Wabah covid-19 telah menimbulkan lebih dari dua juta kasus dan ratusan orang meninggal dunia. Hampir semua negara terkena dampak dari penyebaran covid-19 hingga setiap negara di dunia melakukan lockdown dan memberlakukan peraturan untuk warganya agar tetap berada di rumah kecuali, jika ada keperluan mendadak itupun harus tetap menjalankan program kesehatan dengan ketat. Pandemi ini berakibat pada lumpuhnya semua aspek dan aktivitas manuasia. Semua masyarakat dipaksa  untuk selalu patuh pada proker 5 M  memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi sesame manusia). Pandemi covid-19 berdampak pada perubahan norma perilaku manusia dalam berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan. Efek pandemi covid-19 memang berpengaruh dengan kesehatan tubuh manusia. Akan tetapi secara tidak langsung kondisi lingkungan menjadi semakin membaik karena adanya pembatasan aktifitas manusia ditempat umum, dan kurangnya mobilitas yang signifikan.
   Semenjak awal tahun 2020 pada tanggal 11 Maret 2020, secara resmi WHO menetapkan penetapan covid-19 sebagai pandemi global. Penetapan status pandemic tidak terlepas dari luasnya penyebaran covid-19 secara cepat, erat kaitannya dengan lingkungan, pandemi covid-19 memberikan kabar yang memprihatinkan sekaligus kabar gembira. Beredar berita dari seluruh penjuru dunia dari mulai berita online maupun tulisan, artikel, surat kabar dengan berlakukannya pembatasan mobilitas umum dari PSBB hingga PPKM. Perturan tersebut memaksa banyak masyarakat untuk tetap melakukan aktifitas di rumah (work from home), anak-anak melakukan KBM dengan cara daring, penutupan tempat wisata dan hiburan, serta dibatasinya jam operasional transportasi umum. Semua itu secara tidak langsung memberi dampak terhadap kondisi lingkungan. Beberapa negara melaporkan di laman portal berita online, bahwa kondisi lingkungan belakangan terakhir semakin membaik dan sehat. Tingkat pencemaran udara menurun drastis angka tersebut mungkin jauh lebih besar dibanding angka kematian yang disebabkan covid-19 meskipun belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kualitas udara yang meningkat dalam jangka pendek mampu berpengaruh besar terhadap Kesehatan tubuh. Di sisi lain sebelum pandemi melanda banyak orang berbondong-bondong mengadu nasib ke kota untuk mencari pekerjaan, karena anggapan di desa merupakan isolasi social yang sering ditemukan dalam dialog dimasyarakat. Efek pandemic covid-19 ini, lambat laun merubah pola piker masyarakat berubah, terutama bagi yang tinggal di lingkungan yang terkena penerapan Pshycal Distanding (PSBB dan PPKM). Keadaan lingkungan semacam ini, akan membuka kualitas sosial di masyarakat. Mulai dari adanya waktu untuk keluarga di rumah mengobrol dengan tetangga, memberikan dukungan moral, serta memberikan bantuan sembako kepada tetangga yang di wajibkan isoman.
   Kajian psikologi, menerapkan perilaku pro-lingkungan bisa di lihat dalam perspektif theory of planned behaviour (TPB). Perilaku individu ini diarahkan oleh tujuan dan melibatkan proses sadar dalam menjelaskan situasi yang spesifik. Dengan demikian perilaku pro-lingkungan ditentukan oleh proses kesadaran yang terjadi dalam diri manusia. Proses kesadaran ini terwujud dalam bentuk intensitas, yaitu kesiapan kita untuk melakukan suatu tindakan, dalam hal ini mengarah pada kesiapan menjaga lingkungan. Niatan untuk menjaga lingkungan atau tidak ditentukan oleh tiga hal, yaitu sikap kita terhadap lingkungan, norma subjektif terkait dengan harapan masyarakat disekitar akan pentingnya menjaga lingkungan, dan kendali yang kita miliki untuk dapat menjaga lingkungan. Di Indonesia khususnya dikutip dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CRCA) tercatat mengalami penurunan gas polutan (NO2) sekitar 40% di banding tahun 2019. Namun yang menjadi catatan, penurunan polusi udara NO2 ini tidak serta merta membuat kita dapat menyimpulkan bahwa peraturan lockdown dan PPKM ini dapat memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Selain itu, isu lingkungan merupakan permasalahan yang kompleks dan melibatkan banyak faktor untuk menjamin kelestarian lingkungan. Salah satu permasalahan baru lingkungan ditengah masa pendemi adalah sampah medis yang tidak dapat dihindari, dan dibutuhkan protokol khusus yang harus dipatuhi dalam pengelolaan sampah medis tersebut. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar, merupakan keharusan  dalam pencegahan penyebaran covid-19, hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kebiasaan pola hidup bersih dan sehat perlu dilakukan secara menyeluruh, baik untuk diri pribadi, keluarga, serta lingkungan sekitar melalui;
1. Pahami kondisi kesehatan masing-masing, imunitas yang baik merupakan salah satu kekuatan dalam pencegahan covid-19.
2. Konsumsi makanan sehat dan bergizi dengan mengubah pola makan kita kearah menu yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh
3. Perbanyak asupan dan cairan untuk tubuh dengan minum air hangat 6-8 gelas sehari. Selain bermanfaat untuk tubuh juga mampu membantu mencegah virus sars cov-2 menempel di tenggorokan.
4. Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, merupakan car ampuh dalam pencegahan perkembangan virus dan kuman.
5. Lakukan aktivitas fisik atau olahraga dan istirahat yang cukup.
6. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
7. Perbanyak pikiran positif dan bahagia untuk menjaga agar kondisi tetap sehat dan bugar.
   Wabah virus tak kunjung usai, kita harus terus perketat program kesehatan dengan 5 M. Wabah telah berlangsung lebih dari  satu tahun, sudah saatnya kita beradaptasi serta selalu menjaga Kesehatan dan kebersihan lingkungan. Sejauh ini ada banyak persoalan lingkungan yang terjadi mulai dari pencemaran udara, air, dan tanah. Dampak dari pencemaran lingkungan adalah global warming dan salah satunya juga penyebaran covid-19. Perlu adanya kebijakan strategis dari pemerintahan masyarakat untuk memilih opsi yang lebih ramah  dalam menghadapi semua kondisi lingkungan di masa pandemi ini. Karena permasalahan pada lingkungan juga penting dan butuh upaya pasif dan konsisten untuk mencegah kerusakan lingkungan. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendorong perilaku pro lingkungan, sebagai wujud kepedulian kita:
1. Memupuk rasa cinta terhadap lingkungan dengan cara menanam pohon, membersihkan sampah yang menjadi sarang bagi virus dan bakteri
2. Menciptakan norma akan kepedulian terhadap lingkungan dan antar sesama masyarakat.
3. Meningkatkan keyakinan diri bahwa kita mampu untuk berbuat baik terhadap lingkungan, membuat kualitas kehidupan sosial yang lebih baik sambil meminimalisir penggunaan sumber daya alam dan emisi limbah serta polutan selama siklus dimasa pandemic, agar tidak membahayakan kebutuhan generasi mendatang.
   Karena banyak masyarakat yang mungkin sudah merasa bosan atau khawatir dengan berita yang ada namun, perlu diingat aka nada banyak pelajaran yang bisa diambil setelah wabah pandemic berakhir. Marilah kita Bersama berperan dalam pengurangan pencemaran lingkungan mulai dari langkah kecil yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari selama dalam masa PPKM ini hingga lingkungan, dan keadaan bisa kembali normal seperti sedia kala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H