Mohon tunggu...
Dwi Wahyuningsih
Dwi Wahyuningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

selamat datang di akun Dwi Wahyu Ningsih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Gelar Pelatihan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH)

2 September 2024   19:05 Diperbarui: 2 September 2024   19:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya, 27 Agustus 2024---Di era modern ini, peran ayah dalam pengasuhan anak sering kali menjadi sorotan. Keterlibatan ayah tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan anak, tetapi juga dapat mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan. Anak yang memiliki hubungan positif dengan ayah mereka cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan ketrampilan sosial yang baik.

Mahasiswa/I Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam program Inovasi & Teknologi menggelar pelatihan dengan tujuh tema, salah satunya ialah "Pentingnya Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Anak". Acara ini dilaksanakan pada Selasa 27/Agustus/2024 yang berlokasi di Kantor Kecamatan Rungkut Kota Surabaya.

Kegiatan ini dihadiri oleh 56 peserta yang terdiri dari ibu-ibu SOTH, Ibu Erny Julihastoeti selaku koordinator penyuluhan KB Kecamatan Rungkut, Serta Ibu Inka Sukma Melati S.Psi ., M.Psi Psikolog selaku pembimbing lapangan yang juga ikut berkontribusi dalam kegiatan pelatihan ini. Kegiatan ini berlangsung selama 2 jam mulai pukul 10:00 -- 12:00 Wib. Selama kegiatan pelatihan berlangsung pemateri memberikan pengetahuan baru mulai dari Fatherless di Indonesia, dampak dari Fatherless hingga strategi untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan.

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan bermain yaitu Truth or Dare Card yang berjudul "Ayah, Sahabat Terbaik bagi Anak". Truth or Dare Card ini dapat memperkuat ikatan ayah dan anak. Dengan berkomunikasi secara terbuka ayah dan anak sama-sama mengungkapkan pikiran, perasaan dan kemauan. Sedangkan kartu Dare dirancang untuk menciptakan rasa kegembiraan dan mencari sensasi antara anak dan ayah. harapannya lewat bermain kartu ini kedekatan antara ayah dan anak dapat terjalin dengan baik, sehingga ayah juga dapat terlibat dalam pengasuhan anak.

Ayu Safira dan Dwi Wahyu Ningsih mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya juga menjelaskan bahwa saat anak dan ayah bermain Truth Or Dare Card, dimana terdapat 2 dadu, masing-masing mengambil dadu yang telah disediakan untuk dikocok lalu dilemparkan, angka yang keluar dari hasil lemparan dijumlahkan, jika total dadu genap maka ayah atau anak mengambil kartu Truth sedangkan total dadu ganjil maka mengambil kartu Dare. Harapannya lewat bermain kartu ini kedekatan antara ayah dan anak dapat terjalin dengan baik, sehingga ayah juga dapat terlibat dalam pengasuhan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun