Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asep Tukang Sol Sepatu Bisa Dipanggil secara Batin

14 Mei 2023   15:49 Diperbarui: 14 Mei 2023   16:01 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ada sepatu atau apapun yang perlu di sol, saya tak perlu memanggil, kirim WA atau menelpon ... cukup membayangkan wajah tukang sol mana yang diinginkan dalam hati atau secara bathin, maka siang atau sore hari dia akan datang, paling lambat besok, kecuali jika saya pulang ke rumah malam hari atau tak pulang karena ada tugas di luar kota.

Koq bisa? Tak tahu bagaimana bisa begitu, tapi itu terjadi berulang-ulang. Pernah satu ketika saya melihatnya tukang sol langganan melintas agak jauh dari rumah saat saya kembali dari luar kota, jaraknya sekitar 2 km padahal di dalam mobil ada sepatu yang harus diurus oleh tukang sol, karena arus lalulintas lancar dan kondisi lelah setelah perjalanan, saya tak bisa menyapa untuk memanggilnya, saat sedang menutup garasi tukang sol itu melintas di depan rumah saya seolah mendengar kata hati saya, dan terjadilah kesepakaan harga untuk langsung digarap perbaikan sepatu anggota keluarga saya.

Tiga puluh tahun kurang satu saya tinggal di lingkungan Cipinang Muara saya hafal ada 6 tukang sol sepatu langganan yang selalu keliling lewat depan rumah saya dengan gaya vokal khas masing".

Ternyata 6 tukang sol itu saling kenal satu sama lain bahkan beberapa dari mereka tinggal di rumah kontrakkan yang sama dan ada hubungan keluarga satu sama lain.

Baca-baca pengalaman konsumen sol sepatu saya selalu menanyakan hingga bersepakat soal harga sebelum sepatu, tas atau barang apapun dipegang tukang sol kecuali dengan tukang sol favorit saya ASEP JULI namanya karena Kang Asep begitu saya memanggilnya selalu memberi harga yang sesuai dengan tingkat kesulitan pengerjaan.

Pengerjaan sepatu, tas atau dompet hingga ember tempat sampah Kang Asep sangat memuaskan saya karena skill ngesolnya luar biasa. Ada yang khas dari beliau, yaitu selalu membawa hasil karya berupa kreasi dari kulit asli atau sintetis daur ulang kulit apa saja menjadi barang yang dibutuhkan seperti dompet, tas pinggang, topi koboi (seperti pada foto diatas), dsb.

Berkali-kali dia berganti topi, tas pinggang, dsb karena produk terdahulu sudah sold out dibeli oleh pelanggannya.

Asep menjalani profesi tukang sol sejak 2007 saat usianya masih remaja diajak ayahnya merantau dari Garut ke Jakarta hingga kini. Pengalamannya sudah segudang dari mulai yang lucu" hingga menegangkan.

Kadang saya menyuguhkan teh dan kudapan juga menemani dia bekerja sambil ngobrolin apa saja, cerita dia mencegat tukang sol komunitas lain yang menghancurkan harga di wilayah kerja dia hingga hampir baku hantam, dihipnotis di angkot saat mau pulang kampung, dibooking ibu" pelanggan seharian untuk kasih kursus kilat suaminya yang jadi reserse, tukang sol senior yang kini pesiun di kampung halaman sampai tentang "amleng" yang kini kesepian hingga dijual jadi barang rongsok, dsb.

Tulisan ini saya sudahi dulu karena putri saya memperlihatkan sepatu yang perlu sentuhan tukang sol. Saya mau membayangkan wajah Kang Asep, semoga dia datang sore ini untuk bikin bagus lagi sepatu putri saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun