Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pengamat Pendidikan

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. PENGAMAT PENDIDIKAN - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Media Sosial untuk Menyukseskan Pelaksanaan MPLS

20 Juli 2024   22:22 Diperbarui: 23 Juli 2024   07:14 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah periode penting bagi siswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. MPLS bertujuan memperkenalkan siswa pada budaya, norma, dan tata tertib sekolah, serta membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman baru. Namun, untuk mencapai tujuan ini, penting bagi sekolah untuk memastikan bahwa MPLS dilaksanakan dengan cara yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan anak.

Memahami Tujuan MPLS
Sebelum merancang kegiatan MPLS, penting untuk memahami tujuan utamanya. MPLS bukan hanya sekadar orientasi, tetapi juga momen penting untuk membangun fondasi yang kuat bagi siswa baru. Tujuan utama MPLS adalah membantu siswa mengenal lingkungan sekolah, membiasakan diri dengan jadwal dan kegiatan sekolah, serta mengenal guru dan staf. Selain itu, MPLS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Adaptasi ketrampilan sosial sangat prioritas bagi transisi anak dari SMP ke SMK.

Perencanaan yang matang adalah kunci untuk menyelenggarakan MPLS yang sukses. Sekolah perlu membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas pelaksanaan MPLS. Tim ini harus terdiri dari guru, staf, dan siswa lama/kelas atas yang terlatih untuk membimbing siswa baru khususnya untuk menemani masa transisi. Langkah pertama dalam perencanaan adalah menyusun jadwal kegiatan yang jelas dan terstruktur. Kegiatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan siswa tanpa membuat mereka merasa terbebani atau stres. Kebiasaan-kebiasaan di SMP seperti belajar sambil  bermain seperti anak-anak penting dilakukan pada fase adaptasi MPLS, sementara di SMK sistem belajarnya mulai mendekat cara orang dewasa.

Lingkungan yang inklusif adalah lingkungan yang menerima dan menghargai perbedaan. Sekolah harus memastikan bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan MPLS. Ini berarti memberikan perhatian khusus kepada siswa dengan kebutuhan khusus atau siswa yang mungkin menghadapi tantangan tertentu dalam beradaptasi. Membentuk kelompok yang beragam selama aktivitas MPLS dapat membantu menciptakan rasa kebersamaan dan menghargai perbedaan. Selain itu, para siswa juga perlu dipahamkan, bahwa segala tidak bullying dan kekerasan adalah dilarang, baik secara fisik, verbal, maupun digital. Anak-anak juga belajar saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lain sejak mereka pertama kali sekolah.

Melibatkan orang tua dalam MPLS dapat membantu memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga. Sekolah dapat mengadakan sesi pertemuan dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang kegiatan MPLS dan tujuan-tujuannya. Ini juga merupakan kesempatan bagi orang tua untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah dan staf pengajar. Melibatkan orang tua dapat memberikan rasa aman tambahan bagi siswa baru, karena mereka tahu bahwa orang tua mereka juga mendukung dan terlibat dalam proses adaptasi mereka. Apalagi adaptasi ini bertransformasi dari SMP ke SMK.

Anak-anak SMP sudah mulai terbiasa memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi dan mengabarkan informasi kegiatan mereka oleh sebab itu pada kegiatan MPLS di SMK anak-anak baru bisa ditugaskan mengupload berbagai kegiatan mereka di acara MPLS dengan menggunakan hastag tertentu dalam jumlah yang banyak sehingga bisa jadi ajang promosi sekolah di media sosisal seperti instagram.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat kenal dengan teman baru dari berbagai SMP lain yang sama-sama diterima di SMK.

2. Mempercepat kenal dengan kakak-kakak kelas saat mengajak berfoto bersama.

3. Mempercepat faham dengan fungsi dan lokasi berbagai ruang dan sarana di sekolah saat mencari lokasi yang bagus untuk berfoto bersama teman se angkatan atau dengan kakak kelas.

4. Mendokumentasikan kegiatan MLS.

5. Meningkatkan rasa percaya diri dan melatih berpose yang baik untuk difoto supaya lebih luwes saat berfoto.

6. Mendokumantasikan perjalanan diri sendiri dan keadaaan sekolah untuk dinikmati saat dewasa atau tua nanti.

7. Mendokumentasikan nama-nama dan wajah-wajah teman satu kelas atau satu sekolah yang sangat bermanfaat untuk berjejaring dalam berbisnis di masa depan.

8. Bekerja sama untuk berbagai tujuan masa kini dan masa depan.

Bagaimana dengan sekolah kamu?.

.

Buat anak" SMKN 50 Jakarta, ini link pre test. Kalo mau isi daftar hadir or absen silahkan klik disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun