Akhirnya setelah disibukkan dengan beberapa hal terkait dengan persiapan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi. inilah postingan pertama saya setelah kurang lebih 6 bulan saya membuat akun di kompasiana. Oke, langsung saja... Topik yang saya angkat pada postingan pertama saya ini terkait dengan pelaksanaan sekolah inklusi di Indonesia sampai saat ini. Sehari yang lalu saya menghadiri acara dari kampus yaitu tentang kajian Shadow Teacher. Meski telat saat itu, namun untungnya saya tidak begitu tertinggal untuk menyimak topik bahasan utama. Pada saat itu, pembicaranya adalah alumni jurusan PLB dari kampus saya. Setelah saya menyimak apa yang beliau ceritakan, ada poin penting yang menurut saya wajib untuk ditelaah bahkan menjadi perhatian lebih bagi kita semua. Beliau mengatakan sejauh ini, dari pengalamannya menjadi Shadow Teacher dan telah mengetahui serta melihat keadaan sekolah inklusi yang ada di Indonesia, menurutnya masih sangat memprihatikan.Hal yang memprihatinkan adalah terkait kordinasi yang masih alot antara guru-guru reguler dengan Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Bahkan guru-guru tersebut terkesan masa bodo dan menyerahkan sepenuhnya kepada Shadow Teacher. Jadi intinya pelaksanaanya sampai saat ini masih Sangat jauh dari wacana yang sudah dicanangkan mengenai Program perkembangan Sekolah Inklusioleh Pemerintah. Dari pernyataan beliau, saya mulai berpikir jika memang kenyataannya seperti itu, Jelas adanya perlakuan tidak adil untuk ABK. Padahal kita tahu semua rakyat Indonesia berhak mendapat pendidikan layak , termasuk ABK ini.Memang di Indonesia, Program Sekolah Inklusi baru saja mulai di intensifkan, namun hal ini sudah seharusnya mendapatkan perhatian lebih dan perlu langkah cepat dan tepat sasaran. Saya adalah mahasiswa baru jurusan PLB. Jujur, sy belum pernah berkunjung ke sekolah-sekolah Inklusi yang ada, namun bagi sahabat kompasiana yang ingin berbagi pengalaman, mengomentari, serta memberikan masukan terkait sistem dan pelaksaanaan sekolah Inklusi untuk kedepannya saya sangat menghargainya dan tentunya akan menjadi masukan saya untuk melanjutkan pendidikan kedepannya. >
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H