Mohon tunggu...
Dwi Yuniarahmah
Dwi Yuniarahmah Mohon Tunggu... Perawat - Nursing Student Writter

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Buruk Begadang Beresiko Terkena Stroke dan Hipertensi

15 Oktober 2022   19:51 Diperbarui: 15 Oktober 2022   20:08 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salah satu penyakit tidak menular yang saat ini menjadi prioritas dalam dunia kesehatan secara global adalah hipertensi. Berdasarkan rekomendasi Join National Committee dalam The Eighth Report of Join National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure menyatakan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang 140 mmHg (sistolik) dan/atau 90 mmHg.1 Selain sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular, Hipertensi juga menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler lainnya.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dalam Global Status Report On Non-Communicable Disease,  prevalensi tekanan darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas sekitar 22%. 

Penyakit ini juga bertanggung jawab atas 40% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke.2 Selain secara global, hipertensi juga menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia (57,6%). Hal ini dibuktikan melalui jumlah kunjungan hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang terus meningkat setiap tahunnya. (Ansar J, Dwinata I, 2019)

Sedangkan stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak. Stroke terjadi karena terganggunya suplai darah ke otak yang tiba kaku atau mati rasa dan lemah, biasanya terjadi pada satu sisi tubuh. 

Gejala lainnya yaitu pusing, kesulitan untuk berbicara atau mengerti perkataan, kesulitan untuk melihat baik dengan satu mata maupun kedua mata, kesulitan jalan, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pingsan atau kehilangan kesadaran, dan sakit kepala yang berat dengan penyebab yang tidak diketahui (Widyaswara Suwaryo et al., 2019).

Sekitar 15 juta orang di dunia mengalami stroke tiap tahunnya dan 1 dari 6 orang diseluruh dunia akan mengalami stroke dalam hidup mereka. Kejadian stroke di dunia pada tahun 2010 yaitu sebanyak 33 juta, dengan 16,9 juta orang yang terkena serangan stroke pertama.

Angka kejadian stroke di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mil dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Total sebanyak 57,9% kejadian stroke telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (Kemenkes.RI, 2014).

Sempat ramai diperbincangkan di media sosial seorang wanita berusia 21 tahun terkena stroke karena sering bergadang. Meskipun mekanismenya berbeda dengan stroke pada usia tua, kurang tidur akibat begadang memang berhubungan dengan stroke. Bahkan, yang katanya lebih produktif/konsentrasi saat tengah malam sebenarnya tubuh sedang tertipu. Kok bisa? Mari simak penjelasan berikut.

Sebelumnya, diluruskan terlebih dulu bahwa begadang bukan penyebab dari stroke. Penyebab stroke bisa terjadi karena perdarahan pada pembuluh darah otak seperti yang ada di berita atau sumbatan pembuluh darah otak yang membuat nutrisi dan oksigen tersumbat sehingga jaringan otak bisa mati. Lalu jika seperti apa hubungannya begadang dengan stroke?. 

Orang-orang yang begadang cenderung kurang tidur, terutama jika harus bangun di pagi hari untuk kerja/sekolah dan inilah yang berbahaya. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kurang tidur memang bisa meningkatkan risiko hipertensi. Apalagi jika kamu ada riwayat keluarga dengan hipertensi. Hipertensi inilah yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. (Rizal, 2019)

Hipertensi memang menjadi faktor risiko tersering dari orang yang terkena stroke, bahkan di usia muda sekalipun. Masalahnya adalah kebanyakan orang dengan hipertensi itu tidak bergejala. Karena tidak bergejala, orang bisa merasa sehat dan aman-aman saja begadang, makan tidak teratur, kurang gerak dll. Tidak hanya berisiko stroke saja, tetapi ginjal dan organ lain bisa terkena dampak nya juga. Inilah kenapa hipertensi menjadi Silent Killer karena berbahaya.

Pada dasarnya perasaan lebih berkonsentrasi, produktif, dan aktif di tengah malam bisa disebabkan oleh hormon kortisol yang diproduksi akibat kamu tetap beraktivitas pada jam tidur (begadang). Hormon tersebut memiliki efek positif terhadap alertness dan feeling of activeness. 

Bahwa kortisol ialah hormon stress, tetapi anda merasa lebih berkonsentrasi pada malam hari dan akhirnya bergadang. Bisa jadi anda adalah tipe yang konsentrasi di suasana sepi dan tenang. Kalau iya, bukan masalah waktu, tetapi masalah tempat saja. Konsentrasi meningkat disebabkan karena alertness-nya tinggi akibat kortisol naik di dalam tubuhmu. Artinya, badanmu mulai tidak merespon dengan baik.

Dari pada begadang, kita coba terapin Early Bed Early Wake untuk yang sibuk. Jadi, tidur lebih awal dalam keadaan gelap, bangun lebih awal pula di pagi hari untuk garap lembur/tugas dengan ruangan terang. Early Bed, Early Wake bebas mau set jam berapa saja. Misalnya, jam 22.00 sudah tidur (berarti jam 21.30s udah siap-siap di atas kasur) lalu bangun jam 05.00 pagi. Olahraga nya bebas. Bisa dengan yoga, jogging, stretching, game, push up, HIIT, dan angkat beban. (Rizal, 2019)

Sedikit Tips Untuk Sobat Ambis Dan Rekomendasi Yang Dapat Dilakukan Untuk Bisa Tidur Lebih Baik. 

  • Buat jadwal kamu yang pasti, kapan kamu tidur dan kapan bangun. Syarat lainnya, kamu harus patuh terhadap jadwal yang kamu buat. Apapun yang terjadi kamu harus patuh. Cara mudahnya, pasang alarm. Pastikan kamu tidur setidaknya 6 jam dalam semalam tidak usah alasan, seperti percuma alarm karena pasti tidur lagi. Itu karena niat kamu belum kuat
  • Gunakan kasur HANYA untuk tidur saja. Jangan menggunakan untuk makan, rebahan, nonton drama korea, dan sejenisnya. Dengan begini, otak akan terbiasa menganggap kalau menyentuh kasur artinya tidur. Hasilnya, kamu akan lebih cepat untuk jatuh tidur/terlelap Kalau kondisi kamar tidak memungkinkan untuk tidak beraktivitas di atas kasur, hindari merebahkan tubuh apabila tidak akan tidur
  • Buang ponsel kamu ketika menyentuh kasur untuk tidur. Lepas ponselmu. Jangan biasakan mata terpapar radiasi elektronik sebelum tidur.
  • Kalau selama 15-20 menit kamu masih belum bisa terlelap meskipun sudah guling sana sini, silahkan bangun. Duduk dan ambil buku, baca-baca sampai kamu merasa ngantuk lagi dan tidur. Dalam keadaan seperti ini jangan sekali-kali meraih handphone kamu. Prinsipnya, kalau mau tidur jangan sentuh apapun yang memiliki daya distraksi paling tinggi, misalnya HP. Setelah membaca buku lalu mengantuk, segera kembali ke kasur dan tidur
  • Jangan minum sebelum tidur. Beri jarak setidaknya 1 jam sebelum tidur, itulah minum terakhir kamu. Terutama bagi yang beser atau sering buang air kecil.
  • Buat jadwal manajemen stres terhadap tugas. Misalnya, hari ini banyak tugas berat maka selesaikan sampai tuntas besoknya, santai atau mengerjakan tugas yang lebih santai. Lusa mulai kerjakan lagi hal yang berat. Jangan biarkan fisik dan pikiranmu terforsir oleh kegiatan berat yang memicu stres secara berturut-turut setiap hari. Itu dapat memengaruhi kualitas tidur kamu.
  • Minum segelas air sejuk dan berdiri di bawah sinar matahari pagi untuk melakukan olahraga ringan, seperti pemanasan/peregangan tubuh
  • Kurangi konsumsi kafein. Kafein tidak hanya kopi, bahkan beberapa jenis teh justru memiliki kadar kafein yg lebih tinggi dibanding kopi.
  • Sekali lagi, hindari konsumsi alkohol. Terutama pada waktu makan malam.
  • Kalau kamu pekerja shift malam, tipu tubuh kamu dengan modifikasi lingkungan. Saat bekerja, ubah ruangan kamu seperti siang hari dengan sinar dan cahaya lampu yang terang. Begitu pulang ke rumah, ubah kamar kamu seperti malam. Cegah cahaya matahari masuk ke dalam kamar, segera tidur. (Arturo Arrona-Palacios, n.d.)

Ayo yang lagi begadang karena tugas/kerjaan, coba yuk tutup laptop/bukunya. Tidur sekarang, bangun lebih pagi. Kemudian lanjutkan kegiatan yang tertunda semalam. Itu lebih baik dari pada harus begadang. Early bed early wake. Stay Alive!

Referensi

Ansar J, Dwinata I, M. A. (2019). Determinan Kejadian Hipertensi Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(3), 28–35.

Arturo Arrona-Palacios, P. D. (n.d.). Division of Sleep Medicine. Harvard Medical School. https://sleep.hms.harvard.edu/

Rizal, D. (2019). TIPS DAN REKOMENDASI YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK BISA TIDUR LEBIH BAIK. https://karyakarsa.com/afrkml/posts?tag=Ketika Tubuh Berdialog

Widyaswara Suwaryo, P. A., Widodo, W. T., & Setianingsih, E. (2019). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Stroke. Jurnal Keperawatan, 11(4), 251–260. https://doi.org/10.32583/keperawatan.v11i4.530

 Covassin, N., & Singh, P. (2016). Sleep Duration and Cardiovascular Disease Risk Epidemiologic and Experimental Evidence. Sleep Medicine Clinics, 11(1), 81–89. https://doi.org/10.1016/j.jsmc.2015.10.007

Koo, D. L., Nam, H., Thomas, R. J., & Yun, C. H. (2018). Sleep disturbances as a risk factor for stroke. Journal of Stroke, 20(1), 12–32. https://doi.org/10.5853/jos.2017.02887

Phua, C. S., Jayaram, L., & Wijeratne, T. (2017). Relationship between sleep duration and risk factors for stroke. Frontiers in Neurology, 8(AUG), 1–6. https://doi.org/10.3389/fneur.2017.00392

Smajlović, D. (2015). Strokes in young adults: Epidemiology and prevention. Vascular Health and Risk Management, 11, 157–164. https://doi.org/10.2147/VHRM.S53203

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun