Mohon tunggu...
Dwi Tobing
Dwi Tobing Mohon Tunggu... Insinyur - Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

A Natural Born Romance Junkie with An Introverted Sensing and An Extroverted Thinking

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misteri Pembunuhan Berantai - Review Drama "Train" (2020)

26 Agustus 2020   09:47 Diperbarui: 26 Agustus 2020   09:49 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tema dunia paralel bukan hal yang baru di dunia perdrakoran. Tema dunia paralel ini sering disandingkan dengan tema time traveling. Menurutku ini sebenarnya dua hal yang berbeda.

Time traveling artinya si tokoh "melompat" ke periode waktu yang berbeda, apakah ke masa lalu atau ke masa depan, namun pada "dunia" yang sama. Sementara dunia paralel mengisahkan dua (atau lebih) kehidupan yang berjalan bersamaan pada periode yang bersamaan juga. 

Jadi orang-orangnya sama, usia sama, nama sama, tetapi "dunia" nya berbeda. Kejadian, karakter, latar belakang, situasi, suasana, semua berbeda. Aku melihat "dunia paralel" ini seperti dunia alternatif dari kehidupan yang kita miliki saat ini, seperti pilihan berganda saja; plan A plan B dan plan C.

Sebelumnya sudah ada beberapa drama yang juga menggunakan tema dunia paralel yang sama. Salah satunya, yang paling baru dan paling hits (walaupun ratingnya tidak hits #monmaap_para_bucin), adalah "The King: Eternal Monarch" (2020), yang merupakan drama pertama Lee Min Ho setelah selesai masa wajib militer.

Drama "Train" (2020) ini adalah drama bertema dunia paralel pertama yang aku tonton lengkap seluruh episode mulai awal sampai final. Memang niat sih... Ceritanya sebagai usaha menyeimbangkan kebucinan dan ke-romance-junkie-an, maka aku memutuskan untuk menonton drama yang bergenre misteri-fantasi-thriller ini.

Dikisahkan seorang detektif bernama Seo Do Won (Yoon Si Yoon) yang dikenal selalu berusaha keras memecahkan kasus-kasus yang ditugaskan kepadanya. Sekali ini, Do Won sedang memecahkan kasus pembunuhan berantai.

Polisi menemukan empat jenazah yang sudah menjadi kerangka di lintasan kereta api di stasiun Mugyeong, yang sudah ditutup sejak tahun 2015. Kasus ini ternyata membuka kembali kasus pembunuhan, yang selama ini disangka Do Won pelakunya adalah ayahnya. 

Namun karena ayahnya meninggal karena tabrak lari di malam yang sama dengan kejadian pembunuhan itu, maka polisi menganggap kasus itu selesai.

Ketika menyelidiki kasus pembunuhan berantai tadi, Do Won menemukan beberapa keanehan. Misalnya, pada koper yang menjadi barang bukti, ditemukan sebuah selebaran undangan untuk menghadiri ibadah di sebuah gereja. Sementara gereja tersebut sudah tutup sejak tahun 2015. 

Lebih anehnya lagi, pendeta yang fotonya tercantum di selebaran tersebut, ketika dicari datanya, ternyata sudah meninggal karena sakit kanker. Padahal selebaran tersebut bertanggal beberapa hari yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun