Saat saya sedang sibuk, apalagi saya merasa jarang berkomunikasi dengan nomor itu, tetapi tiba-tiba pelaku meminta stransfer sejumlah uang, hal yang tak biasa buat orang Indonesia, saya tak merespon permintaannya.
Ketika ada waktu luang, saya ladeni percakapan dengan pelaku, seolah berempati dan ingin membantu mengatasi kesulitan pelaku dan akan menstransfer uang yang dia minta. Biasanya setelah berkali-kali saling balas pesan, saya bilang akan menelponnya.
Pernah, suatu ketika meminta saya menstransfer uang satu juta rupiah, saya berpura-pura akan menstransfer dan menelpon pelaku, saya bilang kalau biasanya transaksi kami minimal sepuluh juta rupiah, kenapa kali ini sangat sedikit?. Â Saya cuma ingin memberi kesan bahwa saya tak sadar akan ditipu, tapi umumnya mereka memberi kesan memang sedang butuh dana sedikit dan tak merubah nominal angka yang ditransfer, saya tak bertanya tentangf alamat rekening yang berbeda dengan nama relasi saya, tetapi saya bertanya alamat kantor cabang bank dimana dia membuka rekening yang diberikan kepada saya. Umumnya pelaku tak mau memberikan.
Akhirnya saya sering bilang pada pelaku bahwa saya akan membantu kesulitan dia jika sedang memerlukan uang dengan menstransfer jumlah yang lebih banyak dari yang dia minta, dengan syarat berikan foto KTP yang sesuai dengan nama dan alamat rekening serta melakukan video call dengan saya. Biasanya mereka menolak dan tak melanjutkan komunikasi dengan saya.
Tulisan ini terinspirasi dari kabar ada teman yang tertipu telah mentransfer 80 persen dari saldo di rekeningnya kepada pelaku peretas nomor whatsapp, jumlah yang tak sedikit di saat pagebluk ini, semoga kejadian macam ini tak menimpa diri kita. Anda punya cerita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H