Mohon tunggu...
trlltt
trlltt Mohon Tunggu... Lainnya - a learner

just write what i want

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masker dan Bakteri

30 Juni 2020   15:59 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:38 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Era New Normal saat ini banyak sekali dilema yang menghadang setiap orang. Setiap ada kegiatan yang mengharuskan interaksi dengan orang lain selalu saja timbul waspada yang sebelumnya tidak pernah terpikir jika Covid-19 tidak melanda dunia. 

Orang yang satu dengan yang lain saling mencurigai kesehatan masing-masing, apakah ada virus yang mereka bawa atau hal-hal lain yang mungkin saja bisa berpindah melalui interaksi yang dilakukan. 

Meminimalisir hal itu, banyak upaya yang dilakukan oleh setiap orang, dari hal tidak masuk akal seperti menggunakan APD lengkap saat berbelanja ke swalayan hingga pencegahan-pencegahan seperti menghindari interaksi dengan orang lain. 

Mungkin menghindari interaksi yang dilakukan dengan orang lain memang usaha yang tepat untuk menghindar dari paparan Covid-19, akan tetapi hidup harus berjalan, keluarga harus diberi makan, tugas wajib dilaksanakan, dan tidak semua kegiatan bisa dilakukan sendirian.

Pemerintah Indonesia sendiri telah memberi protokol lengkap untuk bermacam-macam kegiatan. Salah satu kewajiban yang harus dilakukan setiap orang saat keluar rumah adalah menggunakan masker, hal ini pun telah resmi dianjurkan oleh WHO yang artinya informasi ini memang valid dan benar adanya. 

Tapi belum puas rasanya jika tidak ada bukti keefektifan dari penggunaan masker itu sendiri. Untuk membukikan keefektifan yang diberikan oleh sebuah masker, seorang Direktur Laboratorium Mikrobiologi membuat sebuah utas di twitter yang berisi hasil demo dari penggunaan masker dan bakteri yang dikeluarkan dari tubuh manusia.

Hasil dari demonstrasi yang dilakukan bisa dilihat dari gambar di atas. Satu kali seseorang tanpa menggunakan masker bersin, orang tersebut dapat menghasilkan bakteri yang memenuhi satu buah cawan, namun jika seseorang yang menggunakan masker bersin maka bakteri akan tertahan di masker dan kuantitasnya pun sangat sedikit jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan masker. 

Kegiatan biasa seperti berbicara dan bernyanyi pun sebenarnya juga memiliki kemungkinan untuk menularkan bakteri ke luar tubuh, dan lagi-lagi jika seseorang menggunakan masker maka bakteri yang dihasilkan tentu akan berkurang jumlahnya.

Sumber: twitter.com/richdavisphd
Sumber: twitter.com/richdavisphd
Selanjutnya dilakukan pula percobaan dengan menguji jarak seperti yang terlihat pada gambar diatas. Dan hasil yang diperoleh adalah semakin jauh jarak yang diberikan maka kemungkinan tertular bakteri virus pun akan semakin mengecil, namun untuk mengoptimalkan hal tersebut dapat digunakan masker sehingga bakteri yang akan tertahan di lapisan masker.

sumber: twitter 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun