Mohon tunggu...
Dwi Tobing
Dwi Tobing Mohon Tunggu... Insinyur - Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

A Natural Born Romance Junkie with An Introverted Sensing and An Extroverted Thinking

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Korea dalam Rasa

21 Juni 2020   12:08 Diperbarui: 21 Juni 2020   12:09 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian BBQ Korea (sumber: popbela.com)

Di antara beberapa hal yang menjadi sumber kebahagiaanku, dua di antaranya adalah menyaksikan totalitas para oppa tampan, dan makanan enak. Keduanya sama-sama menggemaskan, membuat mataku berbinar, hati berdebar, dan jiwa terpuaskan. Bagaimana kalau keduanya digabungkan, memakan makanan enak dari negeri para oppa tampan. Hmm... mungkin bahagia nya lebih daripada ketika skincare favorit diskon nambah seribu dapat dua! 

Ciri khas makanan Korea adalah porsinya yang besar, disajikan dengan berbagai banchan (side dish), dan memakai bahan baku yang segar dan sehat. Sering menggunakan bahan dari kacang kedelai, beras, dan sayur-sayuran. Biasanya rasanya pedas, asin, dan sedikit asam. 

Orang Korea senang dengan rasa pedas, tapi cita rasa pedas mereka berbeda dengan masakan Indonesia. Cara memasaknya pun relatif mudah. Perhatikan saja dalam berbagai adegan drama Korea. Biasanya persiapan memasak hanya berupa memotong-motong sayuran dan daging, kemudian direbus, digoreng, ataupun dipanggang. 

Ketika sewindu lalu mengunjungi negeri ginseng itu, di sebuah restoran aku memesan bibimbap, nasi campur ala korea, yang terbuat dari nasi dan berbagai lauk sayur dan daging, dengan telur mentah di tengah-tengah. Biasanya sayuran saja ada 7 jenis. Menurut sejarahnya, makan ini berasal dari hidangan sebagai sesaji untuk arwah leluhur. 

Bibimbap, nasi campur ala Korea (sumber: loveandlemons.com)
Bibimbap, nasi campur ala Korea (sumber: loveandlemons.com)

Ketika pesanan datang, hal pertama yang langsung ditangkap oleh mata adalah porsi yang besar dalam wadah mangkuk logam kuningan, dan lauknya tersusun rapi dan menarik sebagai topping. Bibimbap disajikan lengkap dengan 'dayang-dayang'nya, yaitu banchan yang disajikan di piring-piring kecil. Kalau di Indonesia, seperti penyajian sambal matah atau sambal mangga. 

Saking rapi dan cantiknya penataan lauk, aku bingung makanannya bagaimana. Celingak celinguk lihat meja sebelah, ada dua orang wanita Korea, masih muda. Mereka juga memesan bibimbap. 

Aku perhatikan saja cara mereka makan. Ternyata seluruh lauk tadi diaduk bersama nasi sampai merata, seperti gado-gado, lalu dinikmati. Masalahnya, aku adalah anggota tetap tim makan bubur ayam tanpa diaduk. Maka jadilah aku menikmati bibimbap dengan cara tanpa diaduk, alias lauknya dipilah-pilah dulu baru dimakan bersama nasi. 

Banchan atau makanan pendamping yang biasanya disajikan ada beberapa macam. Kimchi adalah banchan yang paling populer dan hampir selalu disajikan dalam setiap menu makanan Korea. 

Sepertinya tanpa kimchi, hidup tak akan pernah sama. Kimchi terbuat dari sayuran sawi, lobak, ataupun timun, yang difermentasikan dengan bumbu yang khas. Rasanya pedas dan asam. Karena diproses dengan fermentasi, makanan ini sangat tahan lama. Walaupun sangat populer, dan banyak sekali menu lain yang menggunakan bahan kimchi, sayangnya aku tidak begitu suka. Jadi ya, cukup pernah mencoba saja. 

Aneka banchan yang menjadi pilihan (sumber: flickr.com/photos/aelx911)
Aneka banchan yang menjadi pilihan (sumber: flickr.com/photos/aelx911)

Selain bibimbap, tidak banyak makanan Korea yang sudah aku coba. Sejauh ini, makanan Korea yang jadi favoritku adalah ramyeon. Beberapa tahun belakangan ini, ramyeon atau mie instan Korea ini bisa ditemukan dengan mudah, banyak tersedia di berbagai supermarket. Merk yang paling umum adalah Nongshim dan Samyang, dengan berbagai varian rasa. 

Dibanding mie instan lokal, mie instan Korea ini memiliki tekstur lebih kenyal, porsinya lebih besar, sehingga lebih mengenyangkan. Rasa pedasnya pun sungguh tak terkatakan. Karena tidak suka kuah yang banyak, aku selalu mengurangi porsi air ketika memasaknya, sekitar dua pertiga daripada yang disarankan, sehingga kuahnya lebih kental, dan pedasnya lebih terasa. Jinjja pedas! (punteun Siwon-oppa).  

Makanan Korea lain yang juga jadi favoritku adalah chikin atau ayam goreng Korea. Dari berbagai varian, favoritku adalah ganjang-chikin, yang rasanya manis, gurih, dan sedikit pedas, dan huraideu-chickin, ayam goreng rasa original, yang sering disebut Korean KFC. Bisa dimakan begitu saja, atau bersama nasi putih atau kentang goreng. Boleh juga disantap bersama garlic butter rice (nasi goreng bawang putih ala Korea). Hmm... menuliskan ini saja, aku bisa membayangkan aroma dan kelezatannya. 

Ada banyak lagi makanan Korea yang semakin populer di Indonesia. Sebut saja tteokbokki, yaitu kue beras yang kenyal, rasanya manis dan pedas. Lalu ada kimbap/gimbap, sushi ala Korea, yang terbuat dari nasi putih (bap) dan isian berupa potongan daging, ikan, sayur, digulung dalam lembaran rumput laut kering (gim), lalu dipotong kecil-kecil. Dan setahun terakhir ini semakin banyak dibuka restoran barbeque ala Korea. Sayangnya aku belum pernah mengunjungi satupun diantara yang banyak itu, jadi belum bisa membagikan pengalaman perkulineran. 

Setelah kenyang (membayangkan) makanan utama dan makanan pendamping tadi, eloklah ditutup dengan patbingsoo. Patbingsoo pada es campur ala Korea, yang awalnya adalah es serut kacang merah manis yang dijajakan pedagang kaki lima di Korea. Sekarang disajikan dengan berbagai variasi tambahan, misalnya dengan es krim atau yoghurt. Es krim nya juga berbagai rasa, yang paling populer adalah matcha (teh hijau) dan kopi. Selain itu, ditambahkan juga buah-buahan, seperti strawberry, mangga, kiwi, kue beras (tteok), dan puding. 

Aku sudah pernah mencoba beberapa varian. Enak sih... tapi tetap saja, aku lebih suka es campur ala Medan. Kombinasi kacang merah, tape, cendol, cincau hitam, kemudian disiram dengan santan dan gula merah yang kental. Ouch!

Patbingsoo yang disajikan di restoran Korea di Indonesia (sumber: Hipwee.com)
Patbingsoo yang disajikan di restoran Korea di Indonesia (sumber: Hipwee.com)

Patbingsoo yang disajikan di Coffeest, Seoul (sumber: myguideseoul.com)
Patbingsoo yang disajikan di Coffeest, Seoul (sumber: myguideseoul.com)

Dari beberapa menu yang sudah aku coba, kesimpulannya menu Korea belum menjadi menu favoritku. Masakan Indonesia dan masakan Cina masih menempati posisi teratas. Mungkin kalau kulineran ditemani Jae-uck oppa, bisa jadi pendapatku akan berbeda #halumelulu

Teman-teman dari grup KLIP Drakor dan Literasi juga punya ceritanya sendiri lho. Mau tahu pengalaman mereka dengan menu Korea? Yuk baca di sini: 

1. Gita : Yuk Nyobain Makanan Korea! Siapa Takut? 
2. Rijo : Hal teramat penting sebelum makan di restoran Korea yang baru 
3. Alienda : Cita Rasa Korea yang Cocok di Lidah Manda
4. Rian : Tren Kuliner Korea: Dari Drama turun ke Hati
5. Lala : Korean Food ala Drakorian
6. Ima : Icip2 Makanan Korsel
7. Risna : Abis nonton drakor sering merasa lapar
8. Asri : Penikmat Drama Korea, Bukan Makanan Korea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun