Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membayangkan Sekolah Full Day tanpa Ujian Nasional

6 Desember 2016   10:55 Diperbarui: 6 Desember 2016   12:41 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari, murid datang ke sekolah dalam riang gembira, kegiatan diawali dengan olahraga senam aerobik diiringi musik gembira yang dipandu oleh aktifis kegiatan ekstra kurikuler senam aerobik yang sudah dilatih oleh profesional, berlanjut dengan sarapan pagi bersama, murid dan guru membersihkan diri mengganti pakaian olahraga dengan pakaian lain untuk belajar mengajar kecuali yang jadwalnya pelajaran olahraga. Murid belajar hingga waktu sholat dhuhur.

Di Masjid Sekolah aktifis Rohis yang piket sudah bersiap lebih dulu membereskan masjid, menyiapkan sound system, dsb. Murid yang menjadi petugas pemberi ceramah atau kuliah tujuh menit (kultum) sudah menyiapkan diri. Muadzin, iqomah dilakukan oleh murid, ada murid sebagai pembawa acara (MC) yang melaporkan kas masjid sekolah, info kegiatan Msjid, Rohis dan nama petugas kultum hari ini dan besok atau info lainnya.

Setelah sholat murid-murid dan guru menikmati makan siang di kantin atau bekal yang mereka bawa sendiri sambil mendengar musik lembut dari audio terpusat sekolah dengan penyiar atau host seorang murid yang bertugas bergantian setiap hari. Setelah itu mereka kembali belajar hingga waktu sholat ashar.

Di Masjid Sekolah aktifis Rohis yang piket sudah bersiap lebih dulu membereskan masjid, menyiapkan sound system, dsb. Murid yang menjadi petugas pemberi ceramah atau kuliah tujuh menit (kultum) sudah menyiapkan diri. Muadzin, iqomah dilakukan oleh murid, ada murid sebagai pembawa acara (MC) yang melaporkan kas masjid sekolah, info kegiatan Msjid, Rohis dan nama petugas kultum hari ini dan besok atau info lainnya.

Selesai sudah kegiatan belajar, selesai sholat semua murid berganti pakaian sesuai pilihan kegiatan ekstra kurikuler yang diminati, ada yang berbaju pencak silat, karate, futsal, bulu tangkis, penari, peneliti, juru masak, basket, renang, pilot (aeromodeling), marching band, dan berbagai kostum sesuai kegiatan yang diminati.

Kelas-kelas dan halaman sekolah meriah dengan atraksi dan interaksi kelompok-kelompok ekskul, apalagi ketika ekskul tertentu akan mengikuti kompetisi atau festival, latihan mereka jadi lebih serius dan lama mengejar target yang telah disepakati.

Matahari tenggelam, murid-murid mandi di sekolah berganti pakaian untuk bersiap shotat magrib bersama di masjid sekolah. Aktifis Rohis yang piket sudah bersiap lebih dulu membereskan masjid, menyiapkan sound system, dsb. Murid yang menjadi petugas pemberi ceramah atau kuliah tujuh menit (kultum) sudah menyiapkan diri. Muadzin, iqomah dilakukan oleh murid, ada murid sebagai pembawa acara (MC) yang melaporkan kas masjid sekolah, info kegiatan Msjid, Rohis dan nama petugas kultum hari ini dan besok atau info lainnya.

Murid-murid pulang dengan rasa senang, keringat di badan, sudah bersih berganti segar dan wangi setelah mandi di sekolah, tak perlu mengerjakan Pekerjaan rumah karena semua pekerjaan sudah diselesaikan di sekolah, tiba di rumah murid-murid bercengkerama denga orang tua dan adik kakak, hingga tiba saatnya beristirahat.

Sekolah harus memiliki sarana ibadah berupa masjid yang bisa menampung semua murid, kamar mandi harus cukup banyak untuk mempercepat murid membersihkan diri setelah berolahraga pagi dan melakukan kegiatan ekstra kurikuler sebelum sholat magrib.
Fasilitas makan siang, ketersidaan menu di kantin dan sarana lainnya harus mendukung semua kegiatan siswa sepanjang hari di sekolah.

Bayangkan, semua murid di sekolah berpartisipasi sebagai pemandu atau instruktur senam, menyiapkan dan jadi pelaksana sholat tiga kali sehari di sekolah yang jumlahnya bisa lebih dari sepuluh orang murid setiap hari, buat sekolah yang manganut agama berbeda bisa menyesuaikan dengan ritual atau cara ibadahnya masing-masing, belasan murid yang mengoperasikan radio sekolah dengan musik pilihan saat jam istirahat. Semua murid terlibat kegiatan ekstra kurikuler yang wajib diikuti murid setiap hari.

Dinas Pendidikan atau Pemerintah Daerah harus menyelenggarakan kompetisi berbagai kegiatan yang bisa menyalurkan aktifis ekskul di sekolah untuk uji kebolehan atau mengukur kemampuan hasil latihan di sekolah, hal ini bisa memunculkan anak-anak negeri yang berbakat untuk banyak cabang olahraga yang bisa dibina menjadi atlit nasional berbagai cabang olahraga hingga juara olimpiade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun