Mohon tunggu...
Dwi Ulfiah
Dwi Ulfiah Mohon Tunggu... -

Belajar dengan ikhlas dan sabar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi

25 November 2014   02:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:56 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berat badan lebih

>25

Pra-Obes

25,0-29,9

Obes tingkat I

30,0-34,9

Obes tingkat II

35,0-39,9

Obes tingkat III

>40

Sumber: WHO tehnical series, 2000

f.Pola Asupan Garam dalam Diet

WHO merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehinga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ektraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrim/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG (Anggaraini, 2009).

g.Merokok

Telah ditemukan 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas (asap samping), misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping dari pada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Nikotin dan CO pada rokok selain meningkatkan kebutuhan oksigen juga menganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombisit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. http://mawar-putri-julica.blogspot.com/mekanisme-radikal-bebas-dalam-rokok_04.html.

h.Kurang Aktifitas Fisik (olah raga)

Ketidak aktifan fisik meningkatkan resiko penyakit jantung koroner (CHD) yang setara dengan hiperlipidemia atau merokok, dan seseorang yang tidak aktif secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi. Selain meningkatkan perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi stress, keuntungan latihan aerobik yang teratur adalah meningkatkan kadar HDL-C, menurunkan kadar LDL-C, menurunkan tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi denyut jantung saat istirahat dan konsumsi oksigen miokardium (MVO2), dan menurunkan resistensi insulin (Sylvia Price, 2005).

i.Penyakit lain penyebab hipertensi:

1.Kolesterol tinggi

Kadar kolesterol sejenis lemak dalam darah yang tinggi akan meningkatkan pembentukan plak dalam arteri (aterosklerosis) sehingga menyebabkan arteri menyempit dan sulit mengembang. Perubahan ini dapat meningkatkan tekanan darah (Sheps, 2005. Dalam Viosta, 2008).

2.Diabetes

Terlalu banyak gula dalam darah akan merusak organ dan jaringan sehingga terjadi arterosklerosis, penyakit ginjal, dan penyakit arteria koronaria semua penyakit ini mempengaruhi tekanan darah (Sheps,2005. Dalam Viosta, 2008).

Komplikasi makrovaskular timbul terutama akibat aterosklerosis. Pada penderita diabetes, terjadi kerusakan pada lapisan endotel arteri. Kerusakan dapat disebabkan langsung oleh tingginya kadar glukosa dalam darah, metabolit glukosa, atau tingginya kadar asam lemak dalam darah yang sering dijumpai pada pasien-pasien diabetes. Akibat kerusakan tersebut permeabilitas sel endotel meningkat sehinggan molekul-molekul yang mengandung lemak masuk ke arteri. Kerusakan sel endotel akan mencetus reaksi imun dan peradangan sehinggan akhirnya terjadi pengendapan trombosit-trombosit, makrofag, dan jaringan fibrosa. Sel-sel otot polos berproliferase. Penebalan dinding arteri menyebabkan hipetensi, yang semakin merusak sel-sel endotel (Elizabeth J. Corwin, 2000).

3.Gagal Jantung

Keadaan dimana otot jantung rusak atau melemah hal ini disebabkan serangan jantung, jantung harus bekerja lebih berat untuk memompa darah. Hipertensi yang tidak terkendali menuntut jantung yang lemah untuk bekerja lebih keras (Sheps, 2005. Dalam Viosta, 2008).

4.Hiperlipidemia

Adalah keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lemak darah. Keadaan ini bisa memicu dan mempercepat proses perusakan dinding arteri. Biasanya dihubungkan dengan resiko terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung korone, dan kadang-kadang disertai kelainan lain seperti xantomatosis dan pankreatitis (Sjaifoellah, 2000. Dalam Viosta, 2008).

5.TANDA DAN GEJALA KLINIS

Hipertensi tidak memberikan gejala yang khas, baru setelah beberapa tahun adakalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun (Tan dan Raharja, 2001).

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat berbagai keluhan yang dihubungkan dengan hipertensi seperti:

1. Pusing

2. Cepat marah

3. Telinga berdenging

4. Sukar tidur

5. Sesak napas

6. Rasa berat ditengkuk

7. Mudah lelah

8. Sakit kepala

9. Mata berkunang-kunang

Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi adalah: gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gagal jantung, dan gangguan fungsi ginjal tidak jarang dijupai (Susalit et al, 2001:453-472).

6.KOMPLIKASI HIPERTENSI

Hipertensi yang tidak mendapat perawatan dan sudah berlangsung lama akan menimbulkan komplikasi. Berikut ini komplikasi hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2000).

a.Stroke

b.Infak Miokardium

c.Gagal Ginjal

d.Ensefalopati

7.PENGOBATAN

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1.Pengobatan non obat (non farmakologis).

Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

1.Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.

2.Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3.Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4.Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

5.Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

2.Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis).

Yaitu dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi.

8.PENCEGAHAN PADA PENYAKIT HIPERTENSI

  1. Pola hidup tenang atau santai, dan berfikir sehat ( positif ). Hindari stress serta sedih berkepanjangan.
  2. Olahraga sesuai kemampuan dan teratur
  3. Istirahat yang cukup
  4. Hindari merokok
  5. Mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam.
  6. Banyak makan buah dan sayuran
  7. Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah tinggi
  8. Periksalah sedini mungkin tekanan darah tinggi

(__.2010.http://rozelt.indonetwork.co.id)

9. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI/DIBATASI

  1. Makanan yang berkadar  lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
  2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
  3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
  4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
  5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
  6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco  serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
  7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

sumber:

Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta.

Arief mansjoer. 2001.Kapita Selekta Kedokteran edisi 1. Media Aesculapius. Jakarta.

Dan artikel-artikel lain yang pernah dibaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun