Mohon tunggu...
Dwi Tobing
Dwi Tobing Mohon Tunggu... Insinyur - Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

A Natural Born Romance Junkie with An Introverted Sensing and An Extroverted Thinking

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Exit" (2019), Komedi dalam (Hampir) Setiap Aksi

18 Mei 2020   01:25 Diperbarui: 18 Mei 2020   09:42 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yong-nam adalah anak laki-laki dari sebuah keluarga di Korea Selatan. Setelah menamatkan pendidikannya, dia lama menganggur dan tinggal bersama orangtuanya.  Karena statusnya ini, dia sering diremehkan oleh sanak saudaranya. Walaupun begitu, orangtua dan kakak-kakaknya sangat menyayangi Yong-nam.

Semasa kuliah, Yong-nam aktif dalam kegiatan olahraga panjat tebing. Di situ dia bertemu dengan Ui-joo, dan kemudian menyatakan perasaannya pada wanita itu. Lima tahun kemudian, keluarga Yong-nam merayakan ulangtahun ibunya yang ke-70 di Dream Garden, sebuah gedung pertemuan, dimana Ui-joo bekerja di tempat itu sebagai Asisten Manager. Yong-nam sempat berbohong kepada Ui-joo mengatakan dia sudah bekerja di sebuah perusahaan.

Ketika keluarga Yong-nam sedang bersukacita dalam pesta ulang tahun, seorang pria melepaskan gas beracun di kota Seoul. Gas beracun ini mengakibatkan orang yang menghirup atau terkena gas ini akan menderita sesak napas dan kulit terbakar, yang dapat mengakibatkan kematian. Ketika mereka sedang bergerak pulang, sebuah tabung gas terlempar masuk menembus jendela ruangan pesta tempat acara keluarga Yong-nam berlangsung. Ternyata kota sudah sangat kacau, dan akhirnya Yong-nam dan keluarganya terperangkap di dalam gedung pertemuan tersebut, bersama Ui-joo dan atasannya yang jahat.

Sejak awal Yong-nam sudah mengatakan kepada seluruh sanak saudara yang tertinggal agar mereka segera bergerak ke atap. Tetapi tidak ada yang percaya dengan perkataan Yong-nam, sampai akhirnya mereka mendapatkan pesan di ponselnya, anjuran agar masyakarat segera naik ke atap untuk menunggu proses evakuasi.

Dalam usaha menyelamatkan dirinya, keluarganya, dan orang-orang lain, Yong-nam mengerahkan seluruh kemampuannya. Tujuannya hanya satu, berusaha pindah ke tempat yang paling tinggi, sambil menunggu bantuan evakuasi.  

Film ini bergenre Action-Comedy. Bagian aksinya tentu terpampang nyata. Tapi buatku, bagian komedinya yang disajikan manis dan ditampilkan natural menjadi bagian yang tidak kalah kuat. 

Yang paling berkesan buatku adalah adegan ketika Yong-nam dan Ui-joo melemparkan barbel dari sebuah gym ke gedung seberang. Yong-nam mau memastikan bahwa barbel yang dilemparkan sebagai pemberat sudah cukup untuk menopang berat Ui-joo. Ketika ditanya, Ui-joo sempat terdiam sebentar, lalu adegan berikutnya, nampak sebuah barbel yang cukup besar dilemparkan ke seberang. 

Asli aku ngakak waktu lihat cara Yong-nam beberapa kali melirik Ui-joo sambil menarik tali. Mungkin dalam hatinya bilang, “Gile, kecil kecil ternyata berat juga nih cewek...” Hahaha

sumber: CNN Indoneia - Filmmaker R & K
sumber: CNN Indoneia - Filmmaker R & K

Berikut beberapa pesan moral yang aku dapatkan dari film ini.

1. Yong-nam adalah sosok pria yang setia dan konsisten. Pertama, selama lima tahun menyimpan perasaan pada gadis yang sama, bahkan sampai bela-belain bikin acara di gedung tempat gadis itu bekerja, walaupun jaraknya sangat jauh dari rumahnya. Kedua, Yong-nam sangat mencintai olahraga panjang tebing, dan tetap melatih dirinya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada (taman kota). Ternyata, pada situasi sulit, hobinya telah menolong Yong-nam keluar dari masalah, sekaligus membuat Ui-joo, gadis yang disukainya, mengenal sisi lain yang seorang Yong-nam, yang tadinya sempat dinilai sebagai seorang pembohong.

2. Route Finding dalam olahraga memanjat tebing bisa banget diaplikasikan dalam kehidupan. Dalam berbagai hal, kita harus menentukan tujuan, kemudian menganalisa jalan yang kita pilih menuju tujuan kita tersebut, dengan mempertimbangkan berbagai resikonya. Jadi yang dibutuhkan bukan hanya usaha atau tenaga, tapi juga logika.

3. Kadang-kadang kita merasa frustrasi, ketika kita sudah melakukan segala usaha, mengerahkan segenap tenaga, tetapi tampaknya tidak ada hasil. Tujuan atau cita-cita kita tidak juga tercapai. Nah, dari film ini aku diingatkan bahwa kita tidak boleh menyerah, dan melibatkan Tuhan dalam usaha kita. Ketika semua terasa buntu, tetaplah berharap, berusaha, dan percaya. Pertolongan bisa datang dari siapa saja yang di sekitar kita, bahkan orang asing sekalipun, yang Tuhan kirimkan untuk menolong kita. Percayalah, usaha tidak akan mengkhianati hasil.

4. Ketika kita sedang dalam keadaan kalut atau emosi, kita tidak dapat menilai situasi dengan jelas. Dalam situasi apapun kita harus berusaha tenang dan berusaha menggunakan logika sehingga kita dapat menganalisa keadaan dengan baik, dan dapat mengambil langkah yang tepat.

5. Customer comes first. Ui-joo selalu mendahulukan kepentingan customernya. Dia bahkan harus tinggal bersama Yong-nam, karena helikopter penyelamat tidak cukup lagi. Walaupun sebenarnya dia ingin sekali ikut bersama mereka, tetapi dia tetap menjalankan prinsip untuk mendahulukan kepentingan customer. Hal ini bertolak belakang dengan karakter Manager Dream Garden, yang culas dan oportunis.

sumber: montasefilm.com
sumber: montasefilm.com

Film ini dibintangi oleh Jo Jung-suk sebagai Yong-nam, dan Lim Yoon-ah, atau lebih dikenal sebagai Yoona SNSD, sebagai Ui-joo. Secara visual, mata penonton (ehm, aku maksudnya) dimanja dengan penampilan mereka. Tapi tidak cuman modal tampang, kemampuan akting keduanya dalam kisah ini pun patut diacungi jempol. Aku juga mengenali wajah Yoo Su-bin, yang menjadi salah satu crew Captain Ri di drama Crash Landing On You. Dalam film ini berperan sebagai sepupu Yong-nam. Kemampuan akting para pemeran pendukungnya pun membuat film ini terasa seru, menegangkan, sekaligus lucu.

Jalan cerita yang tidak biasa, adegan-adegan aksi yang menegangkan, dan didukung oleh kemampuan akting para pemerannya, tidak heran film ini mendapatkan penghargaan pada salah satu ajang penghargaan film paling bergengsi di Korea Selatan, yaitu Blue Dragon Film Awards, pada tahun 2019. 

EXIT memenangkan penghargaan untuk dua kategori, yaitu Sutradara Pendatang Baru Terbaik  (Lee Sang Geun) dan Penghargaan Teknik (Yoon Jin Yool dan Kwon Ji Hoon). Film EXIT juga dinominasikan untuk kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik, Aktris Terbaik, Sinematografi dan Pencahayaan Terbaik, Editing Film Terbaik, dan Musik Terbaik.

Film ini boleh banget kalau mau ditonton bersama keluarga. Kalau buat aku, yang pasti film ini bikin makin penasaran untuk menonton film dan drama lain yang diperankan Jo Jung-suk.

Ini adalah review film pertama yang aku tulis, dibuat sebagai tantangan dalam sebuah grup Drakor dan Literasi, yang merupakan kumpulan anggotaKLIP atau Kelas Literasi Ibu Profesional, yang suka nonton dan mengulik Drama dan Film Korea. Ini adalah tantangan pertama yang diadakan untuk grup ini, yaitu nulis bareng review film EXIT. Ingin tahu bagaimana review teman-teman lain? Yuk klik link berikut ini:

Lithaetr, Fatimah Azzarah, Imawati Annisa, Lendyagasshi, Gita Lestari Hanafi, Risna Nugroho, Alienda 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun