Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekolah Susah Mencari Guru Berprestasi

28 Mei 2017   09:57 Diperbarui: 28 Mei 2017   10:14 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Prestasi adalah suatu pencapaian dari hasil kerja keras yang dilakukan secara berkelanjutan dalam sukacita, bahagia walau banyak yang menilainya "aneh"  dan tak biasa."

Pada suatu ketika, ada surat edaran dari Dinas Pendidikan Kabupaten berisi permintaan pengiriman nama peserta seleksi guru berprestasi (dulu Guru Teladan) tingkat Kabupaten, selanjutnya Kepala Sekolah memanggil beberapa guru yang dinominasikan untuk menjadi utusan sekolah dengan batas waktu pengiriman nama dua hari ke depan, inilah jawaban mereka;

Guru A: Mohon maaf Pak, Saya sudah terlalu sepuh untuk ikut kompetisi itu.

Guru B: Mohon maaf Pak, Saya sudah pernah ikut beberapa tahun yang lalu.

Guru C: Mohon maaf Pak, mendadak sekali, Saya tidak siap.

Guru D: Mohon maaf Pak, Saya masih golongan III A, yang senior masih banyak.

Guru E: Mohon maaf Pak, Saya merasa belum berprestasi.

Guru F: Mohon maaf Pak, Saya sudah pernah juara tingkat propinsi, yang lain saja.

Guru G: Mohon maaf Pak, terlalu banyak berkas harus disiapkan, Saya tak siap.

Guru H: Mohon maaf Pak, Saya fokus jadi panitia PPDB.

Guru I: Mohon maaf Pak, Saya sibuk kegiatan semesteran.

Guru J: Mohon maaf Pak, kalau hadiahnya umroh saya mau.

Guru K: Mohon maaf Pak, Saya cuma guru honor.

Guru L: Mohon maaf Pak, nilai kinerja saya rendah, yang tertinggi saja lebih baik.

Guru M: Mohon maaf Pak, Saya sering Bapak omelin, itu artinya Saya belum pantas.

Guru N: Mohon maaf Pak, Saya lelah karena baru selesai penataran selama seminggu.

Guru O: Mohon maaf Pak, Saya enggan melakukan perjalanan 6 jam ke kabupaten untuk ikut kegiatannya.

Maka, sekolah itu tak mengirim perwakilan untuk ikut seleksi guru berprestasi (gupres) tingkat kotamadya, seandainya;

- Sekolah mengadakan pemilihan guru berprestasi yang dinilai oleh guru, tata usaha, murid, perwakilan orang tua dan pengawas sekolah setiap tahun dengan hadiah yang pantas seperti umroh, wisata ke luar negeri, wisata ke raja ampat, sepeda motor, laptop, ipad, eksternal harddisk, maka yang terpilih secara otomatis mewakili sekolah untuk pemilihan gupres tingkat kotamadya. Sekolah bisa bekerja sama dengan sponsor, mitra atau alumni untuk membiayai kegiatan ini.

- Pemerintah memberi penghargaan yang pantas kepada juara gupres tingkat kecamatan, kotamadya, propinsi, hingga tingkat nasional, berupa rumah, pergi haji, umroh, wisata ke luar negeri, mobil, wisata ke raj ampat, sepeda motor, laptop, ipad, eksternal harddisk, dsb. Pemerintah bisa bekerja sama dengan sponsor, mitra atau alumni untuk membiayai kegiatan ini.

- Persyaratan peserta cukup dengan bukti file digital, tak perlu dicetak hingga membutuhkan biaya yang banyak, untuk konfirmasi keaslian dokumen bisa dilakukan saat wawancara.

- Standar penilaian gupres harus dibuat sedemikian rupa sehingga benar-benar mampu menghasilkan juara guru berprestasi yang memang benar-benar berprestasi, jangan hanya menjadi program rutin setiap tahun, jika prestasinya belum pantas diapresiasi tak perlu dipaksakan ada juara gupres, hal ini bisa jadi bahan instrospeksi tentang pembinaan guru yang sudah dilakukan dan rencana pembinaan guru ke depan agar dihasilkan buru-guru yang bermutu.

- Pemerintah perlu mencari cara dan mengubah citra agar guru terpacu mengikuti kompetisi gupres, seperti atlit olimpiade yang rela latihan bertahun-tahun untuk mengikuti kompetisi tingkat dunia, negara rela membiayai latihan atlitnya untuk bisa berprestasi di tingkat dunia ... bagaimana caranya agar seleksi gupres itu menjadi ajang terhormat bagi guru, sehingga sekolah rela membina gurunya untuk bisa membawa nama baik sekolah dan guru yang dipilih pun dengan suka cita dan bangga menerima tugas itu, dinas pendidikan hingga kementrian pasti memiliki tenaga ahli yang bisa merubah pencitraan kompetisi gupres jadi kegiatan terhormat dan diminati guru negeri ini.

<em>Apakah anda sudah pernah ikut seleksi gupres? apa pendapat anda tentang kegiatan itu?</em>

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun