Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pengamat Pendidikan

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. PENGAMAT PENDIDIKAN - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Study Tour Anak Sekolah Era Milenial

26 Agustus 2018   07:44 Diperbarui: 26 Agustus 2018   08:04 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/explore/tags/smkn50jakartameliputasiangames/

Study tour atau Pergi wisata anak sekolah berseragam dengan menggunakan bus rombongan, diantar ke beberapa tempat, kembali ke sekolah, menuliskan laporan di ketik, dicetak dan dikumpulkan kepada guru ... itu model study tour anak sekolah jadul (jaman dulu).

Anak-anak sekolah era milineal sudah sangat canggih, mereka bisa tahu tentang lokasi tujuan wisata yang akan dituju lewat google, termasuk route perjalanan, biaya, dsb.

Untuk jenjang Sekolah Dasar mungkin guru masih harus memandu, menyiapkan transportasi, konsumsi, dsb. Untuk pelajar sekolah lanjutan murid bisa study tour sendiri atau bersama teman sekolahnya, guru memberi target-target apa yang harus dicapai dari kegiatan study tour tersebut dan laporannya tak perlu dicetak karena penggunaan kertas harus dikurangi agar alam kita tetap hijau. Laporan study tour diunggah di blog murid, foto-foto di instagram dan video diunggah di youtube.

Berikut ini langkah-langkah guru ketika akan memberikan tugas study tour:

1. Pilih kompetensi-kompetensi pada materi pelajaran yang hendak dieksplorasi di lokasi study tour.

2. Pilih alternatif lokasi tujuan yang bisa dipilih murid sesuai kompetensi yang dipilih.

3. Sesuaikan tujuan study tour dengan berbagai faktor yang melekat pada murid misalnya umur, status sosial, kemampuan ekononi, dsb. Misalnya untuk anak sekolah SLTA di Jakarta yang kondisi ekonominya menengah ke atas, tujuan study tour ke Bali, Lombok dan Jogja bahkan ke luar negeri bisa memberi tantangan yang menggairahkan.

4. Manajemen waktu yang terencana. Tugas study tour sebaiknya diberikan sejak awal tahun ajaran dan penilaian dilakukan akhir semester atau akhir tahun ajaran. Murid jadi punya kesempatan untuk riset, memesan tiket, akomodasi, termasuk menabung biaya perjalanan dan lainnya.

5. Survey lokasi tujuan study tour, caranya bisa beragam; pengalaman guru yang pernah ke lokasi bisa jadi acuan, review di internet tentang objek wisata banyak ditulis traveler blogger atau review di google bisa jadi acuan guru, bahkan diskusi dengan murid bisa menambah pertimbangan target tujuan study tour.

6. Rencanakan dan rinci bentuk laporan akhir study tour, misalnya untuk tulisan di blog minimal berapa kata, disertai berapa foto, karakteristik foto pun harus dirinci, misalnya foto di perjalanan, di hotel atau di lokasi tertentu.

Laporan berbentuk foto atau video di instagram atau youtube harus dirinci dengan jelas jumlah foto atau video, karakteristik foto atau video, misalnya harus ada wajah murid pemilik akun pada foto dan video, tiket kereta, pesawat, suasana perjalanan, termasuk pencantuman hastag tertentu, dsb.

Jika guru menugaskan murid presentasi, rinci isi slide atau batang tubuh slide yang akan dipresentasikan.

Foto di atas adalah salah satu contoh model pelaksanaan study tour eksperimen saya sehubungan dengan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta.

Saya menugaskan murid untuk datang ke lokasi pertandingan sesuai selera atau pilihan mereka, kemudian melaporkan dengan 100 foto atau 20 video dari lokasi penyelenggaraan asian games dengan mencantumkan hastag #SMKN50JAKARTAMELIPUTASIANGAMES yang sudah mencapai lebih dari 4.000 karya murid berupa foto dan video saat artikel ini ditulis.

Menyenangkan mendengar cerita murid-murid memilih teman melakukan perjalanan, memilih alat transportasi, suasana perjalanan, dan suasana di lokasi, banyak foto dan video yang mendokumentasikan study tour mereka. Saya tak perlu menyiapkan bis untuk perjalanan, tak juga perlu menyiapkan konsumsi, sayapun tak perlu mengawal mereka  melakukan perjalanan dan di lokasi. 

Saya bisa menikmati asian games di cabang olahraga yang saya sukai bersama keluarga. Ada murid yang pergi ke lokasi bersama teman-teman se kelas, teman lain kelas, teman main di rumah atau dengan orang tuanya. 

Pengalaman memilih tujuan, menyiapkan budget, memilih mode transportasi, mendokumentasikan dsb akan menjadi pelajaran berharga dalam hidupnya. Hal itu akan meningkatkan kecakapan hidup merencanakan kegiatan, memilih teman, memilih lokasi tujuan, melaksanakan keputusan dan melaporkan kegiatan yang berujung pada pembentukan karakter unggul.

Anda punya ide lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun