Mohon tunggu...
Dwi Tobing
Dwi Tobing Mohon Tunggu... Insinyur - Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

A Natural Born Romance Junkie with An Introverted Sensing and An Extroverted Thinking

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Belajar Coaching Leadership

17 Mei 2020   00:35 Diperbarui: 17 Mei 2020   00:48 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.focalpointcoaching.com

Dengarkan dengan baik, fokus pada apa yang mereka katakan, dan apa yang tidak mereka katakan. Kita juga harus memastikan bahwa kita mengerti apa yang mereka sampaikan. Ketika mendengar, kita harus mampu menangkap dan mengeksplorasi emosi dan perubahan energi. Dengan mengintegrasikan kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh, maka kita dapat mengerti makna menyeluruh dari apa yang mereka komunikasikan. 

(Uhuk... berasa kuliah Psikologi 101 gak sihhh)

3. Evokes Awareness

Selanjutnya, setelah kita mengerti apa yang menjadi keresahan dan masalah utama mereka, maka kita harus berusaha membuka wawasan atau cara pandang baru mereka. Menggali cara berpikir, berusaha mengarahkan mereka untuk dapat menemukan makna baru dari permasalah yang dihadapinya. Melalui dialog, dan bukan monolog, kita harus berusaha memberikan pengamatan, wawasan, dan perasaan, tanpa memaksa. 

Cara pandang atau makna baru ini harus datang dari diri si anggota tim itu sendiri, dan bukan hasil dikte dari kita. 

Misalnya, kita bisa membantu mereka melihat sisi positif dari "Working From Home". Mungkin mereka merasa kesulitan karena harus bekerja sambil mengurusi rumah dan keluarga. Kita dapat membuka wawasan mereka dengan memberikan sudut pandang baru. Dengan bekerja di rumah, mereka jadi punya waktu lebih banyak untuk mengawasi perkembangan anak-anaknya, memastikan keluarganya mengkonsumsi makanan sehat, lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan suami, istri, orangtua, dan anak-anak. Dengan menemukan makna baru ini, maka nantinya mereka akan menemukan cara baru untuk beradaptasi dengan situasi "new normal" ini. 


Setiap anggota tim harus dihadapkan pada kenyataan, bahwa kondisi 'new normal' ini tidak terhindari. Sudah pasti terjadi, dan kita tidak akan kembali ke masa lalu, atau 'old normal'. Hal ini merupakan salah satu penerapan TRANSPARANSI, dimana kita membukakan kondisi sebagaimana adanya kepada setiap anggota tim. 

4. Facilities Team Growth

Ketika semua anggota tim sudah menemukan awareness berupa makna baru dalam situasi yang dihadapi, maka selanjutnya kita harus memfasilitasi tim untuk bersama-sama membuat action plan atau rencana kerja. 

Persoalan "lempar tanggung jawab" pun dibahas kemarin. Anggota tim akan saling lempar tanggung jawab, ketika mereka tidak tahu makna pekerjaannya, apa peran pentingnya di dalam sebuah tim, sehingga mereka tidak memiliki sense of ownership atau rasa memiliki.  Ketika setiap orang mengerti apa perannya, tahu bahwa dirinya adalah penting, setiap anggota tim adalah penting, maka kita akan memiliki tim yang solid. 

Sebagai seorang leader, kita harus tahu apa yang dirasakan setiap anggota tim, apa yang menyulitkan mereka, dan dukungan apa yang mereka butuhkan untuk memastikan mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan efektif. Dan ini harus dimonitoring terus menerus. Kembali, prosesnya adalah dengan dialog. Baik satu-satu, maupun secara bersama-sama dalam rapat tim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun