Dalam hidup kita pasti tidak asing dengan kata "belajar" dan "pendidikan", ketika melakukan dan setelah kita menjalani pembelajaran kita pasti memiliki rasa penasaran seperti "Mengapa kita harus belajar?", "Apa tujuan kita mengenyam pendidikan?", "Kenapa kita sebagai umat Islam harus belajar?". Masih cukup banyak sekali masyarakat yang masih belum mengetahui semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas, oleh karenanya penulis ingin membahas apa tujuan dari sebuah pendidikan dan bagaimana Islam memandang pendidikan itu sendiri.
Menurut Ahmad D. Rimba, pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap siswa dalam rangka membentuk dan mengembangkan kepribadian, jasmani, dan rohani. Sedangkan menurut UU No.20 Tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional, "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potenssi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".
Dari pengertian tersebut bisa terlihat bahwa tujuan pendidikan secara umum adalah mendidik siswa di dalam lingkungan belajar guna membentuk sikap dan karakternya melalui pembelajaran supaya dia dapat menambah ilmu dan pengalaman. Sehingga ia bisa melewati tantangan dan menjalani kehidupannya dengan baik. Pendidikan yang baik secara umum mampu meng-cover 3 aspek, yakni kognitif, psikomotorik, dan spiritual. Tujuan dari ketiga aspek tersebut dididik dan dikembangkan supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dan bakat yang di dalam dirinya serta bagaimana cara untuk menyalurkannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk dunia kehidupan di masyarakat.
Di dalam Islam, pendidikan dan pembelajaran adalah salah satu hal yang terpenting bagi umat Islam. Manusia dianugerahi oleh Allah SWT dengan akal dan pikiran untuk belajar dan menjelaskan ilmu pengetahuan serta diperintahkan menjadi khalifah di muka bumi. Yang dimana seperti kisah nabi Adam AS, menjelaskan hal-hal yang berkaitan sesuai perintah Allah SWT dan malaikat pun tidak sanggup menjelaskan hal tersebut sehingga Allah SWT memerintahkan seluruh malaikat (kecuali iblis karena menolak perintah Allah) untuk bersujud kepada nabi Adam AS, seperti dalam firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 30-34:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.". Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!". Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.". Dia (Allah) berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?". Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kami kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.
Kelebihan inilah yang membuat manusia disebut sebagai makhluk sempurna yang diciptakan Allah SWT. Namun dibalik kelebihan tersebut, manusia bisa menjadi makhluk yang destruktif yang menghancurkan segala sesuatu di muka bumi ini sebab banyaknya potensi yang manusia miliki. Disitulah pendidikan menjadi kunci dari mencegah kerusakan dan mengarahkan potensi tersebut. Pendidikan dalam Islam telah mengalami evolusi dari zaman Rasulullah SAW yang belajar tentang salat dan menyempurnakan akhlak (sesuai dengan tujuan Rasulullah SAW diutus kepada umat Islam) hingga zaman keemasan Islam yang mempelajari tentang agama, ilmu pengetahuan dan kesehatan, sosial budaya, bahkan politik.
Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia yang mampu mengembangkan akal pikirannya, menyehatkan jasmani dan alam lingkungannya serta memiliki keimanan yang kuat serta sikap yang Islami. Maksud dari ketiga tujuan tersebut adalah manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang diutus ke muka bumi ini sebagai khalifah yang menjaga bumi juga menyembah Allah, seperti dalam firman-Nya dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56:
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Dan QS. Al-A'raf ayat 85:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.
Dalam mencapai tujuan sebagai khalifah di bumi, tentu manusia harus mengembangkan akal dan nalarnya untuk bisa mengetahui ilmu pengetahuan serta mengajarkannya kepada manusia lain sehingga manusia tidak berbuat kerusakan dan hal-hal yang tercela. Allah memerintahkan manusia untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan dalam QS. Al-'Alaq ayat 1-5: