Mohon tunggu...
Dwi UlfhaBakri
Dwi UlfhaBakri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa sosiologi universitas riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sedikit Cerita tentang Semasa Sekolah Menengah

7 Maret 2022   08:27 Diperbarui: 7 Maret 2022   08:28 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo, perkenalkan nama saya Ulfha dan saya berasal dari Pekanbaru. Apa kabar semua? Semoga baik-baik saja dan dijauhkan dari segala penyakit ya. Aamiin. Di sini saya akan menceritakan sedikit tentang masa-masa saat saya masih di sekolah menengah. Sebelumnya, mohon maaf apabila tulisan saya masih berantakan karena mengingat ini adalah tulisan atau karya pertama saya.

Pertama-tama saya mau menceritakan awal saya masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Saat hendak lulus Sekolah Dasar, saya bingung hendak mendaftar ke Sekolah Menengah Pertama mana. Saat itu ada beberapa pilihan Sekolah Menengah Pertama, namun pada akhirnya saya memilih untuk mendaftar di salah satu Pondok Pesantren di Pekanbaru. Saat sudah mendaftar di Pesantren tersebut, para calon siswi diharuskan untuk menginap selama dua hari satu malam di Pesantren tersebut. Mungkin itu sebagai gambaran jika para siswi sudah dinyatakan lolos dan menjadi Santriwati di Pesantren tersebut.

Saya tak sendiri, ada tiga orang teman saya yang ikut serta mendaftar di Pesantren tersebut. Kegiatan selama proses pendaftaran tersebut sudah pasti ada kegiatan penghafalan Al-Qur'an, belajar untuk tes ujian penerimaan siswi (seperti ujian Matematika, Bahasa Indonesia, dan masih ada lagi). Di samping itu juga ada kegiatan senam pagi, menunaikan Sholat Fardhu berjama'ah, serta Sholat Tahajjud. Ketika saat sudah jam makan, para calon siswi akan pergi ke kantin untuk mengambil makan dan makan bersama-sama. Ada yang makan sendiri-sendiri (menggunakan piring sendiri), dan ada juga yang makan di nampan besar beramai-ramai. Dan setelah itu piring, gelas, serta nampan yang sudah dipakai harus kita cuci sendiri juga.

Saat hari ujian tiba, semua calon siswi bersiap-siap untuk melaksanakan ujian tersebut. Seingat saya, terdapat beberapa macam kegiatan ujian. Ada ujian atau tes mengaji, menghitung, dan yang terakhir adalah tes hafalan Al-Qur'an. Ketika segala kegiatan itu selesai, para calon siswi disuruh istirahat dan kembali ke ruangan masing-masing, dan membersihkan diri lalu bersiap-siap untuk melaksanakan ibadah Sholat Fardhu Maghrib berjama'ah.

Saya sedikit lupa-lupa ingat mengenai cerita saya selama mengikuti kegiatan penerimaan siswi baru di Pesantren. Yang pasti ketika sudah hari terakhir, para calon siswi sudah mulai mengemasi barang bawaan mereka serta bersiap-siap untuk pulang ke rumah dan setelah itu menunggu hasil dari pendaftaran ini.

Saat menunggu hasil pengumuman, saya juga mencari sekolah lain karena mengingat jika saya tidak lolos di Pesantren tersebut saya bisa langsung mendaftar di sekolah lain juga. Dan ketika hari pengumuman penentuan kelulusan dari Pesantren tersebut, saya dinyatakan tidak lolos. Saya kurang tahu kenapa saya tidak lolos. Mungkin karena hafalan saya sedikit? Saya tidak tahu dan  saya memang tidak mencari tahunya hehe. Mungkin memang bukan takdir saya untuk sekolah di Pesatren tersebut.

Hingga pada akhirnya saya coba untuk mendaftar di salah satu Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu di Pekanbaru. Dan sekolah ini baru dibangun sehingga belum ada siswa maupun siswi sebelumnya. Saat sampai di Sekolah tersebut, saya langsung melakukan pendaftaran dan setelah itu menunggu hari kapan kita akan dites atau melakukan ujian penentuannya.

Ketika hari itu datang, tidak jauh beda dengan Pesantren sebelumnya, kami para calon siswi dituntun untuk mengerjakan ujian tertulis. Seperti ujian Bahasa Indonesia dan Matematika. Dan tidak hanya itu, setelah ujian tertulis saya juga diuji pelafalan membaca Al-Qur'an oleh salah satu Ustadzah di Sekolah tersebut. Lalu ketika segala bentuk tes tersebut,  saya akhirnya mengunggu pemberitahuan atau pengumuman mengenai lulus atau tidaknya saya di Sekolah tersebut. Dan Alhamdulillah, ternyata saya lulus.

Dan ternyata saya tidak sendiri, ada lima orang teman dari Sekolah Dasar saya lainnya yang ikut mendaftar di Sekolah ini dan mereka juga lulus. Saat hari-hari pertama menjadi siswi Sekolah Menengah Pertama, saya hanya bermain bersama dengan teman-teman SD saya karena belum mau berteman dengan yang lainnya. Karena saya pribadi merupakan orang yang sulit berkomunikasi dan memulai obrolan dengan orang baru, dan ditambah masih malu-malu untuk berkenalan dengan orang lain. Namun dengan seiring berjalannya waktu, saya memiliki teman dan sudah bisa berbaur dengan lingkungan "Sekolah Menengah Pertama". Saya cukup akrab dengan beberapa teman seangkatan dengan saya dan beberapa sudah menjadi teman dekat saya.

Hampir terlewatkan mengenai Sekolah tersebut adalah Sekolah baru. Saya ingin sedikit bercerita mengenai itu. Saat saya dan teman-teman lainnya yang mendaftar dan dinyatakan lolos, saya merupakan angkatan pertama dari Sekolah itu. Dan bangunannya pun belum semuanya jadi. Wajar saja, namanya juga sekolah baru dibangun.

Untuk kehidupan selama menjadi siswi Sekolah Menengah Pertama, bisa dikatakan saya kurang menyukai pribadi atau diri saya selama SMP. Mungkin karena baru merasakan menjadi remaja? Atau ada hal lain? Saya tidak tahu. Dan selanjutnya saya akan menceritakan tentang semasa Sekolah Menengah Atas.

Untuk SMA, saya tidak bingung mencari SMA mana lagi untuk mendaftar. Dikarenakan Sekolah saya itu sudah ada jenjang SMA-nya. Oh iya, tidak hanya SMP dan SMA, tapi juga ada TK, SD, serta Perguruan Tinggi juga. Hingga pada akhirnya saya tidak mau ambil pusing, sehingga saya mendaftar saja di SMA yang satu yayasan dengan SMP saya sebelumnya. Bukan hanya saya saja yang lanjut disitu, banyak teman-teman yang satu SMP dengan saya yang memutuskan untuk lanjut disitu juga.

Saat mulai memasuki kehidupan "Sekolah Menengah Atas", sudah pasti kita akan bertemu orang lagi dan memulai interaksi lagi. Awalnya saya sedikit takut untuk memulai berkenalan atau beinteraksi dengan orang baru. Tapi semua itu saya lawan karena saya juga sudah punya teman lainnya sehingga saya tidak terlalu takut lagi untuk berkenalan dengan teman baru atau pun lingkungan baru.

Saat awal-awal masuk SMA, kami masih belum mengenakan seragam, melainkan kami mengenakan baju bebas. Dikarenakan seragam kami masih dalam proses jahit sehingga Sekolah memutuskan dan membiarkan kami memakan baju bebas, asalkan sopan dan sesuai ketentuan. Dan saat awal-awal kelas 10, kami juga belum dibagi untuk siswi yang IPS dan yang IPA. Dan kami masih belajar pembelajaran umum dan belum belajar mata pelajaran yang khusus sesuai jurusan yang kita pilih.

Dan tak lama setelah itu, akhirnya kami disuruh untuk memilih jurusan, dan saya sendiri memilih untuk masuk di jurusan IPS. Barulah kami fokus belajar sesuai mata pelajaran yang sesua dengan jurusan. Di kelas dan di jurusan saya sendiri, orangnya asik-asik dan seru. Kami juga berbaur satu sama lain, seperti saat istirahat kami kadang makan bersama-sama, atau saat jam kosong kami bermain game bersama-sama juga. Membahas game, salah satu teman saya memiliki game kartu dan dia bawa game tersebut ke sekolah. Game tersebut kami mainkan bukan saat kegiatan belajar mengajar pastinya, kami bermain game tersebut saat jam istirahat atau pun saat jam kosong. Gamenya seru dan kami sangat sering memainkan game tersebut. Hingga pada akhirnya, game kartu tersebut hilang dan kami pun memutuskan untuk mengumpulkan uang dari masing-masing siswi di kelas lalu ketika uang tersebut sudah terkumpul, kami membeli yang baru lagi.

Kelas 10 merupakan awal dari saya merasakan menjadi sisi Sekolah Menengah Pertama. Dan kesan yang saya rasakan adalah seru. Mungkin karena kami berbaur dengan yang lainnya dan juga teman-teman saya seru semua. Dan selanjutnya saya akan menceritakan cerita semasa kelas 11.

Saat kelas 11, tidak jauh bedanya dengan sebelumnya. Semuanya masih baik-baik dan seru. Kelas 11 kami masih memainkan game kartu tadi untuk mengisi waktu kosong kami dan menjadi hiburan di kala kami lelah dengan belajar di hari itu. Saat kelas 11 juga beberapa dari kami sudah ada mulai bingung untuk mempersiapkan diri untuk ke jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu Perguruan Tinggi. Saya pribadi saat itu belum terlalu memikirkan hal tersebut, karena saya masih ingin merasakan dunia "Sekolah Menengah Atas" itu seperti apa.

Saya juga sering main bersama teman-teman dekat saya. Sebut saja namanya Mawar, Nabilla, dan Hanifa. Kalau Mawar dan Nabilla, kami sudah kenal dan dekat dari semasa SMP dan sering main bersama juga. Dan kalau Hanifa, kami baru kenal saat masuk SMA dan kami memang cepat akrab sehingga kami sudah menjadi teman dekat dari kelas 10. Kalau main bersama teman, kami hanya bermain di rumah saja. Bisa dikatakan jarang main di tempat ramai atau di tempat umum. Kalau main keluar pun kami hanya membeli makanan atau minuman lalu makan di dalam mobil bersama-sama. Main-main tersebut tidak bertahan lama, karena di pertengahan kelas 11 kita melakukan kegiatan belajar mengajar melalui daring dan karena hal tersebut kami juga jadi jarang keluar rumah untuk bermain. Kami kembali bermain bersama lagi saat semuanya sudah mulai mereda. Dan kami juga tetap menjauhi tempat ramai atau tempat umum saat bermain.

Lalu kelas 12 kita masih melakukan kegiatan belajar mengajar melalui daring. Kelas 12 sedikit kurang seru karena kami hanya bertemu melalui via daring saja dan juga pembelajaran sulit untuk dipahami. Di kelas 12 kami juga sudah mulai memikirkan dan mempersiapkan diri mengenai jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu Perguruan Tinggi. saya sendiri bingung hendak melanjutkan di Perguruan Tinggi mana dan saya juga bingung jurusan apa yang akan saya ambil. Ternyata beberapa teman saya juga merasakan hal yang sama seperti saya, yaitu bingung memikirkan hal tersebut. Dan saya rasa itu adalah hal yang wajar karena saya menemukan banyak yang seumuran saya bingung mengenai hal tersebut.

Kembali bercerita mengenai teman-teman dekat saya. Kami, yaitu saya, Mawar, dan Nabilla sampai sekarang masih berkomunikasi dan cukup sering ngumpul dan main bersama. Kami juga sering bertemu via daring hanya untuk sekedar bercerita atau pun kami juga sering membahas berita yang beredar di sosial media. Bertemu teman via daring itu tidak terlalu buruk. Mengingat bahwa sekarang kami punya kesibukan masing-masing sehingga terkadang sulit untuk menentukan waktu untuk bermain.

Ini saja yang dapat saya ceritakan mengenai semasa sekolah menengah. Mohon maaf jika adanya kekurangan atau kesalahan karena ini memang karya atau tulisan pertama saya. Terima kasih sudah membaca cerita saya ini.

Jaga kesehatan dan perbanyak minum air putih. Sekali lagi, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun