disampaikan disertai dengan bukti dan contoh nyata.
Ketiga, pesan yang disampaikan logis, diterima akal dan estetik, serta memuaskan selera hati.
Selain pada aspek proses, persamaan (benang merah) antara retorika dan komunikasi juga terdapat pada aspek hasil. Jika retorika mengarah pada keinginan untuk mempengaruhi opini dan tindakan audiens, hal yang sama berlaku untuk komunikasi.
Retorika dan komunikasi sama-sama membangun informasi yang sama di telinga komunikan. Respons positif komunikan membuktikan bahwa pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan berjalan efektif.
Baik retorika maupun komunikasi menghasilkan informasi yang sama di telinga komunikator. Respons positif komunikan membuktikan  pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan berjalan efektif
Oleh: Syamsul Yakin dan Dwi Putri Riani
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H