Terdapat banyak perspektif dalam membaca banyak fakta sejarah, terutama terhadap sejarah peradaban umat Islam. Khulafaurrasyidin merupakan pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad saw wafat, yaitu pada  masa  pemerintahan  Abu  Bakar  Shiddiq,  Umar bin Khattab, Usman bin `Affan dan Ali bin  Abi  Thalib  dengan  menerapkan  sistem  pemerintahan  yang  demokratis. Dalam prosesnya banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi dan patut dipelajari sebagai landasan sejarah peradaban islam.
Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H / 632-634 M)
Abu Bakr ash-Shiddiq, termasuk diantara orang yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakr menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, ia adalah satu diantara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau Khalifah yang diberi petunjuk. Nabi  Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq artinya yang berkata benar. Setelah Abu Bakr membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan dengan nama Abu Bakr ash-Shiddiq. Ketika Nabi mengajak Abu Bakr untuk memeluk Islam, ia langsung menerima ajakan tersebut tanpa berpikir panjang dan ragu. Hatinya tidak pernah ragu untuk menerima seruan Nabi.
Masa awal pemerintahan Abu Bakar banyak di guncang oleh pemberontakan orang-orang murtad yang mengaku-ngaku menjadi Nabi dan enggan membayar zakat. Untuk mengatasi permasalahan itu, Khalifah Abu Bakr bermusyawarah dengan para sahabat, Penyelewengan kelompok terhadap Islam itu akhirnya di perangi oleh Abu Bakr, salah-satunya ialah perang Riddah, sampai mereka mau kembali kepada kebenaran. Selain itu, usaha Abu Bakar dalam Mengembangkan Dakwah Islam Abu Bakar Ash-Shidiq mengirim tentara Islam dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Mutsanna bin Haritshah dan berhasil merebut beberapa daerah penting Irak dan Persia. Perjuangan-perjungan dan ekspedisi meliter tersebut baru tuntas pada masa Khalifah Umar bin Khatthab.
Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)
Umar bin Khattab dari keturunan mulia, ia berasal dari suku Quraisy. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada leluhur mereka yang kesembilan. Tak banyak yang tahu kapan pastinya Umar dilahirkan. Riwayat termahsyur menyatakan bahwa Umar dilahirkan tiga belas tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad atau sekitar tahun 586 M, di Mekah. Ketika awal Islam, Umar masuk Islam, Umar menjadi "duri" yang gigih bagi Nabi. Secara aktif Umar mengecilkan hati orang-orang untuk memeluk agama baru tersebut dan tak pernah ragu menyerang mereka yang mengabaikan nasihatnya dan juga menjadi pejuang Islam yang sangat tangguh.
Dalam masa pemerintahannya, Umar telah membentuk lembaga-lembaga yang disebut juga dengan ahlul hall wal 'aqdi. Umar memiliki jangkauan yang cukup luas dalam menetapkan hukum tentang masalah-masalah yang yang dihadapinya. Selain itu, pada zaman pemerintahan Umar sampai tahun 641 M, wilayah kekuasaan Islam telah meliputi Jazirah Arab, Syiria, Palestina, Irak, Mesir, dan sebagian wilayah Persi. Umar juga mengadakan muktamar, bagi para panglima dan para pemimpin untuk mengintropeksi mereka dan mendengar pendapat mereka, hal ini dilakukan setiap tahun di Mina pada musim haji.
Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H / 644-656 M)
Utsman bin Affan dilahirkan dalam keluarga Umayyah dari suku Quraish Mekkah. Utsman dikenal memiliki hati yang amat lembut dan berbudaya dalam kebiasaan membantu kaum miskin dan yang membutuhkan, bahkan di masa sebelum Islam. di masa jahiliah ia sering dipanggil bu Layla, karena kelembutan dan keramahannya kepada sesama. Julukannya yang paling terkenal adalah Dzunnrauin yaitu Sang Pemilik Dua Cahaya. Itulah julukan yang paling disukainnya. Julukan itu karena keutamaannya, ia menikah dengan dua putri Nabi, Ruqayyah r.a. dan Ummu Kultsum r.a.
Ketika masa kepemimpinan Utsman, Utsman memperkuat dasar administrasi di seluruh wilayah Islam. Semasa Kekhalifahan Umar, wiayahnya terdiri dari Suriah, Palestina, dan Yordania yang dianggap sebagai tiga provinsi terpisah. Utsman juga memperluas Islam seperti yang dilakukan oleh Umar yaitu melanjutkan ekspansinya, baik ke Timur maupun ke Barat, menaklukkan wilayah baru. Selanjutnya, Prestasi yang terpenting bagi Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar yang pada waktu itu disimpan oleh Khafsoh binti Umar.
Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M) Â
Ali Abi Thalib merupakan sepupu Nabi Muhammad, ia berasal dari pohon keturunan terhormat dan mulia, yaitu keluarga Bani Hasyim dari suku Quraish. Kemulian dan kesucian selalu menyertai kehidupannya. Sejak kecil ia terjaga dari kekejian dan kebodohan bangsa Arab jahiliah. Sejak lahir hingga akhir hayatnya ia tidak pernah menyembah berhala. Seluruh hidupnya hanya untuk Allah Yang Maha Agung lagi Maha Kuasa. Karena itulah ia dikenal sebagai pemilik wajah yang dimuliakan Allah "karramallahu wajhah".
Peristiwa pembunuhan Utsman mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu mnguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali Bin Abi thalib menjadi khalifah.
Selama masa pemerinatahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam masa pemerintahanya yang dapat dikatakan stabil. Persoalan yang dihadapi Ali yaitu:
Pemberontakan yang dilakukan oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah.
Perlawanan dari Gubernur di Damaskus, Mu'awiyah yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.
Terjadinya perang Jamal, Siffin, dan Nahrawan.
Setelah terjadinya peristiwa tersebut kelompok Ali pecah menjadi dua bagian, dan kelompok yang keluar dari kelompok Ali dinamai sebagai kelompok Khawarij (orang-orang yang keluar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H