2 April 2024 Pengetahuan Lingkungan
Dwi Prafitaningtias 1237040052
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
         Dalam perkembangan dunia, kita mengenal adanya perubahan dunia yang dulunya kuno menjadi modern, artinya setiap manusia selama hidup pasti mengalami yang namanya perubahan. Adapun perubahan dapat berupa pengaruhnya terbatas maupun luas, perubahan dapat mengenai ekonomi, norma sosial, interaksi sosial dan lain sebagainya. Adapun perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya faktor-faktor sosial ekonomi yang didukung teknologi.
        Seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh modernisasi maka dilakukan pembangunan yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki kondisi masyarakat pada suatu daerah dengan berbagai perencanaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan 3 kesejahteraan masyarakat dengan membangun berbagai sarana dan aset penunjang dalam kehidupan bermasyarakat. Pembangunan perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita, menurunnya tingkat pengangguran menunjukkan kemajuan pembangunan di Indonesia yang patut untuk dibanggakan.
          Adanya pusat perbelanjaan bagi sebagian masyarakat memang sudah tak asing, terlebih lagi bagi masyarakat modern di era saat ini. Disamping fungsi utamanya sebagai tempat berbelanja, pusat perbelanjaan pada umumnya menyediakan sarana hiburan dalam misinya menawarkan suasana yang kondusif bagi para pengunjung untuk mengabiskan waktunya dengan bersantai. Keberadaan mall rancaekek trade center (RTC) merupakan salah satu dari berbagai sumber peningkatan perekonomian daerah kabupaten bandung, khususnya terhadap perekonmian masyarakat kecamatan rancaekek. Dimana masyarakat rancaekek menggantungkan hidup sebagai pedagang. Selain itu, kondisi mall rancaekek trade center ini dinilai menimbulkan banyak permasalahan dari aspek sewa kios yang mahal, transportasi kemacetan, keindahan, dan kelestarian lingkung an.
          Jika sekilas melihat kembali pada awal berdirinya mall rancaekek trade center (RTC) di tahun 2011 memang dapat dikatakan berjalan dengan cukup baik. Lingkungan  di sekitar mall terasa sejuk dikarenakan banyak ditanam pohon walaupun lokasi tempat berdirinya mall berada di pinggir jalan Rancaekek-Majalaya, pengelolaan sampah sangat terkordinir dengan baik sehingga jika dilihat dari luar akan menarik masyarakat untuk masuk ke dalam mall.
         Namun sayangnya keadaan seperti ini tidak berlangung lama, karena sekitar di tahun 2017 satu persatu toko di dalam mall mulai tutup. Awal mulanya karena banyak dari pedagang yang merasa dirugikan dengan adanya mall ini, baik dari faktor lapak mereka yang menyempit maupun uang sewa yang di tarif cukup tinggi walaupun hanya berjualan di depan bangunan mall. Selain mengurangi nilai estetik mall tersebut, dampaknya dirasakan juga pada berkurangnya transaki di dalam mall.
         Wakil Bupati Bandung, Deden Rumaji meminta pihak Rancaekek Trade Center (RTC) mempermudah para pedagang, yang sebelumnya berdagang di pasar Griya Al Masoem. Selain itu, pedagang juga dipersilahkan untuk jualan lebih dulu tanpa memikirkan uang muka penyewaan tempat.
"RTC harus mempermudah segalanya kepada pedagang. Kami akan mengawal, silakan jualan dulu lah, kalau belum ada uang muka tidak apa. Pedagang kan keluarga kita juga. Kami betul-betul memindahkan, dan tidak berpihak kepada RTC," katanya ketika ditemui di Masjid Al Fathu, Jumat (13/7) siang.
        Namun sayangnya tahun ke tahun pedangang yang berjualan di depan gedung mall semakin banyak dan membuat gedung terbengkalai akibat para penyewa memilih untuk memutuskan kontrak sewanya. Saat ini basement mall tersebut dijadikan sebagai tempat berjualan bahan pokok atau biasa kita sebut pasar. Dibalik kondisi ekonomi yang membaik karena memiliki lahan untuk berjualan, terdapat kondisi dimana faktor lingkungan diabaikan begitu saja, sehingga menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya.
       Selain buruknya kualitas udara yang dihirup pedagang maupun pembeli karena berada di tempat yang tertutup, pengolahan sampah yang kurang baik, serta tidak adanya sanitasi yang baik menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan oleh semua pihak. Bayangkan saja berapa banyaknya sampah yang dihasilkan dalam sehari, jika pengangkatan sampah hanya seminggu sekali maka akan terjadi penumpukan sampah yang dapat memicu munculnya penyakit. Belum lagi jika hujan lebat turun dengan sanitasi yang kurang baik, tentu saja akan mengakibatkan banjir dan sampah yang menumpuk otomatis terbawa banjir dan menyebabkan sumber penyakit menyebar.
       Untuk mengatasinya, selain penegakkan hukum, perlu memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Karena tuntutan ekonomi sering menjadi alasan bagi masyarakat mengabaikan usaha-usaha yang merusak lingkungan. "Pembangunan berkelanjutan akan terwujud, manakala adanya harmonisasi antara pembangunan ekonomi dengan peningkatan kelestarian lingkungan," pungkas Prof. Dr. Nasikh, S.E., M.P., M.Pd.
      Hubungan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan adalah hubungan yang mutlak dan keduanya saling memberikan dampak antara satu dengan lainnya. Pembangunan ekonomi yang tinggi dan ramah lingkungan akan menghasilkan kualitas lingkungan yang baik. Kualitas lingkungan yang baik ini nantinya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya dan akan memberikan dampak baik terhadap pembangunan ekonomi. Kegagalan dalam menjaga kelesrarian lingkungan akan menghasilkan biaya yang tinggi dan hilangnya sumber daya yang dibutuhkan, baik secara ekonomi maupun non ekonomi. Akan memerlukan biaya lebih untuk mengembalikan sumber daya yang hilang karena kerusakan dan degredasi lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H